politik

Politikus PKS Desak Pemerintah Kendalikan dan Awasi Penyediaan Pertalite

Rabu, 6 April 2022 | 08:30 WIB
Politikus PKS yang juga Pemerhati Perempuan dan Anak, Novi Anggriani. Istimewa

RADARDEPOK.COM, DEPOK – Politikus PKS, Novi Anggriani mendesak Pemerintah untuk mengendalikan dan mengawasi penyediaan dan distribusi BBM jenis Pertalite ini dengan baik. Permintaan ini juga ditujukan Pemerhati Perempuan dan Anak ini kepada Pertamina dan BPH Migas.


Diketahui, per 1 April pemerintah menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) non-subsidi jenis bensin Pertamax (RON 92) menjadi Rp 12.500-Rp 13.000 per liter.


“Naiknya harga Pertamax tidak hanya berimbas kepada kenaikan harga kebutuhan pokok, tapi juga membuat orang yang sebelumnya menggunakan Pertamax beralih ke Pertalite,” kata Novi Anggriani kepada Radar Depok.


Dari sini, sambung Novi Anggriani, akan mempengaruhi konsumsi Pertalite. Sehingga, di beberapa daerah stok Pertalite kosong, akibatnya mau tidak mau pengendara terpaksa menggunakan Pertamax yang harganya sudah mencapai Rp 13.000 per liter.


“Kita tidak bisa menyalahkan mereka yang biasa menggunakan Pertamax, kemudian beralih ke Pertalite, karena memang harganya sudah tinggi. Tapi, bagaimana masyarakat yang berpenghasilan pas-pasan, yang sedari awal menggunakan Pertalite, jika kosong (Pertalite), mereka terpaksa menggunakan Pertamax,” sambung Novi Anggriani.


Hal ini, kata dia, jelas membuat pengeluaran masyarakat menjadi bertambah. Sehingga, Novi Anggriani mendesak pemerintah untuk mencukupi stok Pertalite di tiap SPBU dan jangan sampai kosong.


“Sudah banyak informasi bahwa Pertalite kosong di SPBU. Kejadian ini menjadi bukti bahwasanya pemerintah selalu terburu-buru mengambil keputusan untuk menaikan harga BBM,” geram Novi Anggriani.


Dia pun meminta agar pemerintah dapat menekan kenaikan harga kebutuhan pangan, sebagai imbas dari kenaikan harga BBM, khususnya di saat umat muslim sedang menjalankan ibadah puasa di Bulan Ramadan.


“Umat muslim yang seharusnya khusyuk untuk menjalankan puasa, malah terbebani dengan kenaikan sejumlah komuditi pangan, pemerintah harus turun dan mengendalikan hal ini. Sebab, jelang Idul Fitri, harga akan lebih melambung tinggi,” pungkas Novi Anggriani. (cky)


Editor : Ricky Juliansyah

Tags

Terkini