politik

Novi Bela Imam, Politik Harusnya Perang Gagasan

Jumat, 11 September 2020 | 14:16 WIB
KONSOLIDASI : Novi Anggriani Munadi saat rapat dengan tim nya di Kecamatan Pancoranmas. FOTO : ISTIMEWA   RADARDEPOK.COM, DEPOK - Baru saja selesai tahapan pendaftaran calon walikota dan wakil walikota, Pilkada Depok 2020 sudah mulai memanas, yakni polemik yang terjadi antara Imam Budi Hartono (IBH) dan Afifah Alia. Salah satu masyarakat Kota Depok, Novi Anggriani Munadi ikut berkomentar perihal polemik yang terjadi antara IBH dengan kubu rival. Novi mengaku sama sekali tidak mempercayai jika IBH mengeluarkan ucapan tak senonoh seperti itu. Dia bahkan berani bersumpah, tuduhan yang dilayangkan kepada IBH tidak mendasar. Mantan politisi PDI Perjuangan yang kini berpaling mendukung calon dari PKS itu mengaku kesopanan IBH adalah alasan mengapa dirinya bersedia menjadi relawan pendukung Idris-Imam. "Justru itu, saya mendukung pak Imam Budi Hartono karena dia sopan. Beberapa kali saya bertemu, belum pernah tuh saya melihat matanya jelalatan," paparnya. Novi ikut berkomentar terkait peristiwa yang dia katakan merugikan kedua belah pihak. Bagi dia, kompetisi politik sudah seharusnya diisi dengan perang gagasan. "Harusnya kan beradu gagasan, program dan visi misi mensejahterakan masyarakat, juga membuat strategi kemenangan dengan cara yang elegan," imbuhnya. Wanita berambut pirang itu menyebut IBH di matanya adalah sosok yang menghargai perempuan. "Jadi kesimpulannya saya tidak percaya pak Imam melakukan hal itu," pungkasnya. KONSOLIDASI : Novi Anggriani Munadi saat rapat dengan tim nya di Kecamatan Pancoranmas. FOTO : ISTIMEWA   Sementara, Ketua DPC PPP Kota Depok, Qonita Lutfiyah mengajak kontestan Pilkada agar mengedepankan politik santun. Ia menyebut, ajang pesta demokrasi merupakan bagian pembelajaran politik bagi seluruh lapisan masyarakat. Hal itu disebutkan Qonita untuk menghindari adanya sistem Black Campaign (kampanye hitam), ujaran kebencian, terlebih membawa isu SARA. Dirinya selalu mengingatkan, pesta demokrasi adalah waktu yang tepat untuk menuangkan ide-ide dan gagasan, dimana semua bertujuan dikembalikan kepada masyarakat. "Mari kita kedepankan politik santun dalam ajang pilkada ini. Mulai dari komunikasi, sikap, strategi dan lainnya menjadi perhatian," ujar Qonita ketika ditemui di Bojongsari. Wanita yang juga putri dari ulama besar KH Syukron Makmun ini menjelaskan bahwa media sosial saat ini bisa menjadi senjata dalam memaprakan program dan gagasan, terutama ditengah Pandemi Covid-19 yang menyebabkan gagasan dimuka umum dilarang. "Tapi perlu diingat, medsos saat pesta demokrasi bak pedang bermata dua. Salah menggunakan, bisa jadi bumerang kan," ujar Qonita. Qonita mengungkapkan, masyarakat saat ini lebih realistis dan paham dengan politik. Dengan kata lain, lanjutnya, mereka tidak mudah tergiur dengan beragam janji politik, apalagi termakan isu politik. Menurutnya, masyarakat lebih peduli dengan hal yang nyata dan terukur dibandingkan dengan janji angin surga. "Mari kita buka lembaran baru, dengan menjadikan budaya politik santun di Depok. Panggung politik kita gunakan untuk berkompetisi secara sehat, rival politik sebagai kawan seperjuangan dalam demokrasi," tegasnya. KONSOLIDASI : Novi Anggriani Munadi saat rapat dengan tim nya di Kecamatan Pancoranmas. FOTO : ISTIMEWA   Dia mengutarakan dengan menjunjung tinggi etika politik dan persaingan sehat, diharapkan Pilkada Kota Depok tahun ini dapat berjalan lancar dan dapat membangun Kota Depok lebih baik lagi," tandasnya. (rd/cky)   Jurnalis : Ricky Juliansyah Editor : Pebri Mulya

Tags

Terkini