Nasi liwet khas Sunda merupakan makanan yang sangat dikenal banyak masyarakat Indonesia. Makanan disajikan di atas daun pisang secara memanjang, penyajiannya menggunakan hamparan daun pisang serta dimakan secara bersama sama, dalam tradisi masyarakat Sunda, biasa disebut ngaliwet.
Laporan : Aldy Rama
RADARDEPOK.COM - Kalau ingin memiliki usaha di bidang kuliner, mungkin nasi liwet dapat dijadikan sebagai salah satu opsi untuk usaha yang menjanjikan. Jika mereka yang ingin serius berkecimpung dibidang kuliner, tentunya berbagai tahapan yang tidak mudah harus dilewati untuk membangun usaha kuliner yang ingin digeluti.
Perjalanan karir yang panjang dengan berbagai lika liku sebagai pengusaha diceritakan oleh salah satu pengusaha nasi liwet khas Sunda, Dadan Hamdani yang biasa disapa akrab Kang Dadan, ia sudah berkecimpung menjadi pengusaha nasi liwet kurang lebih 6 tahun yang diceritakannya dengan detail saat ditemui awak Radar Depok secara tak sengaja di Bakso Bu Midah (BBM), Jalan Masjid Nurul Falah, RT3/3, Kelurahan Bojongsari, Kecamatan Bojongsari.
Kang Dadan menjelaskan, sebelum ia terjun menjadi pengusaha nasi liwet yang ia labeli ‘Nasi Liwet Kang Dadan’, dia pernah berkecimpung selama 12 tahun menjadi sales otomotif dimulai dari 2005 hingga 2017.
“Kemudian saya keluar dari pekerjaan tersebut yang menurut saya kurang nyaman, dan terjun langsung membuka usaha nasi liwet di tahun 2017. Semua berawal dari mulut ke mulut serta tetangga dan rekan kerja saya dulu,” ucap orang yang menjabat sebagai Sekretaris Komunitas Bojongsari Maju Bersama (BOSAMA) tersebut.
Dia mengungkapkan, ide untuk membuka usaha nasi liwet karena menurutnya, nasi liwet banyak disukai banyak orang. Apalagi, nasi liwet dapat dinikmati secara bersama-sama, atau yang biasa disebut masyarakat khas Sunda ngaliwet.
“2017 lalu saya masih meraba-raba dari segi pengiriman dan lain sebagainya, hingga menemukan trobosan packing dan penyajian yang berbeda. Tentu hal ini dilakukan ntuk menarik konsumen terutama mereka yang menyukai nasi liwet yang dinikmati secara bersama, dengan alas daun pisang,” ucapnya.
Dengan pengalamannya sebagai markeeting yang sudah berkecimpung seama 12 tahun, tentu memasarkan produk nasi liwet khas sunda yang dijajakan bukanlah hal yang asing. Karirnya pun perlahan meningkat, berawal dari orderan 1 paket untuk 10 orang perharinya. Apalagi paket yang diinginkan dapat di request.
“2018 saya mulai membuka usaha dengan membuka akun dari berbagai platform media sosial, pemesanan pun melonjak mencapai lima hingga 10 paket perharinya,” ungkapnya.
Kang Dadan mengungkapkan, rekor yang ia dapati dalam pemesanan dalam sejarahnya berjualan mencapai 200 paket dalam pergelaran Event Organizer. Berbagai perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) seperti Pertamina, PLN, Peruri dan masih banyak lagi.
Bahkan, instansi negara seperti Departemen Pertahanan, Kehutanan, Perhubungan, Keuangan, Kemenhan dan masih banyak lagi. Berbagai perusahaan swasta besar pun tak mau kalah, salah satunya Astra. Nasi Liwet Kang Dadan tak bisa diragukan lagi dari segi rasanya, DPR RI pun pernah memesan nasi liwet khas sunda yang diracik oleh Kang Dadan tersebut.
“Untuk saat ini omzet untuk nasi liwet rata-rata mencapai 15jt setiap bulannya. Sedangkan saat Ramadhan, omzet bisa tembus 40 hingga 50jt sebulan. Karena nasi liwet menjadi salah satu menu favorite untuk buka puasa dengan makan ramai-rami,” pungkas Kang Dadan. (*)
Editor : Ricky Juliansyah