RADARDEPOK.COM-Walikota dan Wakil Walikota Depok terpilih periode 2025-2030, Supian Suri dan Chandra Rahmansyah (Supian-Chandra) meraih perolehan suara tertingggi di Kecamatan Sukmajaya, walaupun jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) di wilayah tersebut bukanlah yang tertinggi di Kota Depok.
Di Kecamatan Sukmajaya, pasangan Supian-Chandra memperoleh 59.450 suara, atau mengungguli lawannya Imam Budi Hartono dan Ririn Farabi Arafiq (Imam-Ririn) dengan raihan 45.050 suara.
Merepson hal itu, Anggota DPRD Kota Depok dari Dapil Sukmajaya, Turiman mengungkapkan, raihan suara terbanyak di tingkat kecamatan itu tentunya dibarengi dengan berbagai strategi.
Salah satunya, kata Turiman, Tim Pemenangan Supian-Chandra Kecamatan Sukmajaya membentuk Tim Khusus di setiap Tempat Pemungutan Suara (TPS).
"Setiap TPS di Kecamatan Sukmajaya itu kita punya tim khusus. Jadi di setiap TPS ada tiga orang, satu orang ditugaskan sebagai saksi, sedangkan dua orang lainnya sebagai tim khusus," jelas Turiman kepada Radar Depok, Rabu (4/12).
Menurut Turiman, tim khusus itu memiliki tugas untuk mengenalkan sosok Supian Suri dan Chandra Rahmansyah kepada calon pemilih di TPS masing-masing.
"Mereka bertugas mengenalkan kepada masyarakat sosok Supian Suri dan Chandra Rahmansyah. Dalam menjalankan tugas ini, tentunya tim khusus itu mengacu pada ketentuan kampanye," beber Turiman.
Di samping itu, Turiman memastikan, terdapat empat unsur yang kunci kemenangan Supian Suri dan Chandra Rahmansyah di Kecamatan Sukmajaya pada perhelatan Pilkada Depok 2024.
"Pilar pertama adalah soliditas 12 partai koalisi yang mendukung pasangan tersebut. Konsistensi dan kerja sama antarpartai menciptakan langkah strategis yang terkoordinasi dengan baik," kata Turiman.
Politisi Gerindra Depok itu menerangkan, unsur kedua adalah figur Supian Suri dan Chandra Rahmansyah yang dikenal luas masyarakat. Lain dari itu, antusiasme masyarakat Sukmajaya yang menginginkan perubahan di Kota Depok.
“Masyarakat sangat bersemangat untuk melihat pergantian kepemimpinan,” ujar Turiman.
Unsur selanjutnya, kata Turiman, kehadiran relawan-relawan independen yang muncul dari berbagai komunitas seperti relawan Bolone SS yang dipimpin Yopi Setya Budi.