politik

Ribuan Warga Nahdliyin Dengarkan Pencerahan dari Gus Mus

Selasa, 30 Januari 2018 | 08:42 WIB
RICKY/RADAR DEPOK
RELIGIUS : Gus Muh saat mengisi tausiyah dalam rangkaian acara Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, Haul Gus Dur dan Harlah NU ke-92 di YPI Ar-Ridho, Cilodong.

Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PC NU) Kota Depok mengadakan rangkaian kegiatan Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, Haul Gus Dur dan Harlah NU ke-92 di YPI Ar-Ridho, Cilodong yang dihadiri ribuan warga Nahdliyin 

LAPORAN : Ricky Juliansyah

  Ribuan warga nahdliyin terbius dengan tausyiyah yang disampaikan KH. Mustofa Bisri yang biasa disapa dengan Gus Mus. Kegiatan yang diselenggarakan oleh PC NU Kota Depok dalam rangkaian acara Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, Haul Gus Dur dan Harlah NU ke-92 di YPI Ar-Ridho, Cilodong. "Alhamdulillah kita menghadirkan Gus Mus dan dihadiri ribuan warga nahdliyin. Kehadiran beliau sudah ditunggu-tunggu, jadi sampai akhir acara larut malam jamaah tetap setia mendengarkan tausiyahnya,"ujar Ketua PC NU Kota Depok. Raden Salamun Adiningrat. Menurutnya, rangkaian kegiatan dimulai dengan semaan Al-Qur'an (baca Al-Qur'an 30 juz tanpa melihat teks-red) oleh Jam'iyyatul Qurro' Wal Huffadz Kota Depok. Acara juga dimeriahkan pawai yang diikuti para santri dan pelajar Depok. "Acara berjalan penuh khidmat dengan dimulai pembacaan Yasin, tahlil dan Maulid. Selain itu, semakin lengkap dan berkah dengan tausiyah dari KH. Masdar F. Masudi," terangnya. Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin, Leteh, Rembang dan menjadi Rais Syuriah PBNU yang akrab disapa Gus Mus mengungkapkan, seorang kyai memandang umat penuh dengan kasih. Dirinya menilai, seorang Ulama dan Kiyai dahulu dalam menuliskan argumentasi dapat dipertanggungjawabkan secara akademik serta moral sampai di akhirat. "Ulama dan kyai dahulu dalam menyampaikan dakwahnya tidak banyak mengeluarkan dalil. Saat menyampaikan dalil, sumbernya jelas seperti dari Gurunya dan seterusnya sampai pada Rasulullah. Ini kan berbeda dengan sekarang, tanpa menyampaikan sumbernya dengan jelas," paparnya. Ia menambahkan, seorang Kyai adalah orang yang dihormati masyarat karena akhlaknya. Terlebih lagi, lanjutnya, seorang Kiyai melihat umatnya dengan pandangan kasih sayang. "Kiyai itu harus bisa bersifat lemah lembut. Selain itu, kyai siap menanggung derita tapi tidak kuat melihat derita ummatnya. Kyai mesti marifatullah (mengenal Allah-red). Kalau mencintai seseorang maka harus mengenalnya lebih dekat dulu. Sama halnya dengan Allah, juga harus mengetahui dan mengenalnya lebih dekat,"jelasnya. Dikatakannya, sesama orang mukmin adalah bolo atau saudara. Jadi, lanjutnya, tidak mungkin ada permusuhan apalagi saling membunuh. "Tidak mungkin, yang namanya saudara menyerang saudaranya sendiri. Seperti pada saat perang di Irak, Amerika mengebom Inggris padahal sekutunya. Amerika akhirnya minta maaf pada Inggris dan mengaku salah sasaran. Ini juga berlaku sesama orang mukmin adalah saudara, jadi tidak ada saling menyerang dan memusuhi," ucap Gus Mus. (*)

Tags

Terkini