Senin, 22 Desember 2025

DEEP : Popularitas Pradi-Idris Beda Tipis

- Rabu, 14 Oktober 2020 | 09:08 WIB
Direktur DEEP Indonesia, Yusfitriadi.    RADARDEPOK.COM, DEPOK – Democracy And Electoral Empowerment Patnership (DEEP) Kota Depok, tertarik  untuk  mengukur  performa  dan  kinerja  penyelenggara dan pasangan calon walikota dan wakil walikota Depok tahun 2020. Melalui  sebuah  studi  dengan  pendekatan  survei  yang  disebar  ke  masyarakat Kota Depok. Direktur DEEP Indonesia, Yusfitriadi menjelaskan,  metode  pengambilan  data  dalam  studi  ini  adalah  melalui  survei  dengan  dua belas  buah  pertanyaan sebagai instrumen pengambilan datanya. Pertanyaan survey dibuat dengan google form dan disebar melalui media sosial dan jaringan whatsapp group yang menjadi simpul sosial Kota Depok. “Adapun  responden  dalam  studi  ini  adalah  masyarakat  Kota Depok  yang  berdomisili  dan tersebar di 11 kecamatan se-Kota Depok,” tutur Yusfitriadi dalam keterangan tertulis yang diterima Radar Depok. Data yang terhimpun dari studi ini berdasarkan dua belas pertanyaan yang menjadi instrument utama pengambilan data survei. Jumlah seluruh responden yang mengisi survey adalah sebanyak 582 orang. Ia mengungkapkan, berdasarkan hasil jawaban responden atas dua belas pertanyaan yang ditanyakan, dapat dilihat mengenai tingkat popularitas dan elektabilitas pasangan calon pada kontestasi Pilkada Kota Depok di mata publik. Dalam aspek popularitas yakni masyarakat mengetahuhi tokoh atau figur di Kota Depok, Mohammad Idris memiliki popularitas yang cukup tinggi di kalangan masyarakat Kota Depok, yakni 81,6 persen responden menyatakan mengetahui. Sedangkan .18,4 persen responden menyatakan tidak mengetahui sosok pasangan Imam Budi Hartono. Sementara, Pradi Supriatna memiliki popularitas sedikit lebih tinggi dengan persentase 84,9 persen responden menyatakan mengetahui dan 15,1 persen menyatakan tidak mengetahui tokoh yang berdampingan dengan Afifah Alia. Direktur DEEP Indonesia, Yusfitriadi.   “Berdasarkan hasil dari reponden, popularitas Pradi supriatna sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan lawan politiknya, yakni Mohammad Idris dan untuk pasangan Calon Wakil Walikota Depok Imam Budi Hartono dan  Afifah Alia berdasarkan responden memiliki tingkat popularitas yang seimbang,”  tutur Kang Yus –sapaannya-. Kemudian, Kang Yus melanjutkan,  sampai saat ini hiruk pikuk kampanye terus digencarkan oleh pasangan calon ataupun koalisi partai untuk meningkatkan popularitas dan elektabilitas pasangan calon, yang nantinya bisa dikonversi menjadi suara pemilih. “Pasangan Pradi-Afifah sementara unggul di atas pesaingnya yakni pasangan Idris-Imam,” tegas Kang Yus. Namun, Kang Yus menambahkan,  koalisi besar dalam Pilkada tidak menjadi jaminan kemenangan, tetapi ada unsur kekuatan personal dari figur yang diusung. Partai politik adalah kekuatan pengusung yang tidak terlalu kuat dalam menentukan elektabilitas. “Maka dari itu koalisi partai politik bukan hal yang paling menentukan. Berdasarkan responden survei bahwa sosok figur lah alasan yang paling kuat bagi masyarakat memiliih Paslon Walikota dan Wakil Walikota Depok kedepan,” imbuhnya. Kang Yus menegaskan,  Setelah survei terkait dengan sumber informasi yang didapatkan dari masyarakat dan keberpihakan masyarakat Depok per 31 September 2020, pihaknya akan melaksanakan survei lanjutan. “Sampai menjelang tahapan pungut hitung DEEP akan melaksanakan tiga kali survei lagi. Survei-survei tersebut akan menitik beratkan pada isu, kampanye dan hubungannya dengan Covid-19, isu efektifitas metode kampanye, pelanggaran dan penegakan hukum Pemilu. Kami akan melakukan survei lanjutan, ini baru tahap pertama,” ucap Kang Yus. (rd/cr4)   Jurnalis : Angga Editor : Pebri Mulya

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X