Senin, 22 Desember 2025

KPU Depok Yakin Tidak Bisa Diretas

- Kamis, 14 Maret 2019 | 09:20 WIB
Nana Shobarna. Ketua KPU Kota Depok RADARDEPOK.COM, DEPOK - Ketua KPU Kota Depok, Nana Shobarna berharap tidak ada pengaruh untuk Depok dan umumnya Indonesia terhadap informasi mengenai ancaman peretasan website KPU (www.kpu.go.id) untuk penyelenggaraan Pemilu 2019. "Saya harap tidak ada gangguan, terutama untuk sistem informasi di KPU dan juga pelaksanaannya," kata Nana kepada Radar Depok, Rabu (13/3). Terkait adanya ancaman mengenai peretas yang ingin merusak sistem informasi dan website KPU RI, menurutnya, KPU RI tentu sudah mempersiapkan tim ahli guna menyangkal serangan peretas-peretas baik dari dalam negeri maupun luar negeri. "Tentunya saya berkeyakinan, Tim IT KPU juga terus berjuang menyangkal serangan para peretas dan tentunya banyak yang menginginkan Pemilu 2019 berjalan dengan baik," paparnya. Untuk itu, sambung Nana, pihaknya meminta agar seluruh warga Depok agar tidak terpancing oleh informasi atau berita bohong (hoax) dan lebih kepada memeriksa informasi yang didapat ke lembaga resmi seperti KPU, Bawaslu dan pemerintah. "Saya pun meyakini warga Depok sudah cerdas dalam berdemokrasi, sehingga tidak akan mudah terpancing hoax," terangnya. Ia menambahkan, KPU Kota Depok memiliki target partisipasi masyarakat mencapai 80 persen pada Pemilu serentak yang akan dilaksanakan pada 17 April 2019 mendatang. Selain itu, pihaknya juga terus berupaya melakukan sosialisasi dan mewujudkan target zero complain untuk penyelenggaraan Pesta demokrasi di Depok. "Tidak untuk Depok saja, tapi kami sebagai bagian dari penyelenggara pemilu, mengharapkan seluruh pelosok Indonesia hingga tingkat KPPS tidak ada insiden yang menonjol dan Pemilu dapat berjalan dengan sukses tanpa ekses," pungkasnya. Sementara, dikutip dari RMOL, Ancaman peretasan website Komisi Pemilihan Umum (KPU) terus terjadi jelang pelaksanaan Pemilu serentak 2019. Kuat dugaan peretasan itu dilakukan dari negara lain. Ketua KPU Arief Budiman menyatakan bahwa pelaku peretasan ini atau hacker merupakan individu bukan negara. "Bukan China dan Rusia. Itu hacker itu kan individu-individu, orang-orang. Jadi IP adressnya datang dari banyak tempat. Ada yang datang dari domestik. Ada yang datang dari internasional," kata Arief di Komplek DPR, Jakarta, Rabu (13/3). (cky/rmol)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X