ALAM LIAR: Peserta pengarungan sedang berfoto di salah satu spot Kali Pesanggrahan saat peringatan Hari Konservasi Kehidupan Alam Liar se-Dunia di Saung Tulipe Kelurahan Meruyung, Limo.
Beberapa Komunitas pencinta dan pelestari lingkungan hidup mengadakan kegiatan di Kali Pesanggarahan dalam rangka Peringatan Hari Konservasi Kehidupan Alam Liar se-Dunia. Kegiatan dipusatkan di Saung Tulipe Perumahan Cinere Residence, Kelurahan Meruyung, Limo beberapa waktu lalu.
LAPORAN: Ricky Juliansyah
Beberapa komunitas berkumpul di Kali Pesanggrahan pada 10 Desember di Saung Tulipe yang berada di Kelurahan Meruyung, Limo. Mereka tentunya memiliki beberapa kegiatan yang telah diagendakan sebelumnya, dan tentu saja komunitas tersebut sudah tidak asing di telinga, khususnya aktivis yang benar-benar peduli akan lingkungan/ Sebut saja, seperti Komunitas Peduli Pesanggrahan Depok (KP2D), Paspikal Respons, Tunas Kali Pesanggrahan (Tulipe) dan Yayasan Sahabat Ciliwung ditambah satu instansi plat merah, yakni Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Depok mengadakan rangka Peringatan Hari Konservasi Kehidupan Alam Liar se-Dunia. Ketua KP2D Nurdin bersedia menjabarkan kegiatan tersebut kepada Radar Depok. Berdasarkan informasi yang ia himpun, Hari Kehidupan Alam Liar Sedunia dalam bahasa inggris World Wildlife Day adalah hari yang diperingati di seluruh dunia secara global yang bertujuan untuk merayakan keindahan dan keragaman berbagai bentuk fauna dan flora liar dan untuk meningkatkan kesadaran mengenai besarnya manfaat konservasi alam terhadap lingkungan dan manusia. “Kami memperingati Hari Konservasi Kehidupan Alam Liar se-Dunia,” kata Nurdin. Namanya, konservasi kehidupan alam liar, sudah barang tentu ada kegiatan berkaitan dengan upaya perbaikan atau pelestarian ekosistem di tempat mereka berkegiatan. Tidak hanya komunitas peduli lingkungan, panitia penyelenggara pun merangkul masyarakat setempat atau disekitar Kelurahan Meruyung, terutama warga bantaran Kali Pesanggrahan untuk ambil bagian dalam acara tersebut. Kata Nurdin, kegiatan yang dipusatkan di Saung Tulipe Perumahan Cinere Residence, Kelurahan Meruyung, Limo ini ditujukan untuk mengedukasi masyarakat, khususnya kepada anak-anak yang menjadi peserta. Menurutnya, menanamkan kepedulian lingkungan sejak dini kepada anak-anak, akan sangat efektif ketimbang mengubah mind set orang dewasa. Sehingga, pihaknya melibatkan anak-anak untuk berkegiatan dan mengajarkan tentang mencintai lingkungan dan upaya-upaya yang dilakukan untuk melestarikan ekosistem yang ada di dalamnya. “Kan ada yang bilang, kalau mengajarkan anak-anak seperti menulis di atas kertas putih, sementara mengajarkan orang dewasa itu bagai mengukir di atas air. Jadi kami konsentrasi ke anak-anak. Tapi bukan berarti kami tidak merangkul dan menggugah kesadaran orang dewasa untuk peduli lingkungan hidup,” papar Nurdin. Adapun kegiatan yang dilakukan, seperti melakukan penangkapan ikan di kolam buatan di Saung Tulipe dan setelah itu dilepas kembali di Kali Pesanggrahan dan sosialisasi peserta di atas perahu saat pengarungan terkait konservasi kehidupan liar. Yang melakukan sosialisasi sudah pasti juru mudi perahu atau bahasa kerennya skipper. Pihaknya pun telah mengarahkan kepada seluruh skipper yang ada untuk sosialisasi konservasi yang meliputi perlindungan, pemeliharaan, pemanfaatan secara berkelanjutan, dan restorasi alam liar, khususnya bagi Kali Pesanggrahan di Kota Depok. “Kami sudah mengarahkan para skipper. Mereka sudah memiliki kemampuan untuk mengemudikan perahu dan pemahaman terkait konservasi,” ujarnya. Meski peserta belum berpengalaman dalam berkegiatan di alam liar, khususnya pengarungan menggunakan perahu karet di Kali Pesanggrahan, sambung Nurdin, peserta tidak perlu khawatir. Sebab, mereka dilengkapi dengan peralatan keamanan yang memadai dan juga skipper yang telah dilatih, baik mengemudikan perahu maupun water rescue. Kedepannya, ia berharap Kali Pesanggrahan dapat terus terjaga keasriannya dan juga dapat menjadi potensi wisata air bagi warga Depok. Sehingga, tidak hanya dijaga lingkungannya, tetapi dapat menghasilkan untuk Kota Depok. “Kali Pesanggrahan sangat potensial untuk dijadikan daerah wisata. Semoga bisa dimanfaatkan oleh warga Depok untuk berkegiatan dan juga membantu kami melestarikannya,” ucap Nurdin. (*)