RADARDEPOK.COM, JAKARTA - Sebentar lagi akan memasuki bulan puasa Ramadan dan dilanjut dengan Hari Raya Idul Fitri 1443 Hirjiah. Untuk itu, Anggota Komisi VI DPR RI, Mahfudz Abdurrahman menekankan agar pemerintah benar-benar menjamin ketersediaan kebutuhan pokok, dengan harga yang terjangkau.
Anggota Fraksi PKS DPR RI ini mengatakan, kini bangsa Indonesia masih dalam masa pemulihan dalam sektor ekonomi, tentu kemampuan keuangan masyarakat masih belum memadai.
“Jadi kita harus bantu masyarakat, dengan menjaga ketersediaan bahan pokok dengan harga yang kalau bisa murah,” kata Mahfudz kepada Radar Depok, Jumat (1/4).
Wakil rakyat dari Dapil Jawa Bara VI (Kota Depok-Kota Bekasi) ini mengungkapkan, saat ini di lapangan silih berganti kelangkaan kebutuhan pokok masyarakat, dari Kedelai, Telur, Gula, dan yang masih baru saja terjadi. Kelangkaan minyak goreng.
“Masyarakat sampai antre berjam-jam hanya untuk mendapatkan minyak goreng 1 atau 2 liter. Ini tentu Ironi, terjadi di negara penghasil CPO,” ungkap Mahfudz Abdurrahman.
Bahkan, kata Bendahara Umum DPP partai berlambang bulan sabit kembar ini, pemerintah pun kewalahan dalam menangani persoalan tersebut, dan kebijakan tidak berjalan baik di lapangan.
“Yang sampai saat ini pun masih belum jelas apa penyebab utama kelangkaan minyak goreng itu. Berbulan-bulan kita dihadapkan dengan keluhan pedagang dan masyarakat bahwa minyak goreng sulit ditemui di pasaran,” keluh Mahfudz Abdurrahman.
Tentunya, lanjut Mahfudz Abdurrahman, hal tersebut menjatuhkan wibawa negara, dalam hal ini pemerintah di mata publik.
“Saya agak kurang bisa menerima alasan dan argumen pemerintah, karena langkah mitigasi dengan beragam regulasi pun tidak jalan,” geram Mahfudz Abdurrahman.
Menurut Mahfudz Abdurrahman, sudah saatnya pemerintah membuktikan bahwa mampu menjaga ketersediaan bahan pokok menjelang Ramadan, masyarakat tentu akan mengkonsumsi lebih banyak lagi.
“Jangan lagi ada kelangkaan, khususnya yang harus jadi perhatian adalah ketersediaan daging sapi dan ayam. Yang saat ini sudah mulai naik harganya, bahkan harga daging sapi sudah mencapai Rp150 ribu per kilogram,” beber Mahfudz Abdurrahman.
Karenanya, Mahfudz Abdurrahman pun meminta agar pemerintah serius mengendalikan pasokan dan harga, serta tidak lengah. Ia pun menyarankan agar terus menggelar operasi pasar, khususnya di daerah yang mengalami kelangkaan.
“Kita tidak boleh main-main,” tegasnya lagi.
Mahfudz Abdurrahman pun meminta agar peran regulasi dan pengawasan harus berjalan seiring sejalan dan tidak berjalan sendiri-sendiri atau sampai terkesan menyalahkan.