RICKY/RADAR DEPOK UNIK: Punggawa Panwaslu Kota Depok kompak memakai tutup kepala saat mengadakan tes wawancara di Sekretariat Panwaslu, di Graha Kartini Jalan Raya Citayam, Kelurahan Ratujaya, Cipayung.Sejak tahapan seleksi pembentukan Panitia Pengawas Kecamatan (Panwascam), nampak ada yang berbeda dari penampilan komisioner Panwaslu Kota Depok. Apa itu?Laporan: RICKY JULIANSYAH
Bagi organisasi, khususnya partai politik dan segala hal yang berkaitan dengan kepemiluan di Kota Depok, tentunya sudah tidak asing lagi bagi tiga nama orang-orang ini.
Dede Slamet Permana yang saat ini menjabat sebagai Ketua Panwaslu Kota Depok, kemudian Andriansyah dan Elyas Tanta Ginting, keduanya menjadi anggota Panwaslu Kota Depok, setelah melalui tahapan seleksi dan dilantik pada 25 Agustus 2017.
Diketahui, untuk Jawa Barat pada 2018 memang akan menggelar pesta demokrasi, yakni pemilihan gubernur dan wakil gubernur, serta Pilkada serentak di 16 kota/kabupaten di Jawa Barat. Karena, Kota Depok baru menyelenggarakan Pilkada pada 2015 lalu, jadi tidak melaksanakan Pilkada, tapi hanya Pilgub saja.
Kembali ke topik pembicaraan, dari ketiga komisioner Panwaslu Kota Depok ini sedikit berbeda dengan penampilan dari sebelum-sebelumnya. Saat melihat sesi tes wawancara tertulis, mereka kompak menggunakan tutup pala atau iket kepala batik.
Malahan, dijeda waktu istirahat, ketiganya mau mengabadikan momen menggunakan ikat kepala, tanpa ada satu pun yang melepasnya.
Menurut Dede, tutup pala tersebut dipakai memang secara kebetulan, dimana pada 8 Oktober kemarin, salah seorang komisioner Panwaslu Kota Depok, yakni Andriansyah melepas masa lajangnya dengan gadis dari Cirebon.
"Kebetulan aja beli pas pulang kondangan bang Andriansyah, terus dipake pas pembukaan tes tulis eh keterusan," papar Dede.
Meski Radar Depok sudah memberikan ucapan ke Andriansyah secara langsung. Boleh dong, melalui tulisan ini sekali lagi mengucapkan selamat menempuh hidup baru, semoga menjadi keluarga sakinah mawadah warohmah.
Di Jawa Barat Sendiri, khususnya masyarakat sunda, tutup kepala yang dibuat dari kain, dikenal dengan sebutan iket, totopong atau udeng. Semuanya adalah pelindung keppala yang berfungsi sebagai kelengkapan busana.
Sedikit menilik ke wikippedia, Radar Depok menemukan tutup kepala yang hampir mirip dengan yang dikenakan para komisioner Panwaslu Kota Depok. Di sana didapati nama Parekos Jengkol.
Menurut Dede, menggunakan tutup pala ini ingin memberikan nuansa baru bagi komisioner Panwaslu Kota Depok dan agar terlihat unik. Tentunya, juga sebagai wujud kecintaan dan bangga menggunakan pakaian adat daerah.
"Biar unik dan memberikan suasana segar aja pake iket kepala batik," terang Dede.
Kendati demikian, lanjut Dede, apa yang mereka lakukan memang murni spontanitas, tanpa bermaksud atau kecenderungan terhadap kepentingan politis apapun. "Tidak ada unsur politis, ini murni spontanitas," kata Dede.
Hal ini, sambung Dede, juga sebagai bukti bahwa Panwaslu Kota Depok kompak, dan bertekad mewujudkan pemilu yang jujur dan adil, sebagaimana diamanahkan dalam undang-undang.
"Muaranya ya tetap saja, kami ingin Pemilu yang aman, taat aturan sebagai mana yang telah diamanahkan undang-undang," ucap Dede. (*)