Minggu, 21 Desember 2025

Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Depok: Tak Ada Toleransi untuk Terorisme

- Senin, 14 Mei 2018 | 09:36 WIB
FOTO: Hendrik Tangke Allo, Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Depok DEPOK Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Depok, Hendrik Tangke Allo mengecam keras aksi teror yang terjadi di Mako Brimob Kelapa Dua dan pengeboman di beberapa gereja di Surabaya Minggu (13/5) pagi. Menurut pria yang akrab disapa HTA ini, tidak ada toleransi bagi terorisme di Indonesia. Kepada Radar Depok, HTA secara pribadi dan mewakili partai, turut mengucapkan dukacita yang mendalam atas korban terorisme yang berturut-turut terjadi di Mako Brimob dan di Surabaya. Ia menilai, kedua peristiwa tersebut menjadi batas akhir bagi gerakan radikalisme yang anti Pancasila dan merongrong kewibawaan negara. “Apa yang terjadi di Mako Brimob dan pengeboman di Surabaya merupakan satu rangkaian peristiwa yang nyata bertujuan melawan negara, dan intimidasi kolektif bagi rakyat dengan menyebarkan terorisme. Negara tidak boleh kalah,” kata HTA. Kedua kejadian tersebut merupakan kejahatan kemanusiaan dan tidak dapat ditolerir. Karenannya, PDI Perjuangan memberikan dukungan sepenuhnya terhadap seluruh upaya Pemerintahan Jokowi untuk melawan segala bentuk terorisme yang berawal dari paham radikalisme tersebut. Selain itu, Ketua DPRD Kota Depok ini menambahkan, negara berkewajiban melindungi rakyat. Sebab, hukum tertinggi dalam negara adalah kedaulatan negara itu sendiri. Sehingga, siapapun yang merongrong kewibawaan negara harus dihadapi dengan menggunakan seluruh pendekatan hukum, politik, ekonomi, sosial dan kebudayaan. “Negara berhak menggunakan seluruh instrumen negara, baik hukum, TNI-Polri, serta birokrasi negara untuk melawan terorisme tersebut. Sebab Pembukaan UUD 1945 telah menegaskan bahwa pemerintahan negara dibentuk salah satunya bertujuan untuk melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia. Ia berharap agar korban di Mako Brimob dan korban Bom Surabaya harus menjadi yang terakhir. Selanjutnya, kedua peristiwa tersebut menjadi batas akhir bagi negara untuk tidak boleh kalah terhadap gerakan terorisme di Indonesia. “Kekuatan mayoritas diam harus bangkit. Kita tidak boleh takut terhadap terorisme,” tandasnya. (cky)  

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X