SETAHUN: Ketua Komunitas Seniman Depok (Komando), Rina Bule memotong tumpeng sebagai bentuk perayaan ulang tahun Komando pertama, kemarin. Foto:Irwan/Radar Depok RADAR DEPOK.COM – Area parkir Pasar Segar di Jalan Tole Iskandar, Pancoranmas nampak semarak, Sabtu (11/3) malam. Jilatan lampu berwarna-warni mengiasi langit. Panggung sederhana berdiri disana. Komunitas Seniman Depok (Komando) tengah bikin acara spesial: memperingati usia setahun mereka. Acara memang dibuat tidak terlalu meriah, namun tetap menghibur. Sebagai bentuk seremonial ulang tahun, dilakukan pemotongan nasi tumpeng. Turut hadir pelaku seni Kota Depok, termasuk yang sudah acapkali kali wara-wiri di televisi. Ketua Komando, Rina Bule mengatakan bila usia setahun ibarat bayi yang baru merangkak. Masih membutuhkan perhatian serius. “Susah senang kami jalani dengan apa adanya. Biarpun kadang-kadang tak ada dana dari pemerintah, namun teman-teman tetap kompak. Contohnya dalam perayaan setahun ini,” ungkapnya kepada Radar Depok. Sejumlah agenda, kata dia, tengah dimatangkan. Yang terdekat, Komando akan kembgali memnggelar ajang pencarian bakat penyanyi bertajuk Depok Idol 2. Hal ini meneruskan Depok Idol 1 tahun lalu yang begitu menyedot animo masyarakat Depok. “Yang pertama, kami dari Komando berhasil mendorong sampai ke panggung X Factor,” tegasnya. Selain juga, perempuan bernama asli Rina Mulyawati ini mengatakan akan menggelar bazar selama bulan Ramadan nanti. Nantinya akan bekerjasama dengan Pemkot Depok. “Full sebulan kami menghelat bazar,” terangnya. Dirinya pun berharap agar seluruh anggota Komando yang berjumlah 512 orang, bisa terus kompak. Dan yang penting mampu berbuat banyak atas kemajuan dunia seni dan budaya di Kota Sejuta Maulid ini. “Saya saja juga mendorong agar artis-artis bisa beli tanah di Depok,” candanya. Masih dalam semarak ulang tahun Komando. Rina sedikit menyoroti Kota Depok yang hingga kini belum punya gedung kesenian. Baginya hal tersebut sangatlah menyedihkan. “Masalahnya apa sih? Kalau soal dana, saya yakin pemerintah ada,” terangnya. Ia pun mendorong agar seluruh komunitas seni di Depok dapat satu suara. Meminta adanya gedung kesenian di Depok. “Adanya gedung kesenian, tentu akan menjadi dorongan majunya bidang seni Depok. Saya yakin pasti ada untungnya (secara pemasukan PAD) bagi pemerintah,” tegas perempuan bersuara serak ini. Ketua Dewan Kesenian Depok (DKD), Nuroji menuturkan, berlatar belakang setahun Komando, dirinya ingin seluruh komunitas seni di Depok dapat bersatu. Tidak ada persaingan. Hanya ingin satu: memajukan seni. “Harus tetap saling bersilaturahmi. Kebersamaan itu yang sangat penting. Potensi seni Depok itu sangat besar. Sampai ke kancah internasional,” beber dia. Disinggung soal geding kesenian. Politisi Gerindra yang duduk di Komisi X DPR RI ini berujar bila sejak dulu hal ini diajukan. Tapi memang belum juga terealisasi. “Saya dengar nanti di GDC. Bergabung dengan alun-alun. Saya sendiri sudah pernah bicara dengan Pak Wakil Gubernur (Jawa Barat) menyoal gedung kesenian, minta Depok diperhatikan. Pokoknya Fraksi Gerindra siap bantu (gedung kesenian),” tukasnya. Sementara itu, Ketua DPRD Kota Depok, Hendrik Tangke Allo meengaku merasakan betul susah senang Komando selama satu tahun ini. Maklum, dirinya merupakan ketua dewan penasehatnya. “Intinya kami di dewan sangat mendukung keberadaan Komando. Siap membantu juga. Pemkot Depok saya yakin juga demikian,” singkatnya. (irw)