Senin, 22 Desember 2025

DPRD Badung Belajar Soal Sampah ke Depok

- Rabu, 30 Agustus 2017 | 09:39 WIB
KOMPAK: Asisten Hukum dan Sosial Setda Kota Depok, Sri Utomo selepas menerima kunjungan kerja DPRD Kabupaten Badung, di Balaikota Depok, kemarin.

RADAR DEPOK.COM Rombongan DPRD Kabupaten Badung menggelar kunjungan kerja ke Balaikota Depok, kemarin. Mereka datang dengan kekuatan lengkap, mulai dari Komisi 1, 2, 3, dan 4. Bahkan, Ketua DPRD Kabupaten Badung, I Putu Parwata turut mendampingi.

Banyak hal yang ingin mereka dipelajari di Depok. Utamanya soal penanganan sampah. Kedatangan wakil rakyat dari Pulau Bali ini, diterima oleh Asisten Hukum dan Sosial Setda Kota Depok, Sri Utomo. “(Mereka) Ingin tahu tentang penangan dan pengelolaan lingkungan dan sampah,” ujar Sri Utomo kepada Radar Depok.

Pihaknya mempresentasikan ihwal penggalakan bank sampah atau pengelolaan sampah yang dikelola oleh masyarakat. Hal ini berkaitan tentang upaya pemilahan sampah. Sehingga, tak melulu sampah harus bermuara di Tempat Pembuangan Akhir (TPA).

Selain bank sampah, lanjut Sri, pihaknya juga menjelaskan tentang potensi ekonomi sampah dengan pembudidayaan maggot. Maggot merupakan larva lalat hitam.

Hewan ini dapat memakan sampah organik, yang dapat membantu mengurai bahan-bahan organik. Tentunya dapat dimanfaatkan untuk mengurai sampah. Budidaya maggot memiliki aspek ekonomi, karena dapat digunakan untuk pakan ayam dan ikan.

“Selain masalah sampah, mereka juga ingin tahu tentang permasalahan KDRT, perlindungan anak, kepegawaian, sampai cara Kota Depok meningkatkan PAD,” jelasnya.

Di luar itu, ada benarnya juga bila dewan dari Badung sampai harus belajar tentang pengelolaan sampah ke Depok. Karena bila bicara tentang bank sampah, sebelumnya Kota Osaki diberitakan siap membantu modernisasi alat menjadi lebih canggih dan fasilitas  bagi Sumber Daya Manusia (SDM) di 438 bank sampah di Kota Depok.

Program yang digalakkan Depok ini, menindaklanjuti Sister City melalui Japan International Cooperation Agency (JICA).

“Untuk alat, kita tidak beli. Nanti akan dipinjamkan. Dari sisi teknologinya memang diakui. Alatnya canggih-canggih,” tutur Walikota Depok, Mohammad Idris.

Idris menambahkan, bisnis plan rencananya akan berlangsung selama tiga tahun. Nantinya ada delegasi SDM dari Kota Depok yang mengunjungi kerja ke Kota Osaki. Fungsinya untuk memberi pendampingan bagi pengelola bank-bank sampah.

“Sumber dana delegasi juga difasilitasi oleh JICA. Untuk alat, setelah tiga tahun berjalan dan terlihat hasilnya, maka mesin dan alat-alat lainnya akan kita ambil alih,” terangnya.

Nantinya sampah non-organik berbahan plastik akan dicacah di sebuah pabrik dan akan menjadi pastik lagi. Begitu pun dengan sampah-sampah lainnya. Namun, sebelum kerjasama berlangsung jauh, Pemkot Depok meminta kajian terkait teknis operasionalnya dari recycle center dari sisi pengurangan sampah.

“Program pengelolaan sampah akan mengurangi volume sampah yang masuk sebanyak 10-50 ton setiap harinya, tapi kan ini masih jauh dengan produksi sampah yang dihasilkan Kota Depok. Ini bukan program segala-galanya, tapi hanya untuk mengakomodir bank-bank sampah yang ada agar mereka bisa menggeliat dengan baik,” jelasnya. (jun)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X