Minggu, 21 Desember 2025

Bela Pradi-Afifah, Babai : Kita Lihat Programnya

- Sabtu, 3 Oktober 2020 | 22:19 WIB
Anggota DPRD Kota Depok dari Fraksi PKB, Babai Suhaimi.   RADARDEPOK.COM, DEPOK - Hajat demokrasi sekaliber Pilkada, boleh dikatakan menjadi arena bertarung partai politik dalam mengusung figur jagoannya. Anggota DPRD Kota Depok dari Fraksi PKB, Babai Suhaimi tak menampik hal tersebut. Namun lebih jauh, ada yang lebih penting, yang patut dicermati matang oleh masyarakat. Tentu saja program atau visi misi yang dibawa pasangan calon. Makanya, ia mengimbau agar masyarakat tidak melulu berkutat dengan partai pengusung pasangan calon. Diharapkan hal ini bisa terjadi di Pilkada Depok 2020. "Jangan melihat partai pengusungnya. Tapi, program apa yang ditawarkan dari kedua pasangan calon. Masyarakat Depok saya yakin sudah cerdas dalam menentukan pilihannya. Jangan mau diadu satu partai dengan partai lainnya," ungkap Babai, Sabtu (03/10). Ia mengatakan, Pilkada merupakan tempat bertarung ide dan gagasan. Dan ia yakin, Pasangan Calon Walikota dan Wakil Walikota Depok nomor urut 1, Pradi Supriatna - Afifah Alia punya program nyata untuk perubahan Depok. "Pilkada adalah tempatnya untuk menyampaikan ide-ide dan gagasan-gagasan baik untuk kesehjateraan masyarakat, yang akan dilaksankan oleh pemerintahan daerah," ungkap wakil rakyat dari Cipayung-Sawangan-Bojongsari itu. Lebih lanjut, tambah Babai, banyak persoalan yang harus dihadapi pemimpin Kota Depok ke depan. Dia menerangkan, dalam perjalanan Depok sejak 1999, belum memiliki rumah sakit yang memadai. Tidak berbanding lurus dengan jumlah penduduk. Anggota DPRD Kota Depok dari Fraksi PKB, Babai Suhaimi.   "Depok juga dinobatkan sebagai kota yang trotoarnya tidak manusiawi," tegasnya. Kemudian di sektor pendidikan. Babai menyoroti soal Kota Depok, dengan visi religius, tapi belum memiliki Madrasah Aliyah Negeri (MAN) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) Negeri. Baru ada satu Madarsah Tsanawiyah (MTs) Negeri. "Itu pun hibah dari Bogor," tuturnya. Persoalan lain yang tak kalah penting di Depok lanjutnya adalah destinasi. Padahal, sambungnya, potensi itu banyak. Dia mencontohkan ada 26 situ berukuran besar maupun kecil. Tapi, tidak dikelola secara serius, sehingga tidak bisa diangkat sebagai tempat wisata. Akhirnya, beber dia, banyak masyarakat yang nongkrong di taman perumahan. GDC misalnya. Bahkan banyak pedagang kaki lima. Ini membuat suasana jadi kumuh. "Alun-alun itu taman kota. Tidak didesain bagaimana kenyamanan bagi masyarakat yang datang untuk menikmati jajanan Kota Depok. Tidak ada stand yang disiapkan untuk pedagang maupun UMKM Depok. Hal-hal demikian yang sudah dipikirkan oleh Pradi-Afifah," pungkasnya. Untuk diketahui, Pradi-Afifah, pasangan dari Koalisi Depok Bangkit itu mengantongi dukungan 33 kursi parlemen. Ada enam partai yang mengusung, yakni Partai Gerindra, PDI Perjuangan, Golkar, PAN, PKB, dan PSI. (rd/jun)   Jurnalis : Junior Williandro Editor : Pebri Mulya

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X