RADAR DEPOK.COM – Ratusan warga Muhammadiyah Depok memadati XXI Plaza Depok, Sabtu (26/8) siang. Mereka tengah mengantre masuk ke dalam studio untuk nonton bareng (nobar) film Nyai Ahmad Dahlan, yang baru saja dirilis pekan lalu. Ikut dalam rombongan, Wakil Walikota Depok, Pradi Supriatna.
Saking tingginya antusiasme menonton film, mereka sampai harus membooking tiga studio. Hampir dua jam menonton, nampak wajah-wajah puas. Dari mereka bahkan ada yang kedapatan masih menyeka mata dengan tisu. Sepertinya habis menangis.
“Filmnya sangat bagus. Bikin terharu juga,” ungkap Wakil Walikota Depok, Pradi Supriatna kepada Radar Depok.
Pradi menyebut bila film ini begitu menggambar sosok perempuan yang hebat, istri seorang yang hebat pula (KH Ahmad Dahlan). “Saya cuma bisa bilang, sosoknya (Nyai Ahmad Dahlan) sangat menginspirasi. Patut ditiru generasi muda sekarang. Banyak hikmah yang bisa diambil,” tambahnya.
Panitia nonton bareng, Muhtadin Tyas mengatakan, selain di Plaza Depok, giat serupa juga dilakukan di 21 Cinere.
“Kalau Plaza Depok buat warga Muhammadiyah wilayah timur. Disana ikut hadir Wakil Walikota Depok dan Kadisdik Kota Depok,” ungkapnya.
Salah seorang pengurus PD Muhammadiyah Depok itu menambahkan, total keseluruhan penonton dari warga PD Muhammadiyah Kota Depok sampai Selasa (29/8), mencapai 4300 orang.
Dirinya memprediksi jika jumlahnya bakal terus bertambah, Lebih jauh, ia menjelaskan, digelarnya nonton bareng ditujukan untuk mengetahui kisah perjuangan Nyai Ahmad Dahlan, perempuan yang masuk dalam kategori pahlawan nasional.
“Termasuk pelajar Muhammadiyah se-kota Depok ikut menyaksikan, agar mereka bisa mengambil pelajaran tentang perjuangann Nyai Ahmad Dahlan dalam merintis pendidikan,” ungkapnya.
Film biopik Nyai Ahmad Dahlan ini bercerita tentang perjuangan Siti Walidah atau Nyai Ahmad Dahlan, sang pendiri organisasi perempuan Aisyiyah yang menjadi sayap organisasi dari Muhammadiyah.
Film ini bukanlah semata-mata demi mengangkat sosok Nyai Ahmad Dahlan sebagai istri seorang KH Ahmad Dahlan, melainkan sebagai upaya mengangkat kembali kisah-kisah inspiratif tentang pejuang-pejuang perempuan Tanah Air yang kerap dilupakan dari sejarah.
Film dibuka dengan narasi Nyai Ahmad Dahlan waktu kecil: ”Namaku Walidah. Mimpiku menjadi anak yang pintar…..” Kemudian dilanjut dengan adegan mengaji dan bagaimana anak-anak wanita sebayanya yang ingin belajar mengaji tetapi dihalang-halangi orang tuanya. Karena, perempuan itu tak perlu menjadi pintar. Cukup jadi konco wingking (perempuan di rumah saja).
Dilanjut masa remaja, menikah dengan Muhammad Darwis (Ahmad Dahlan muda), menjadi istri seorang tokoh penggerak dan pendiri pergerakan Muhammadiyah berikut tantangan-tantangannya. Serta, tanggung jawabnya memajukan perempuan Indonesia. (irw/JPG)