Senin, 22 Desember 2025

Sisi Lain Kantor KPU Kota Depok

- Jumat, 13 Oktober 2017 | 06:45 WIB
AHMAD FACHRY/RADAR DEPOK
SENI: Pengunjung melewati mural kotak suara yang ada di kantor KPU Kota Depok di Jalan Raya Kartini, Kelurahan Depok, Pancoranmas.

Lantaran Kota Depok kental dengan budaya Betawi, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Depok membuat Padepokan Pintar Pemilu atau biasa disingkat Papinlu yang diresmikan 11 September kemarin.

Laporan: RICKY JULIANSYAH

Ketika melalui Jalan Raya Kartini di Kelurahan Depok, Pancoranmas, memang tidak dapat secara langsung melihat kantor KPU Kota Depok. Paling tidak, hanya plang KPU Kota Depok saja di ujung atas pintu masuk. Setelah masuk ke dalam sekitar 20 meter, baru dapat melihat kantornya. Memang, kantor KPU Kota Depok agak ke dalam. Namun, tidak menghalangi mereka untuk bertugas sebagai penyelenggara pemilu dengan sebaik-baiknya. Anggota KPU Kota Depok tidak hanya melaksanakan serta menginformasikan terkait prosedur dan tahapan pemilu melalui acara-acara sosialisasi. Salah satu Komisioner KPU Kota Depok, Nana Sobharna yang ditemui Radar Depok diruangannya pada Kamis (12/10) berbagi cerita kendati jarum jam sudah menunjukan pukul 17.00 WIB. Di ruangannya, Nana menjelaskan, sebagai penyelenggara Pemilu di tingkat kabupaten/kota, pihaknya mengikuti aturan dari KPU pusat dan tentunya dengan PKPU sendiri. Terkait Papinlu, Nana menjelaskan, dari KPU pusat ada program membuatan Rumah Pintar Pemilu (RPP) dan di tiap daerah dapat mengaplikasikan dan mengkreasikan sesuaikan dengan konten kelokalan masing-masing. Karena Depok memang kental dengan budaya Betawi, lanjut Nana, maka KPU Depok ingin mensinkronkan dengan kota, sehingga menambahkan kata padepokan. Sehingga menjadi Padepokan Pintar Pemilu. Sedangkan, tujuannya untuk memberikan pemahaman dan wawasan kepada masyarakat secara luas mengenai proses demokrasi dan penyelenggaraan pemilu. Jangan heran, ketika masuk ke kantor KPU Kota Depok, di dindingnya terdapat informasi tentang kepartaian, penyelenggaraan pemilu hingga maket alur proses pencoblosan. "Jadi agar enak dilihat dan terlihat elegan. Kami juga menambahkan mural di dinding," kata Nana. Setidaknya, ada dua mural yang dibuat di kantor KPU Depok, yakni mural kotak suara dan jari ungu. Kedua konten tersebut, lanjut Nana, memang tidak dapat dilepaskan dalam penyelenggaraan pemilu. "Memasukan surat suara ke kotak, setelah itu pencelupan tinta sebagai tanda seseorang telah memilih. Jadi dikreasikan sepeprti itu, agar dinding tidak kaku. Sasarannya untuk orang yang berkunjung, khususnya pelajar dan mahasiswa," paparnya. Proses pembuatan mural sendiri diperkirakan sekitar dua minggu, mulai dari tahapan konsep hingga eksekusi penggambaran sesuai dengan yang telah dikonsepkan KPU Depok. "Efektifnya satu minggu, kami meminta bantuan teman-teman yang bisa membuat mural," kata Nana. Tidak hanya itu, KPU Depok juga menyiapkan perpustakaan mini yang berisi buku-buku tentang kepemiluan, agar pemahaman masyarakat dengan perkembangan demokrasi semakin bertambah. "Kaitan pemilih Pemilu. Kami ingin memberikan semacam pemahaman, termasuk maket alur Pemilu. Khususnya pemilih pemula yang belum pernah melakukan pencoblosan. Makanya kami membuat ini. Memang idealnya harus dipisahkan antara kantor dan Papinlu, karena keterbatasan fasilitas, jadi kami maksimalkan yang ada agar manfaat," ucap Nana. (*)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X