politik

Isi Pembangunan dengan Semangat Nasionalis

Selasa, 12 November 2019 | 09:28 WIB
Anggota Fraksi PKS DPRD Kota Depok, Imam Musanto   RADARDEPOK.COM, DEPOK – Politikus PKS Kota Depok, Imam Musanto menilai sosok pahlawan adalah orang yang ikhlas berkorban tenaga, harta, pikiran jiwa, dan raganya demi sebuah perjuangan yang mereka yakini kebenarannya. Anggota Komisi A DPRD Kota Depok ini menguraikan, di era perjuangan melawan penjajah, para pahlawan berkorban dengan rasa ikhlas. Tanpa memikirkan imbal balik. “Tujuannya satu, kemerdekaan bagi bangsa Indonesia," kata Imam Musanto kepada Radar Depok. Selanjutnya, sambung Bang Dosen -sapaan akrab dari Radar Depok- di era kemerdekaan saat ini, generasi muda saat ini harus bisa memaknai perjuangan pahlawan dengan mengisi pembangunan berlandaskan semangat nasionalis, patriotisme serta keikhlasan memajukan bangsa Indonesia. "Tidak enak hidup dijajah di bawah kendali dan tekanan orang dan bangsa lain. Makanya, bangsa Indonesia harus berkembang dan maju agar setara dengan negara lain," tegasnya. Tentunya, lanjut Bang Dosen, perjuangan pahlawan dahulu berbeda dengan saat ini. Bahkan, mereka memiliki pilihan sulit, yakni ingin hidup seadanya dan dengan keterbatasan, tapi merdeka atau hidup dengan bergelimang harta, tapi tidak memiliki marwah serta harga diri sebagai bangsa yang merdeka. "Untuk kita, mereka berlinang air mata, peras keringat banting tulang, bergenang darah merenggang nyawa, demi harga diri dan kemerdekaan," tutur Bang Dosen. Menurut Imam, pantas kiranya pahlawan dalam Islam disebut dengan mujahid, yaitu orang yang bersungguh-sungguh, dan bentuknya adalah Jihad. Sebab, seorang mujahid bersungguh mengorbankan apa saja untuk sebuah perjuangan dan kemerdekaan. “Jangan memaknai sempit arti jihad, apalagi dikaitkan dengan teroris. Kalimat jihad ini yang dikumandangkan  para ulama untuk menggerakkan patriotisme masyarakat untuk angkat senjata mengusir penjajah dari negeri kita," paparnya. Bagi generasi muda, terlebih kaum milenial maknai kepahlawanan dengan bersungguh-sungguh mempertahankan kedaulatan negara, jangan sampai terkoyak oleh fanatisme sempit tentang sebuah perjuangan, serta fanatisme terhadap golongan dan faham tertentu, terlebih budaya luar yang bertolak belakang dengan budaya Indonesia. "Generasi muda harus mampu menunjukan jadi diri, kita merupakan bangsa besar, yang tidak melupakan jasa para pendahulu dan pahlawan. Generasi muda harus mampu menunjukan prestasi dan tidak kalah dengan bangsa lain," tutupnya. (rd)   Jurnalis : Ricky Juliansyah Editor : Pebri Mulya

Tags

Terkini