Senin, 22 Desember 2025

Ketua DPC Partai Gerindra Kota Depok Tunggu Hasil KPU

- Jumat, 29 Juni 2018 | 09:51 WIB
RICKY/RADAR DEPOK
KOMPAK: Ketua DPC Partai Gerindra Kota Depok, Pradi Supriatna (kanan) bersama dengan Anggota Fraksi PKS DPRD Jawa Barat, Imam Budi Hartono, dalam sebuah kesempatan. DEPOK Ketua DPC Partai Gerindra Kota Depok, Pradi Supriatna tak ingin terlalu berpolemik dengan hasil hitung cepat Pilgub Jabar 2018. Menurutnya, hasil dari hitung cepat itu tak bisa menjadi patokan dalam hasil akhir oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU). “Makanya kalau kami di Depok, lebih memilih menunggu hasil menual (perhitungan) KPU saja,” ungkapnya kepada Radar Depok, kemarin. Seperti diketahui, dari hasil hitung cepat sejumlah lembaga survei, pasangan yang ia usung : Sudrajat – Ahmad Syaikhu (Asyik) bersaing tipis dengan Ridwan Kamil – Uu Ruzhanul Ulum (Rindu). Namun demikian, lanjut Pradi, dari perhitungan riil tim internal, Asyik yang justru unggul. “Kami di Depok punya data yang valid. Data riil. Kembali lagi, saya lebih memilih hatil manual KPU saja,” tegas Wakil Walikota Depok ini. Pradi menambahkan, dari hasil pencoblosan, membuktikan bila hasil kerja Tim Asyik sangatlah kuat. Berhasil mematahkan spekulasi sejumlah pihak yang sempat meragukan torehan suara Asyik. “Saya sangat berterimakasih atas kerja keras seluruh sahabat-sehabat,” bebernya. Terpisah, senada dengan Pradi, Anggota DPRD Jawa Barat, Imam Budi Hartono juga berujar demikian. Ia lebih suka menunggu hasil nyata dari KPU. Kata dia, hasil hitung cepat dari sejumlah lembaga survei belum bisa dijadikan dasar untuk menentukan pemenang. “Semua harus bersabar menunggu hasil hitungan resmi dari KPU Jabar. Seluruh kader partai pendukung untuk terus mengawal hasil perolehan suara hingga perhitungan manual yang dilakukan KPU,” kata pria yang biasa disapa IBH ini. Menurut dia, lembaga survei rentan terjadi kesalahan, yaitu dari data elektabilitas yang dikeluarkan, yang dinilai jauh dari hasil real count. Kemudian, terkait perhitungan riil klaim margin of error 1 persen adalah klaim pengalaman survei. Kata IBH, jika dihitung secara metologi dengan jumlah TPS Jabar 74.954 dan sampel 400 TPS margin off errornya adalah 5 persen. Bahkan, ia melihat hasil real count di Kota Bogor, Depok dan Bekasi yang didapat, Asyik unggul. khususnya perolehan suara di Depok, hasilnya luar biasa, yakni di atas 51 persen untuk kecamatan Sawangan. “10 Kecamatan lainnya di Depok sepertinya tidak akan jauh dari Kecamatan Sawangan. Saya masih yakin pasangan Asyik menjadi pemenang di Pilgub Jabar, Insya Allah,” ujar IBH. Di lain pihak, hasil penghitungan riil versi PKS, menunjukkan pasangan Asyik unggul dengan 33,1 persen. "Perjalanan menuju gedung sate masih panjang. Buktiny hasil real count internal PKS menunjukkan Asyik unggul atas pasangan lainnya," ujar Ketua Timses Pemenangan Asyik, Haru Suandharu. Haru melanjutkan, data Real Count yang direkap dari para saksi berbagai daerah yang sudah masuk mencapai 32,6 persen. "Data tersebut berdasarkan form C1 yang diamankan oleh para saksi," terang Haru. Selain Asyik, data menunjukkan paslon lainnya yakni Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum peroleh angka 29,4 persen, Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi dengan 25,8 persen, dan TB Anton Hasanudin-Anton Charliyan dengan 11,7 persen. "Berdasarkan data tersebut, kami yakin, Asyik trennya masih naik. Pasangan Rindu jangan terburu-buru melakukan klaim kemenangan karena data berbicara lain," ujarnya. Apalagi, lanjut Haru, saat ini KPUD Kabupaten/Kota juga masih fokus dengan penghitungan Bupati/Walikota. "Apalagi, lembaga survei sudah banyak 'off side' dalam data yang disampaikan," ujar Haru. Ketua DPD Partai Gerindra Jawa Barat, Mulyadi enggan untuk mempercayai hasil perhitungan cepat. Pihaknya akan tetap menunggu hasil KPU Jawa Barat. "Kita tetap menunggu hasil penghitungan real count. Karena kalau hari ini pun quick count mengatakan bahwa pasangan Asyik menang, kita tidak akan segera rilis," kata Mulyadi. Menurutnya, hasil quick count Sudrajat-Ahmad Syaikhu bertolak belakang dengan sejumlah survei jelang Pilgub Jabar. Perbedaan quick count dengan survei yang juga dirilis oleh lembaga serupa hari ini memicu sikap tak percaya Gerindra. "Lembaga-lembaga yang melakukan quick count ini adalah lembaga-lembaga survei yang melakukan survei yang mengatakan bahwa pasangan Asyik tidak memiliki hasil yang signifikan," jelas Mulyadi. Mulyadi mengungatkan kepada masyarakat untuk tidak percaya kepada lembaga survei yang merilis quick count hari ini, karena kenyataannya survei yang dirilis oleh mereka sejak Pilgub Jabar berlangsung tidak ada satupun yang menunjukan kebenaran. "Justru saya mengingatkan kepada masyarakat, lembaga-lembaga ini yang melakukan quick count adalah lembaga yang merilis survei di mana pasangan Asyik tidak memiliki hasil survei yang signifikan. Apa alasan mempercayai hasil quick count mereka? Hasil survei mereka pun jauh dari kenyataan," pungkasnya. (cky/rmoljabar/**)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X