BANTUAN : Sekjen DPD Partai Gerindra Jabar, Abdul Harris Bobihoe saat menyerahkan bantuan di Kota Bekasi beberapa waktu lalu. FOTO : RICKY/RADAR DEPOKRADARDEPOK.COM, DEPOK – Meski menuai pro kontra. Pemerintah tetap menyiapkan skenario era normal baru atau new normal. Hal ini dilakukan sambil terus menekan penyebaran wabah Covid-19 (Virus Korona). Diharapkan aktivitas bisnis bisa tetap berjalan, sehingga laju perekonomian bisa terus bergerak.
Anggota Komisi III DPRD Jawa Barat, Abdul Harris Bobihoe mengungkapkan, penerapan new normal masih menimbulkan pro kontra hingga saat ini. Pasalnya, scenario ini diharapkan bisa memulihkan ekonomi, justru dikhawatirkan jadi bumerang atau kontraproduktif,termasuk bagi UMKM.
“Ada yang pro dan ada yang kontra, seperti dua sisi mata uang,” kata politikus Gerindra itu kepada Radar Depok, Rabu (3/6) .
Ia menerangkan, pemerintah siap menerapkan skenario new normal dengan menjalankan tingkat kedisiplinan kesehatan tinggi agar aman dari Covid-19 dan produktivitas bisa terjaga yang berujung pada jalannya roda perekonomian
“Ini dilakukan agar roda perekonomian terus berjalan, setelah adanya pelambatan saat penerapan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar),” terang Harris –sapaannya-.
Sebab, Harris kembali menerangkan, saat krisis ekonomi melanda Indonesia tahun 1998, UMKM dapat bertahan dan terbukti mampu membangkitkan semangat serta optimisme sendi-sendi ekonomi Indonesia.
“New normal bakal mendorong kembali pergerakan ekonomi di masyarakat. Sehingga saya optimistis, cepat atau lambat ekonomi UMKM akan pulih kembali seperti sebelum adanya Covid-19. Tapi, proses pemuliha UMKM tergantung kondisi keuangan dan strategi bisnis mereka,” tutur Harris.
Sehingga, lanjut Harris, pemerintah harus terus memberikan dukungan kepada pelaku UMKM, seperti bantuan permodalan, penghapusan pajak hingga dapat memperpanjang restrukturisasi utang kepada UMKM.
“Restrukturisasi yang diberikan pemerintah ke UMKM selama ini berbentuk pengurangan bunga hingga penundaan pembayaran cicilan,” katanya.
Sementara, sambung Harris, di satu sisi penerapan new normal akan sangat memberi ruang gerak yang baik bagi dunia usaha, karena aktifitas usaha yang perlahan akan kembali ke kondisi normal. Namun, akan sulit pada sisi kesehatan pada saat vaksin Covid-19 ini belum ditemukan.
“Kondisi ini dikhawatirkan akan muncul kluster-kluster penularan baru, jika tidak benar-benar disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan,” tegasnya.
Sehingga Harris menambahkan, ketika akan mengangkat perekonomian pada masa ini, seharusnya dipikirkan dulu tentang kesehatan, tidak hanya sekedar protokol kesehatan di tempat kerja dan social distancing.
“Protokol new normal dunia usaha jangan sampai hanya sekedar aturan di atas kertas, seperti harus cuci tangan, jam lembur dibatasi dan menyiapkan vitamin bagi karyawan. tapi harus benar-benar diawasi,” pungkasnya. (rd/cky)Jurnalis : Ricky JuliansyahEditor : Pebri Mulya