Senin, 22 Desember 2025

MUI dan FKH Nusantara Jaga Kelestarian Lingkungan

- Senin, 12 Desember 2022 | 07:39 WIB
DISKUSI : Perhelatan refleksi akhir tahun, dialog tokoh lintas agama untuk tata ruang dan lingkungan yang sehat, berlangsung di Joglo Nusantara, Situ Pengasinan, Kelurahan Pengasinan, Kecamatan Sawangan, Minggu (11/12). Istimewa
DISKUSI : Perhelatan refleksi akhir tahun, dialog tokoh lintas agama untuk tata ruang dan lingkungan yang sehat, berlangsung di Joglo Nusantara, Situ Pengasinan, Kelurahan Pengasinan, Kecamatan Sawangan, Minggu (11/12). Istimewa

RADARDEPOK.COM – Guna melestarikan lingkungan lebih sehat, dialog tokoh lintas agama untuk tata ruang yang sehat diadakan Majelis Ulama Indonesia (MUI) bersama Forum Komunitas Hijau (FKH) Nusantara, Minggu (11/12). Perhelatan tersebut berlangsung di Joglo Nusantara Situ Pengasinan, Kelurahan Pengasinan, Kecamatan Sawangan.


Wasekjen PP MUI, Abdul Manan mengatakan, manusia mempunyai mandat untuk eksploitasi dan konservasi alam. Jangan sampai, negara kalah dengan pemodal bagaimana ada tumpang tindih tata ruang dan lainnya.


“Untuk itu, saatnya kami bergerak untuk merawat lingkungan hidup,” tegasnya kepada Radar Depok, Minggu (11/12).


Menurut Abdul, manusia bersekutu pada tiga hal, diantaranya air yang tidak boleh diswastanisasi. Ia manambahkan, energi yang dikelola pemerintah harus memberikan manfaat sebanyak-banyaknya untuk masyarakat.


Begitu juga dengan hutan yang harus dikelola dengan baik, sebagaimana dalam konstitusi bumi dan alam dikuasai negara dan sebesar-besarnya untuk rakyat.


“Merawat bumi juga mandat konstitusi. Pada saat ini, bersama tokoh lintas agama, ada kesepakatan bersma penting rawat bumi dan memperhatikan lingkungan hidup,"kata dia.


Dalam kesempatan yang sama, Koordinator FKH Depok, Heri Syarifudin berharap agar kerukunan beragama ini menjadikan isu bersama pada lingkungan.


Menurutnya, semua agama memiliki kesamaan dalam kepedulian menjaga kelestarian alam. Namun, moral agama tidak menjadi rujukan regulasi yang menjadi persoalan, perspektif ekonomi dan lainnya.


“Semoga agama bisa ambil etika dan peradaban di depan. Harapannya, agama punya tempat strategis, menjadi mekanikal di dunia yang harus diselesaikan, supaya ke depan bisa ditindaklanjuti bekerjasama dengan para aktifis dan penggiat lingkungan. Semoga bisa memberikan panduan praktis dan teknis, untuk khotbah di masjid atau tempat ibadah lainnya,” ungkap dia


Tokoh Budhis Indonesia, Bante Mahasupo menyampaikan komitmennya dalam upaya menjaga kelestarian alam, bahwa agama Buddha juga mengajarkan kelestarian alam dan lingkungan. Tidak hanya teori, namun ajaran tersebut sudah dipraktekkan dengan baik. Bahkan, ajaran tersebut sudah diikuti oleh negara-negara yang sudah berlangsung lama.


“Para leluhur mengajarkan kearifan melalui penghormatan dan pemuliaan pada pepohonan. Tentu, nilai-nilai agama ini mengajarkan untuk melestarikan alam, menjaga hutan agar kehidupan berlangsung dengan baik. Terlebih lagi, bisa didukung dengan institusi negara untuk menjaga konservasi alam,” tandasnya.


Untuk diketahui, dalam perhelatan yang berlangsung, turut dihadiri Wakil Ketua Bidang Kerukunan MUI, Yusna Yusuf. Komisi KAUB MUI Pusat, Mukhit Gozali. Pengurus Matakin Pusat, WS Mulyadi dan Pendeta Gereja Indonesia (PGI), Jimmy. Perwakilan ormas, aktifis dan penggiat lingkungan.


Di sela acara, turut diisi dengan pelepasan ikan ke kolam, pelepasan burung dan penanaman pohon sebagai simbol kepedulian terhadap lingkungan. (ama)


Jurnalis : Aldy Rama

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X