Senin, 22 Desember 2025

Giat Yayasan Sahabat Ciliwung Gaungkan HPSN

- Sabtu, 10 Februari 2018 | 09:30 WIB
RICKY/RADAR DEPOK
PROGRAM: Pengurus Yayasan Sahabat Ciliwung saat audensi dengan DLHK, Disdik dan para Kepala Sekolah di Kota Depok.

Menyambut Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) yang jatuh pada 21 Februari mendatang, Yayasan Sahabat Ciliwung bekerjasama dengan Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Depok dan sekolah membuat program Green to School.

LAPORAN: Ricky Juliansyah

12 tahun yang lalu, tepatnya pada tanggal 21 Februari 2005, longsoran TPA di Leuwigajah, Cimahi Jawa Barat menelan korban jiwa dan 2 kampung adat hilang dari peta. Setelah itu, 21 Februari diperingati sebagai Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) dan Indonesia ditargetkan dapat bersih dari sampah pada tahun 2020. Manajemen sampah yang buruk, terutama di negara-negara berkembang, seperti di Indonesia menjadi salah satu pemicunya. Di Indonesia sendiri angka pendaurulangan sampah termasuk rendah, karena masihg dibawah 50 persen. Kesadaran untuk tidak membuang sampah sembarangan juga masih memprihatinkan. Tidak heran jika kemudian sampah mudah ditemui di negara yang dikenal dunia dengan ragam budaya dan keramahan penduduknya. Lihat saja di drainase, jalanan, sungai dan kali. Slogan "Jangan buang sampah sembarangan" hanya jadi kalimat tumpul yang gagal menggugah kesadaran bahaya sampah. Karenannya, tiga tahun hitung mundur menuju Indonesia bebas sampah pada 2020, Yayasan Sahabat Ciliwung membuat program Green to School untuk mencintai lingkungan yang bersih dan terbebas dari sampah dengan mendaur ulang sampah. “Kegiatan selama satu bulan. Kita mengajak semua baik Komunitas atau Individu untuk ambil bagian dalam gerakan ini,” kata Koordinator Sekber Sahabat Ciliwung, Hidayat. Ia menjelaskan, kegiatan tersebut meliputi memberikan pengetahuan dasar, pengenalan lingkungan hidup, pengenalan jenis-jenis sampah dan klasifikasinya dan praktek pemilahan sampah. Kemudian, kegiatan lanjutannya mengenai, pegenalan sampah organik dan klasifikasinya, paparan materi tatakelola sampah organik, praktek pembuatan pupuk organik padat dan cair, pngenalan sampah anorganik, mengajak siswa dan organisasi sekolah membentuk Bank Sampah. Selain itu, pembuatan lerajinan daur ulang berbahan baku sampah anorganik, mengajak pihak sekolah membentuk bank pohon di area lingkungan sekolah, mengajak dan merekrut siswa/I untuk ikut serta menjadi nasabah bank pohon, mengadakan penaman pohon di area lingkungan sekolah dan sekitar lingkungan sekolah dan kontrol perawatan pohon. Kegiatan yang akan dilaksanakan mulai 12 Februari hingga 12 Maret ini akan dilaksanakan tiap hari Senin sampai Jumat. Dan bapak dua orang anak ini menegaskan, program Green to School ini bukan kegiatan serimoni, tetapi berkelanjutan yang diharapkan pesertanya dapat menjadi duta-duta lingkungan di sekolah masing-masing. “Kami berharap dengan edukasi kebersihan dan penghijauan di sekolah, dapat mengajak generasi masa depan lebih peduli pada lingkungan yang berkelanjutan, menjalankan hidup bersih, sayang pohon dan tentunya akan lahir duta-duta lingkungan di sekolah-sekolah,” ucap Dayat. (*)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X