Minggu, 21 Desember 2025

Kemeriahan Malam Tahun Baru Islam 1439 H di Kampung Lio

- Jumat, 22 September 2017 | 07:00 WIB
AKRAB: Wakil Walikota Depok, Pradi Supriatna (kanan) saat ikut menyemarakan pawai obor dalam rangka memperingati malam Tahun Baru Islam 1439 H bersama warga Kampung Lio
Suasana malam Tahun Baru Islam 1439 Hijriah di Kota Depok begitu semarak. Warga tumpah ruah ke jalan berpawai obor. Seperti yang dilakukan ribuan warga Kampung Lio, Pancoranmas. Wakil Walikota Depok, Pradi Supriatna turut bergabung dengn warga. Menggemakan azma Allah SWT. Bersalawat kepada Nabi Muhammad SAW.
Laporan: Junior Williandro Ribuan warga Kampung Lio sudah memadati jalan sejajar rel, tadi malam. Masih nampak genangan air, selepas hujan mendera. Mereka berbaris panjang sekali. Kalau dikira-kira, lebih dari 500 meter. Supaya anak-anak tidak tercecer, dipasang pembatas dengan tali rafia. Mayoritas diantara mereka memegang obor menyala, sembari dari mulut keluar dengan lantang kalimat takbir: Allahu Akbar. Dilakukan berulang-ulang. Meresap ke dalam relung hati. Kalimat suci penggugah rasa. Mereka siap menggelar pawai. Waktu sudah menunjukan pukul 20:30 WIB, namun tetap tak menganggu semangat. Anak-anak masih terlihat lincah. Tuing.. Tuing.. Tuing.. Suara sirine bertalu-talu. Menembus kemacetan. Motor besar kepolisian menembus pekatnya malam. Dari kejauhan, tergopoh-gopoh seorang pria berlari kecil menghampiri massa. Ribuan warga langsung bersorak. Menyambutnya dengan meriah. Pria ini langsung diberi kehormatan untuk naik ke mobil komando, pemimpin barisan pawai. “Assalamualaikum bapak, ibu, adik-adik sekalian. Sudah siap pawai. Insya Allah Bang Pradi akan ikut,” kata Pradi sembari memegang mic. Pradi datang dengan menunggang motor. Segitu saja sudah susah menembus kemacetan. Apalagi jika naik mobil. Ya sudahlah. Yang terpenting, Ketua DPC Partai Gerindra Kota Depok bisa ikut pawai. Dirinya memang sengaja diundang untuk melepas rombongan. Rute pawai cukup jauh. Kaluar dari jalan sejajar rel, iring-iringan masuk ke Jalan Arif Rahman Hakim, Jalan Nusantara, lalu kembali ke Kampung Lio. Tepatnya di Masjid Baitulrahman.

“Luar biasanya, enam sampai tujuh ribu massa ini,” ucap Pradi disela-sela perjalanan.

Bagi Pradi, momen 1 Muharam, merupakan pelecut dalam mempertebal keyakinan kepada Allah SWT. Waktunya meningkatkan iman dan takwa. “Lebih religi pokoknya,” beber dia. Mendamping Pradi, tokoh masyarakat Kampung Lio, Habib Idrus Al Gadri. Kata dia, pawai semacam ini memang rutin dilakukan oleh warga disana. Setiap tahun pasti dilakukan. “Tahun Baru Islam mesti diresapi dengan benar. Tentunya harus menjadi waktu mengubah sikap untuk menjadi lebih baik,” ucapnya. Diketahui, ribuan warga yang hadir malam itu, merupakan gabungan dari 14 majelis taklim, tiga RW, tiga Karang Taruna, tiga DKM masjid, dan seluruh musala di Kampung Lio. “Kami ingin menjadikan Kampung Lio sebagai Kampung Santri,” kata Ketua Umum Ikatan Alumni Remaja Islam Masjid At Takwa, Muhammad Suryadi. Ia berujar, remaja di Kampung Lio memang dekat dengan agama. Selalu ikut pengajian (bulanan) yang dihelat. “Alhamdulillah pawai berjalan lancar. Yang penting bisa meresapi makna dibalik pawai. Pada kesempatan ini, kami juga menyuarakan dukungan kepada etnis Rohingya di Myanmar, yang menjadi korban kejahatan kemanusiaan,” tandasnya. (jun)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X