Senin, 22 Desember 2025

Depok Tertata Bukan Koalisi Tandingan

- Rabu, 5 Februari 2020 | 10:10 WIB
ISTIQOMAH : Pengurus DPC dan kader DPC PPP Kota Depok saat deklarasi Koalisi Depok Tertata di Hotel Bumi Wiyata, Jalan Raya Margonda, Kecamatan Beji, Sabtu (1/2). FOTO : RICKY/RADAR DEPOK   RADARDEPOK.COM, DEPOK – Koalisi Depok Tertata yang dibangun empat partai untuk Pilkada Depok 2020, yakni PAN, Partai Demokrat, PKB dan PPP terbentuk bukan untuk menandingi. Namun, mengedepankan gagasan politik gagasan dan bukan politik kebencian. “Koalisi ini terbentuk bukan hadang menghadang atau tanding menandingi, dalam setiap demokrasi setiap perbedaan itu hal yang biasa, mungkin koalisi kami berbeda, tapi bagimana kami mengedepankan politik gagasan bukan politik kebencian,” tutur Ketua DPC PPP Kota Depok Qonita Lutfiyah. Ia menegaskan, Depok Tertata sendiri merupakan koalisi yang cerdas, cermat dan bersahabat. Sebab, putri kH Syukron Mamun ini menjabarkan, cerdar karena mempunyai konsep dan gagasan yang sama dalam membangun Kota Depok lebih baik. “Nanti ada kriteria calon pemimpin seperti apa, kami tidak ingin membuat koalisi ini kongkow-kongkow  tanpa konsep,” tegas Qonita. Anggota DPRD Kota Depok ini melanjutkan, dalam koalisi ini juga termasuk koalisi cermat, yakni cermat dalam mengamati situasi. Sehingga, pihaknya tidak ingin gegabah dan akan membuka komunikasi dengan siapapun, baik internal maupun eksternal. “Kami melihat tentang perkembangan politik di Kota Depok,” paparnya. Selain itu, sambung wakil rakyat Daerah Pemilihan (Dapil) 6 Depok (Sawangan, Bojongsari, Cipayung) ini, Depok Tertata juga merupakan koalisi ini bersahabat. Sehingga, keempat partai yang ada sekarang pun akan membuka diri dengan partai lain. “Sekarang kami sudah  bisa mewujudkan koalisi dengan 12 kursi, misalnya ada partai lain yang ingin bergabung dengan kami dengan kesamaan visi dan misi perjuangan, kenapa tidak, Karena koalisi ini koalisi yang bersahabat,” sambungnya. Ia menilai, perbedaan pilihan merupakan bentuk dari demokrasi, dan hak politik seseorang harus dihargai, bukan malah dijauhi atau dianggap sebagai musuh yang berbeda dengan golongannya. “Tinggal bagaimana kita menyikapi perbedaan itu dengan bijak. Bijaksana menghargai dan menerima perbedaan pilihan adalah bentuk kedewasaan dalam berpolitik,” ujar Qonita. Dari perbedaan pilihan dan disikapi dengan bijaksana, Qonita melanjutkan, akan memunculkan kontestasi yang sehat dalam sebuah perhelatan demokrasi, bahkan menjadi sebuah keniscayaan proses seleksi pemimpin yang baik. “Jika demikian, siapapun yang terpilih nanti, tentu pilihan rakyat dan pasti didukung,” ucapnya. Sehingga, menghadapi fase Pilkada Kota Depok 2020, ia meminta seluruh elemen untuk saling menghargai perbedaan pilihan. “Saya yakin warga Depok sudah dewasa dalam berpolitik. Sebab, perbedaan itu keberkahan dan rahmat dari Allah SWT, kerukunan, toleransi adalah wajah Indonesia sebenarnya sejak dulu,” pungkasnya. (rd)   Jurnalis : Ricky Juliansyah Editor : Pebri Mulya (IG : @pebrimulya)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X