RADARDEPOK.COM, DEPOK – Ketua Komisi V DPRD Jawa Barat, Abdul Harris Bobihoe meminta dukungan kepada seluruh stakeholder untuk menekan angka stunting.
Menurut World Health Organization (WHO), stunting adalah gangguan perkembangan pada anak yang disebabkan oleh gizi buruk, infeksi yang berulang, dan simulasi psikososial yang tidak memadai. Apabila seorang anak memiliki tinggi badan lebih dari -2 standar deviasi median pertumbuhan anak yang telah ditetapkan oleh WHO, maka ia dikatakan mengalami stunting.
Abdul Harris Bobihoe menerangkan, masalah stunting di Indonesia adalah ancaman serius yang memerlukan penanganan yang tepat. Sebab, wakil rakyat dari Dapil Jabar 8 (Kota Depok-Kota Bekasi) ini, berdasarkan data Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) tahun 2021, prevalensi stunting saat ini masih berada pada angka 24,4 persen atau 5,33 juta balita.
“Meski prevalensi stunting ini telah mengalami penurunan dari tahun-tahun sebelumnya. Tapi, angkanya masih tinggi. Sehingga, perlu kolaborasi dari seluruh stakeholder untuk menekan angka stunting,” tutur Abdul Harris Bobihoe.
Dia menjelaskan, faktor utama terjadinya stunting adalah kurangnya asupan gizi anak pada 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Pertumbuhan otak dan tubuh berkembang pesat pada 1000 HPK yang dimulai sejak janin hingga anak berumur dua tahun. Pemenuhan gizi pada tahap tersebut sangat penting agar tumbuh kembang anak dapat optimal.
“Nutrisi yang terpenuhi dengan baik, terutama pada 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), adalah salah satu kunci utama dalam mencegah stunting pada anak. Namun berdasarkan data di lapangan, prevelensi stunting di Indonesia masih sangat tinggi sampai saat ini. Hal itu berarti pemenuhan kebutuhan nutrisi yang layak didapatkan oleh anak-anak di Indonesia masih di bawah standar,” bebernya.
Selain itu, Abdul Harris Bobihoe menambahkan, pola asuh orang tua juga berperan penting dalam mencegah stunting. Oleh karena itu, perlu digencarkan penyuluhan kepada masyarakat mengenai bahaya stunting dan cara pencegahannya.
“Sehingga kelak ketika sudah menjadi orang tua diharapkan masyarakat dapat berperan dalam mencegah stunting sejak dini. Sehingga, prevelensi stunting di Indonesia tidak berada di angka mengkhawatirkan lagi,” pungkas Abdul Harris Bobihoe. (cky)
Editor : Ricky Juliansyah