Senin, 22 Desember 2025

Dicampur Methanol Lebih Strong

- Senin, 23 April 2018 | 11:20 WIB
DEPOK – Alkohol memang memabukan. Bahkan kita bisa mencari kadar dan racikan yang tepat untuk menikmati satu loki alkohol dengan sensasi lebih kuat. Sayangnya, untuk mencari sensasi lebih, kalangan menengah ke bawah malah meracik minuman dengan campuran berbahaya. Pada dasarnya orang ingin minum-minuman keras karena memberi efek rileks, dan seperti melayang. Makin tinggi kadarnya, kian dahsyat dan lebih cepat efek yang ditimbulkan. Kadar alkohol menjadi kunci utama. Dalam sebotol minuman kadar alkohol yang dikandung bervariasi, mulai dari yang paling rendah golongan A 1-5 persen, golongan B 5-20 persen, dan golongan C 20-55 persen. Golongan dengan kadar alkohol yang paling tinggi tentu lebih strong. Tapi tidak semua kalangan masyarakat mampu untuk membeli minuman dengan golongan C, karena harganya cukup mahal. Dengan dalih ingin mabuk dengan sensasi yang lebih dahsyat, sebagian masyarakat kalangan bawah dan oknum pelajar mengakali dengan menggunakan alkohol yang lebih murah, namun memiliki efek lebih besar. Karena permintaan pasar minuman keras besar, dimanfaatkan oleh pedagang minuman nakal, untuk mengganti ethanol dengan methanol yang notabene salah satu jenis alkohol industri. Jaka Panca Satriawan Sp.PD, Internis Rumah Sakit Puri Cinere menyatakan, alkohol dibagi menjadi beberapa jenis, di antaranya ethanol dan methanol. Sedangkan alkohol yang biasa digunakan untuk minuman menggunakan ethanol. Ethanol menurutnya dapat diserap metabolisme tubuh, sehingga lebih aman jika dijadikan campuran minuman, seperti yang terdapat dalam kandungan minuman beralkohol. Bahkan ethanol juga menjadi salah satu campuran obat batuk yang akan memberikan efek ketenangan, yang secara tidak langsung dapat menurunkan tingkat frekuensi batuk. “Ethanol adalah senyawa yang mudah menguap dan sangat mudah terbakar. Bercampur sepenuhnya dengan air karena pembentukan ikatan hydrogen,” kata dr. Jaka. Sementara methanol, meski tidak berwarna dan memiliki bau yang mirip dengan ethanol, methanol sangat beracun, sehingga tidak cocok untuk dikonsumsi manusia. Karena saat masuk ke dalam tubuh, methanol pertama kali akan terurai menjadi formaldehyde, dan kemudian membentuk asam format dan garam yang sangat beracun bagi tubuh manusia. Sehingga methanol lebih sering digunakan sebagai bahan baku produksi bahan kimia, atau digunakan sebagai bahan bakar mesin mobil balap. “Mari kita bayangkan, ketika kita minum dengan kadar ethanol tinggi saja sudah mempengaruhi detak jantung menjadi tidak beraturan, kini bandingkan dengan meminum methanol yang juga mempengaruhi detak jantung tapi ditambah kandungan racun,” katanya. Normalnya, sambung dr. Jaka, saat seseorang mabuk memang mempengaruhi irama jantung, karena alkohol. Bagaimana jika minum alkohol industri? Menurut dr. Jaka, pertama kali yang dirasakan tentu sensasi alkohol yang lewat tenggorokan. Tak jarang membuat peminumnya menjadi dehidrasi hingga menyebabkan radang. Ketika memasuki lambung tak jarang peminum merasa mual, itu merupakan indikasi dalam minuman mengandung racun. Sehingga tubuh tidak dapat menerima dan langsung memuntahkannya. “Indikasi keracunan antara lain mual, muntah, pusing, berhalusinasi, dan mengalami gangguan konsentrasi, serta gangguan perilaku,” katanya. Gangguan irama jantung, sehingga jantung gagal memompa darah, yang disebut gagal jantung juga menjadi salah satu penyebab kematian. “Aretmia atau gangguan irama jantung hingga gagal memompa darah atau yang biasa disebut gagal jantung bisa menjadi penyebab kematian,” kata dr. Jaka. Selain itu juga mengakibatkan depresi pernapasan pusat, yang bisa diartikan dengan sesak napas yang diakibatkan oleh sebab kontraksi alkohol yang menghambat pusat pernafasan yang ada di otak. “Jika karacunan juga bisa mengakibatkan tidak bisa bernapas dan akhirnya meninggal,” sambungnya. Belum lagi jika dicampur minuman berenergi, sehingga kandungan dan fumngsi minuman tersebut menjadi samar. “Minuman berenergi biasanya untuk memompa jantung, dicampur ke dalam alkohol membuat irama jantung semakin tidak menentu,” kata dr. Jaka. Paru-paru korban meninggal juga ditemukan dalam keadaan gosong atau terbakar. Hal tersebut terjadi karena korban tersedak sehingga air yang ingin keluar kembali masuk ke kerongkongan melalui rongga hidung hingga akhirnya ke paru-paru. “Jika itu dikonsumsi dalam jangka waktu lama, hati, dan otak bisa menciut, fungsi pankreas juga akan menurun sehingga daya tahan tubuh semakin lemah,” paparnya. Dia mengatakan bila alkohol merupakan candu, sehingga sangat disarankan agar tidak mengkonsumsi alkohol. “Kalau sudah merasakan akan ketagihan. Sehingga setiap waktu pasti akan menambah dosis penggunaan,” tutup dr. Jaka. (cr2)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

Jangan Malas! Ayah di Depok Diminta Ambil Rapor Anak

Jumat, 19 Desember 2025 | 06:30 WIB

Buruh di Depok Ingin UMK Naik 6,5 Persen

Kamis, 18 Desember 2025 | 07:30 WIB

BPN Depok Sematkan Pin Emas Kepada Kejari

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:30 WIB
X