Senin, 22 Desember 2025

Sisi Lain Perayaan Satu Dasawarsa Partai Gerindra di Depok

- Senin, 26 Februari 2018 | 09:20 WIB
RICKY/RADAR DEPOK
PAHLAWAN BUDAYA : Ketua Dewan Penasehat DPC Partai Gerindra Kota Depok, H. Nuroji (Pegang Mik) bersama pengurus DPC yang memainkan Lenong Betawi dalam perayaan satu dasawarsa Partai Gerindra di kantor DPC Partai Gerindra di Jalan Boulevard Raya, ruko Arcade no. 16 GDC, Kelurahan Tirtajaya, Sukmajaya, Sabtu (24/2) malam.

Pada perayaan satu dasawarsa Partai Gerindra di Kota Depok, Pemimpin Sanggar Betawi Ngumpul H. Nuroji yang juga Ketua Dewan Penasehat DPC Partai Gerindra Kota Depok memberikan pembelajaran politik kepada Bakal Calon Anggota Legislatif (Bacaleg) lewat budaya lenong Betawi berlakon 'Bang Jali Mimpi Ketiban Duren'.

 LAPORAN : Ricky Juliansyah

  Ada yang unik dalam perayaan satu dasawarsa partai berlambang kepala Garuda di Kota Depok. Pasalnya, panitia penyelenggara juga menyuguhkan acara sebagai wujud pelestarian budaya betawi, yakni lenong betawi. Namanya di acara partai, tentu saja, lakon yang dimainkan sengaja dibuat berhubungan dengan dunia perpolitikan. Sang penulis skenario, H. Nuroji membuat cerita yang mudah dicerna berkenaan dengan dunia perpolitikan tanpa menghilangkan ciri dan nyawa dari lenong betawi itu sendiri. “Jadi ceritanya Bang Jali Mimpi Ketiban Duren, ini merupakan parodi politik di partai , di mana Bang Jali yang diperankan oleh Jamaludin dan bang Bedur/Abdurrahman (H. Hamzah) ikut pencalonan,” tutur H Nuroji menjelaskan sinopsis lenong yang juga disutradarai dirinya. Nuroji yang saat itu mengenakan pakaian pangsi warna hitam pun mengulas sinopsis lakon 'Bang Jali Mimpi Ketiban Duren'. Kata dia, sesungguhnya dua orang tersebut merupakan saudara, hanya saja bang Bedur sudah menjadi anggota dewan selama dua periode. Karakternya sombong dan banyak uang, sehingga di politik pasti memainkan uangnya. Untuk Jali, merupakan pendatang baru di politik, yang modalnya pas-pasan tetapi ingin bersaing dengan bang Bedur. Masing-masing punya tim kampanye, tetapi saat kampanye bang Bedur curang. Di sana muncul konflik. Di lenong sendiri menurut bang Nuroji, ada perkelahian yang memunculkan seni beladiri asli Indonesia, yakni Pencak Silat. “Karena modalnya lebih kuat Bedur, si Jali kalah dan modal yang selama ini jual rumah, gade rumah dan mobil habis semuanya. Akhirnya apa yang disumbangkan selama kampanye diambil lagi, malu dia, kemudian pergi ke gunung pongkor menjadi penggali emas ilegal,” kata Nuroji. Singkat Cerita, Bang Jali menemukan sebongkah emas dan jadi kaya raya. Saat kembali ke kampungnya, ia melihat bendera kuning di rumah bang Bedur. Sampai masuk ke dalam ternyata bang Bedurnya meninggal. “Datang KPU dan lainnya, di sana diumumkan, bang Bedur harus ada yang menggantikan dan penggantinya bang Jali. Di sana ia pun mengingat perbuatannya dulu. Sampai akhirnya ia berikhrar untuk tidak mengambil gajinya sebagai dewan,” ujar. Cerita tersebut dibuat ringan. Persiapannya pun tidak lama, penulisan skenario satu bulan dan latihan hanya enam kali. Hanya saja, pakem lenongnya yang tetap dijaga, seperti pencak silat dan lawakannya. Pesan moralnya, dalam berpolitik itu harus ikhlas, dengan begitu akan mendapatkan ganjaran yang baik pula. Menurutnya, orang politik yang gagal Nyaleg tersebut tidak serta merta menjadi stres dan menjadikan pembelajaran bahwa tidak perlu juga mengambil lagi sumbangan yang telah diberikan. “Ini berlaku juga di dunia nyata. Kami juga menyiapkan 2.000 porsi makanan gratis untuk penonton. Alhamdulillah ramai dan penonton tidak beranjak dari tempat duduk sampai pertunjukan habis. Ini menandakan masyarakat Depok haus akan hiburan rakyat seperti ini dan masih banyak yang setia dengan budaya lenong betawi. Ini yang perlu dilestarikan,” ucap Nuroji. (*)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X