RICKY/RADAR DEPOK LESTARIKAN BUDAYA: Dekan FEB UP bersama Walikota Jaksel, Ketua Umum LKB dan tamu undangan berfoto usai penandatangan Nota Kesepahaman dengan FEB UP di Aula FEB Kampus up Srengseng Sawah Jakarta Selatan.
Program FEB Universitas Pancasila Lestarikan Budaya
Sebagai Sumbangsih Universitas Pancasila terhadap pelestarian budaya, Rabu (20/2), Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Pancasila (UP) bersama Lembaga Kebudayaan Betawi (LKB) menandatangani nota kesepahaman di di Aula FEB Kampus UP Srengseng Sawah, Jakarta Selatan.
Laporan : Ricky Juliansyah
Penandatanganan disaksikan oleh Walikota Jakarta Selatan, Marullah Matali. Nota kesepahaman tersebut menjadi sumbangsih kampus yang terletak di bilangan Srengseng Sawah itu untuk ikut dalam barisan LKB untuk melestarikan budaya Betawi di tengah arus modernisasi.
Usai penandatanganan MoU, pihak FEB UP pun menggelar lokakarya bertajuk 'Pengelolaan Usaha Sanggar Budaya Betawi yang menampilkan pembicara dari FEB Universitas Pancasila. Selain itu Kelar-kelir Sejarah dan Budaya Betawiyang dibawakan budayawan Betawi Yahya Andi Saputra.
Ketua Umum LKB H Beky Mardani mengapresiasi dan menyambut baik FEB Pancasila mendorong pelestarian budaya Betawi. "Apalagi ini kampus yang tidak asing bagi orang Betawi. Mengingatkan kita pada sinetron populer, sinetron terpanjang yang pernah ditayangkan di televisi, Si Doel Anak Sekolahan," kata H Beky.
Dekan FEB Universitas Pancasila Sri Widyastuti mengaku selalu minta anak didiknya untuk memperkenalkan seni budaya Betawi di segala kesempatan, khususnya jika tampil di luar negeri. Pihaknya pun juga mengadakan penelitian dan pengabdian masyarakat di kantong-kantong masyarakat Betawi, seperti Setu Babakan.
"Pokoknya generasi milenial harus kenal dengan budaya Betawi," yang disambut tepuk tangan hadirin yang sebagian besar mahasiswa, dosen dan warga di sekitar kampus," katanya. Sri Widyastuti.
Walikota Jakarta Selatan Marullah Matali mengatakan MoU itu sebagai sesuatu yang luar biasa. Sebab, ada dua lembaga besar bersatu tekad mempertahankan budaya Betawi.
“Karena LKB adalah benteng Betawi yang kokoh. Bukan hanya di Jakarta, tapi juga di Indonesia. Saya lebih suka menggunakan kata mempertahankan dan membangga-banggakan daripada melestarikan yang menimbulkan kesan hampir punah,” kata Walikota. (*)