Senin, 22 Desember 2025

Panwaslu Depok Ajak 15 Santri jadi Relawan

- Sabtu, 16 Desember 2017 | 07:30 WIB
RICKY/RADAR DEPOK
PARTISIPASI: Ketua Bawaslu Jabar, Hermanus Koto, ersama perwakilan Ponpes usai deklarasi "Gerakan Relawan Sejuta Santri Awasi Pemilu", di Trans Luxury Hotel Bandung, Kamis (14/12).
 
DEPOK Sebagai meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengawasan Pilkada serentak 2018. Kamis (14/12), ratusan santri dari berbagai pondok pesantren di 27 kota/kabupaten di Jawa Barat, mendeklarasikan "Gerakan Relawan Sejuta Santri Awasi Pemilu", di Trans Luxury Hotel Bandung. Tak ingin ketinggalan, Panwaslu Kota Depok menyertakan 15 santri untuk bergabung bersama dalam kegiatan tersebut. Komisioner Panwaslu Kota Depok, Andriansyah menjelaskan, acara itu merupakan kegiatan pemilu parisipatif dengan melibatkan santri se-Jabar. Kegiatan ini, dimaksudkan memberikan pemahaman kepemiluan dan mengajarkan para santri untuk bersama-sama mengawasi pemilu. Segmen santri, sambung Andriansyah, juga jarang tersentuh dalam hal kepemiluan, oleh karenanya Bawaslu Jabar memberikan pemahaman dan mengajak para santri untuk mengawasi pemilu, terlebih di Jabar banyak Ponpes. “Hal itulah yang melatar belakangi Bawaslu Jabar melibatkan santri dalam hal Santri Awasi Pemilu dengan gerakan Relawan Sejuta Santri Awasi Pemilu. Para santri ini mempunyai hak pilih cukup besar. Kita ajak bersama-sama dalam mengawasi pilkada serentak mendatang, seperti pemilihan gubernur Jabar. Untuk Depok kami mengajak 15 santri, karena per kabupaten/kota tiga Ponpes," jelas Andriansyah. Kata dia, dengan melibatkan para santri tersebut, pengawasan berbagai tahapan pemilu dapat dilakukan hingga pelosok pedesaan. Selain itu, para santri dapat membantu cegah berbagai informasi menyesatkan, khususnya di media sosial. Santri pun, ungkap dia, diajak untuk menolak politik uang. "Mencegah terjadinya informasi melalui sosial media yang hoaks, terutama terkait suku, agama, dan ras. Jika mereka mendapatkan itu, mereka melaporkannya ke Bawaslu, Panwaslu atau Panwas kecamatan untuk ditindaklanjuti. Ini yang kita lakukan bersama-sama, rangkul relawan dari pondok pesantren untuk mengawasi pemilu di Jawa Barat," tutur dia. Ia menguraikan, dalam deklarasi yang dibacakan beberapa orang perwakilan santri dari berbagai pondok pesantren tersebut, ada empat poin yang disepakati para santri, yakni siap untuk mengawasi penyelenggaraan Pilgub Jabar dan pilkada di 16 kota/ kabupaten. Kemudian, kedua siap berperan aktif dengan melaporkan setiap dugaan tindak pelanggaran pada setiap tahapan pemilihan kepada Bawaslu. “Terakhir, menolak segala bentuk politik uang, kampanye hitam, serta kampanye yang bermuatan sara dan fitnah yang dapat memecah belah persatuan dan kesatuan,” urai Andriansyah. Sementara itu, Ketua Panwaslu Kota Depok, Dede Slamet Permana menambahkan, Jumat (15/12) pihaknya pun membawa 15 perwakilan mahasiswa yang ada di Depok untuk mengikuti Rakor dengan perweakilan mahasiswa se-Jabar di Bandung. “Kegiatannya berlangsung dua hari, sampai besok (Sabtu 16/12),” kata Dede. Ia berharap agar santri maupun mahasiswa setelah deklarasi tersebut dapat lebih sadar dan peduli terhadap pelaksanaan Pilgub Jabar 2018 dan Pemilu 2019, serta ikut mengawasi dan memberikan informasi awal ke Panwas jika ada indikasi pelanggaran. “Semoga Pelaksanaan Pilgub dan Pemilu bisa berjalan sukses, dengan proses serta tahapan yang baik pula,” ucap Dede. (cky)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X