Senin, 22 Desember 2025

Perhatikan Sektor Pariwisata Saat New Normal

- Selasa, 9 Juni 2020 | 15:00 WIB
Abdul Harris Bobihoe.   RADARDEPOK.COM, DEPOK – Anggota Komisi III DPRD Jawa Barat, Abdul Harris Bobihoe meminta agar pemerintah dapat memperhatikan destinasi pariwisata. Sebab, di tengah pandemi Covid-19, sektor ini termasuk salah satu yang sangat terdampak. “Sektor pariwisata juga salah satu yang paling terdampak. Sejak pandemi Virus Korona, perputaran ekonomi di bidang pariwisata tidak berjalan sama sekali,” kata Harris kepada Radar Depok, Senin (8/6). Bahkan, lanjut politikus Partai Gerindra ini, sumber daya manusia (SDM) yang terlibat dari sektor ini sampai dirumahkan. Karena, penerapan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan protokol kesehatan dari pemerintah. “Pariwisata terjun bebas, tidak ada turis asing maupun domestik yang berlibur. Jadi, karyawan di destinasi pariwisata dirumahkan, UMKM yang dekat di sana pun tutup. Semua di sektor pariwisata terkena imbas,” tutur Harris. Karenannya, memasuki Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) atau new normal, pemerintah pun harus memperhatikan sektor pariwisata. Sebab, kontribusi dari sektor ini sangat besar bagi pendapatan asli daerah (PAD), maupun devisa untuk skala nasional. “Sektor pariwisata pun harus bangkit. Tapi, regulasinya harus dicermati dengan teliti,” tegas Harris. Untuk membuka suatu destinasi pariwisata, harus memenuhi protokol kesehatan yang dianjurkan pemerintah. Namun, berdasarkan informasi yang didapat dari media, ada beberapa destinasi pariwisata yang telah ramai dikunjungi wisatawan. Bahkan, ada yang mengabaikan protokol kesehatan. Padahal, untuk sektor pariwisata “Mungkin masyarakat jenuh, sudah beberapa bulan tidak keluar rumah atau berwisata, tapi, jangan sampai ada gelombang tsunami positif Covid-19 baru dari sektor ini.,” ucap Harris. Selain itu, pengelola destinasi wisata pun harus patuh terhadap keputusan pemerintah. Sebab, penerapan protokol new normal di destinasi pariwisata harus disesuaikan dengan posisi R0 dan Rt tiap daerah. R0 dan Rt merupakan indikator yang digunakan pemerintah sebelum mereaktivasi kegiatan ekonomi. “Rt adalah metode penghitungan yang dianggap valid mengenai potensi penularan virus secara real time. Sedangkan R0 digunakan untuk memperkirakan atau memproyeksikan reproduksi virus pada awal masa penularan,” terangnya, Untuk mempersiapkan masa normal baru, sambung Harris, Kementerian Pariwisata telah menyusun protokol khusus yang nantinya akan diterapkan daerah yang sudah dinyatakan siap. “Protokol ini akan melalui beberapa tahapan. Kita tunggu saja bagaimana progress-nya. Yang jelas, harus ada perhatian di sektor ini. Sehingga, masyarakat, khususnya mereka yang mencari nafkah di bidang pariwisata dapat kembali normal,” pungkas Harris. (rd/cky)   Jurnalis : Ricky Juliansyah Editor : Pebri Mulya

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X