Senin, 22 Desember 2025

Habib Riza Bisa jadi 'Obat Galau' Idris

- Senin, 27 Januari 2020 | 10:15 WIB
Habib Achmad Riza Alhabsyi.   RADARDEPOK.COM, DEPOK - Sepekan ini, ada dua momentum politik di Kota Depok cukup menyita perhatian publik. Pertama, pengumuman pengerucutan calon Walikota Depok dari PKS dan penandatanganan nota kesepahaman antara DPC Partai Gerindra Kota Depok dan DPC PDI Perjuangan (PDIP) Kota Depok. PKS resmi 'mencoret' dua kadernya dari kontestasi penjaringan internal partai, yakni Amri Yusra dan Supariyono. Partai dakwah tersebut tinggal menyisakan Imam Budi Hartono (IBH), Farida Rachmayanti, serta Hafidz Nasir. Di sisi lain pada Jumat (24/1) malam, PDIP dan Gerindra sepakat bekerja sama dalam Pilkada Depok 2020 mendatang. Kesepakatan koalisi tersebut menguatkan ihwal kabar 'cerainya' Wakil Walikota sekarang, Pradi Supriatna dengan Walikota Depok, Mohammad Idris. Pengamat Politik sekaligus Direktur Eksekutif Indonesian Politic and Policy Institute (IPPI), Yusuf Asyari mengatakan, kedua momentum di atas sedikit banyak berpengaruh terhadap Idris. Pasalnya, pencalonan akademisi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah tersebut hingga saat ini belum jelas di internal PKS. Partai yang mengusungnya pada Pilkada lima tahun lalu. "Alih-alih memberi rekomendasi kepada Idris, PKS justru fokus di penjaringan internal. Artinya tarik-menarik kepentingan di PKS cukup tinggi. Lazimnya petahana seperti Idris otomatis dicalonkan partai pengusungnya. Tapi yang terjadi justru sebaliknya. PKS masih belum benar-benar 100 persen," lanjut kata Yusuf. Menurut Yusuf, kondisi ini sejatinya bisa menimbulkan ketidaknyamanan bagi seorang petahana, seperti Idris. Penjaringan PKS menjadi sinyelemen kuat bahwa mereka ngotot memilih figur hasil penjaringan dalam Pilkada nanti. "Baik IBH, Farida, atau Hafidz kan calon walikota, bukan wakil walikota. Ini pernyataan langsung dari elite-elite PKS Depok," beber Yusuf Asyari Adapun MoU Gerindra-PDIP bisa menjadi 'celah' buat Idris. Kata Yusuf, PDIP seperti diketahui belum memiliki figur yang benar-benar kuat untuk dicalonkan sebagai walikota. "Mereka mungkin menyodorkan wakil walikota. Itu saya pikir alasan mengapa PDIP koalisi dengan Gerindra, karena ada figur Pradi," cetus Yusuf. Konstelasi ini, lanjut Yusuf, bisa berubah ketika Idris merapat ke PDIP. Terlebih beberapa figur PDIP cukup potensial dan 'senapas' dengan Idris. "Kalau berbicara penjaringan PDIP, ada nama Habib Riza Al-Habsy. Ketimbang figur lain, Habib Riza ini punya kans besar jadi calon yang diusung PDIP," ungkap Yusuf. Yusuf memaparkan bahwa Habib Riza merupakan representasi figur nasionalis dan religius. Di samping itu, dia juga memiliki pengalaman politik yang cukup mumpuni dan dapat menjadi kolaborasi yang sesuai. “Habib Riza pernah menjadi Anggota DPRD Jawa Barat, artinya basis massanya kuat. Ditambah mesin partai politiknya. Di tengah kegalauan Pak Idris di internal PKS, sosok Habib Riza bisa jadi obat ya. Maksudnya bisa membuat Idris nyaman. Secara kepartaian PDIP bisa mengusung sendiri, artinya Idris tak perlu repot. Tinggal PR nya adalah penguatan koalisi," tutup dia. (rd)   Jurnalis : Ricky Juliansyah Editor : Pebri Mulya (IG : @pebrimulya)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X