politik

Hanif Puji Lulusan Pesantren

Selasa, 18 April 2017 | 07:40 WIB
  AKRAB: Menteri Tenaga Kerja, Hanif Dakhiri dan Ketua DPC PKB Kota Depok, Slamet Riyadi saat menghadiri Harla Pondok Pesantren Ass- Saadah, Kelurahan Bojong Pondok Terong, Cipayung, Minggu (16/4). Foto: Irwan /Radar Depok RADAR DEPOK.COM - Menteri Tenaga Kerja, M Hanif Dakhiri memuji lulusan pondok pesantren, yang dinilai memiliki potensi besar untuk bisa bersaing dalam dunia kerja. Bahkan, kata dia, dalam mengisi kekurangan keahlian bidang-bidang pekerjaan. Sebab, pesantren telah memiliki modal tersendiri dalam mencetak lulusannya yang berkarakter dan berintegritas. "Justru pesantren itu sangat besar potensinya dalam mengisi kebutuhan kekurangan tenaga kerja. Sebab, salah satu kekuatan tenaga kerja saat ini adalah pada soft skill. Pesantren telah menjalankan itu melalui proses pendidikan karakter, budi pekerti dan lainnya,” ungkap Dakhiri disela Harla Pondok Pesantren As- Saadah, Kelurahan Bojong Pondok Terong, Cipayung, Minggu (16/4). Lanjutnya, di pesantren pun juga diberikan nilai tambah, dengan  melalui peningkatan kompetensi. Misalnya, dalam pendidikan pesantren itu diberikan pelatihan kerja, berbahasa asing, IT dan banyak lagi. Jadi, tidak diragukan lagi para lulusan pesantren ini siap bekerja dan bersaing. “Pesantren itu sudah lakukan semuanya dan saat ini hanya perlu di masifkan lagi," ujar Politisi PKB itu. Peluang lulusan pesantren ini, tambah dia,  yang tepat untuk mengisi lapangan pekerjaan dan dari segi inverstasi harus dinamis dengan melihat pasar kerja. Lalu ia menjelaskan, dinamika pasar kerja berjalan secara dinamis yaitu ada pekerjaan yang hilang dan pekerjan baru yang muncul. Contohnya, dulu masyarakat menggunakan surat tulisan untuk menyampaikan pesan kepada orang lain. Tapi, sekarang perkembangan teknologi saat ini sudah ada SMS, WA, Facebook atau media sosial,  semuanya berubah. Sehingga, kebutuhan untuk surat sedikit dan pekerjaan itu berkurang. Disisi lain,  juga adanya perkembangan teknologi maka banyak dibutuhkan tenaga yang ahli dalam IT. "Pesantren harus bisa melihat dinamika pasar. Sebab, ada pekerjaan lama yang hilang dan pekerjaan baru yang muncul," paparnya. Terkait persaingan global, lanjut dia menambahkan, dalam mengisi kebutuhan lowongan pekerjaan adalah bagaimana pesantren meningkatkan sumber daya manusia, hal itu untuk mengantisipasi perkembangan pasar tanpa hilangnya jati diri. "Pendidikan pesantren memiliki itu semuanya, tanpa menghilangkan jati dirinya yang sudah menjadi ciri khas dan kekuatan," bebernya. Hanif yang sebagai Mentri Tenaga Kerja ini, mengungkapkan bahwa kebutuhan tenaga kerja terampil di Indonesia yang mencapai 113 juta pada tahun 2030. Hal itu berdasarkan hasil riset McKinsley Global Institute (MGI) yang diolah dari data Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2016 laly. Dimana kata dia, Indonesia memiliki potensi menjadi negara ekonomi ke-7 terbesar di dunia pada tahun 2030 mendatang. “Hasil riset Badan Perencanaan dan Pengembangan Kementerian Ketenagakerjaan yang diolah dari data BPS pada tahun 2015 menunjukkan jumlah tenaga kerja terampil yang dimiliki Indonesia saat ini baru 57 juta orang,” ungkapnya. Ketua DPC PKB Kota Depok, Slamet Riyadi mengatakan, potensi lulusan pesantren memang tidak bisa dipandang sebelah mata. Sebab, sudah banyak tokoh di negara ini banyak yang lulusan pondok pesantren. Sebab, di dunia pendidikan pondok pesantren itu didik untuk mandiri, artinya belajar berdiri diatas kaki sendiri. “Saya yakin, anak–anak lulusan dari pesantren bisa memajukan bangsa ini,” ungkap Slamet. (irw)

Tags

Terkini