Senin, 22 Desember 2025

Jejak-jejak Tim Sepak Bola Persikad Depok Lahirkan Pemain Nasional, Sempat Urunan Beli Bus

- Senin, 28 Mei 2018 | 11:01 WIB
AHMAD FACHRY/RADAR DEPOK
SUDAH TAK TERPAKAI: Tampak bus peninggalan klub Persikad yang berada di halaman Kantor KONI Kota Depok di Jalan Gelatik Raya, Kelurahan Depok Jaya, Kecamatan Pancoranmas.

Lahir di era tahun 80-an, Persatuan Sepak bola Indonesia Kota Depok (Persikad) sudah banyak berinovasi dari satu tempat ke tempat lain. Sempat dimiliki oleh Kabupaten Purwakarta, kini Persikad telah diakuisisi menjadi Bogor FC. Secara otomatis berubah pula kepengurusan di tubuh tim tersebut.

  Pada perkembangan sepak bola di Indonesia, Persikad Depok cukup menjadi perhatian publik. Disadari atau tidak tim yang berjuluk Srigala Margonda ini seringkali melahirkan pemain berkualitas hingga di tingkat nasional. Sebut saja Muhammad Robby, yang pernah membela Persikad Junior (2003), dan Persikad Senior (2006). Salah satu pendiri Persikad, Yahman Setiawan mengatakan, pada 1986 Persikad merupakan sebuah tim sepakbola usia 12 tahun (U-12). Saat Persikad U-12 berdiri Kota Depok masih berbentuk Kota Administratif (Kotip) terdiri dari tiga kecamatan, yakni Kecamatan Pancoranmas, Sukmajaya, dan Beji. “Pak Yuyun (Mantan Walikota Depok) yang paling paham tentang Persikad, karena beliau penggagas Persikad,” ujar Yahman kepada Radar Depok. Sambil mengingat masa lalu tentang Persikad, Yahman menjelaskan, untuk mengasah kemampuan pemain yang kini dapat disebut Persikad Yunior kerap mengikuti turnamen baik di tingkat lokal maupun di luar Kota Depok. Tidak sedikit Persikad saat itu mendapatkan undangan khusus untuk mengikuti turnamen. Sebelum melakukan uji tanding, pemain Persikad kerap melakukan latihan maupun bertanding menggunakan lapangan Merpati di Kelurahan Depok Jaya, Kecamatan Pancoranmas. Yahman mengungkapkan, masih teringat saat Persikad Yunior berhasil menjuarai turnamen pada 1986. Saat itu, sejumlah peserta berasal dari wilayah Depok, Tangerang, dan Bekasi. Persikad Yunior bertanding dengan penuh semangat di lapangan Senayan yang kini menjadi Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta. “Persikad mengikuti turnamen dan berhasil menjadi juara, dan kalau mau bertanding kumpulnya di rumah saya,” kata Yahman. Pria yang kini menjadi pengusaha tersebut menuturkan, atas peristiwa tersebut dia bersama penggas Persikad lainnya memiliki rencana membeli Bus Persikad. Hal itu bertujuan untuk menambah semangat pemain bertanding dan memudahkan transportasi apabila ada turnamen. Untuk mengumpulkan dana membeli Bus Persikad, lanjut Yahman lurah maupun camat diminta urunan untuk membeli bus, setelah dana terkumpul dan dirasakan masih kurang, dia bersama pengurus Persikad lainnya menambahkan hingga rencana membeli bus pemain menjadi kenyataan. “Bus Persikad saat ini yang ada di Koni merupakan hasil urunan masa dahulu,” terang Yahman. Yahman mengaku, melihat kondisi klub Persikad saat ini cukup memprihatinkan. Apalagi Persikad sempat dijual dan hijrah ke kota lain. Dia ingin melihat, Persikad dapat berjaya seperti dahulu mulai dari divisi amatir hingga menembus Divisi Utama dan mencetak pemain bintang untuk sepak bola Indonesia. “Apabila semua membantu Persikad, bukan tidak mungkin Persikad kembali berjaya,” tutup Yahman. Sementara itu, mantan Wakil Manager Persikad, H. Sarmili mengatakan, awal terbentuknya Persikad yaitu pada saat Kota Depok masih Kota Administratif (Kotif) tahun 1980, yang dipimpin Sopian Hamim. Seiring perkembangan, nama Persikad tak asing lagi di telinga para pecinta sepakbola di Kota Depok. Berganti kepala daerah yakni Badrul Kamal, tepat di tahun 1997 Persikad mengikuti pertandingan turnamen di tingkat nasional, yakni Divisi 3. Ketika itu, di tingkat eksekutif urunan membeli bus kecil yang digunakan sebagai sarana transportasi para punggawa Persikad. "Iya kita beli mobil bus tahun 1997, beli mobil juga kita diinstruksikan urunan," ucap Sarmili kepada Radar Depok, yang ditemui di kediamannya di kawasan Sukmajaya. Ketika itu, banyak ASN hingga lurah yang menyumbang. “Kalau gak salah Rp18 juta kita beli bus kecil, yang sekarang udah jadi pajangan di KONI," sambung Sarmili. Sejak punya bus, Persikad mulai menampilkan jati dirinya di setiap pertandingan. Bahkan mulai diperhitungkan oleh tim lawan, hingga akhirnya Persikad naik ke Divisi 2. "Kebanggaan bagi kami dan masyarakat Depok, karena memiliki klub sepakbola," kata pria yang akrab disapa Dewa ini. Namun, tumbuhnya tim tersebut memerlukan biaya yang cukup besar. pihak esekutif bekerjasama dengan pihak swasta. "Di 2002 dipegang oleh pengusaha motor bernama Auling Yusuf," ungkap Sarmili. Saat ditanya, Persikad yang kini berubah nama dan kepemilikan menjadi Bogor FC, Sarmili sangat menyayangkannya. Ia berharap, Pemkot Depok membantu membangun persepakbolaan di Kota Depok. Terutama moril dengan merangkul pihak swasta yang ada di Depok. "Masa kalah dengan daerah lain, yang bisa memajukan dan menghidupkan klub sepakbolanya," tandasnya. Di tempat lain, Persikad yang berubah nama menjadi Bogor FC terus melakukan pembenahan guna menghadapi Liga 3 Indonesia 2018. Saat ditemui Radar Depok, Pelatih Bogor FC Jan Saragih mengatakan, ia masih memperbaiki konsep permainan yang menjadi strategi timnya dalam menghadapi Liga 3. “Kami masuk di Grup 2 bersama Persikabo Bogor, PSGC Ciamis, Lampung Sakti, dan PSGC Ciamis. Selain latihan rutin, kami juga uji coba dengan klub lain. Saya tangani tim ini dari nol,” kata Jan kepada Radar Depok. Jan mengaku, baru tiga bulan menangani Bogor FC. Seleksi pemain sangat disoroti Jan, sehingga ia mengerti betul materi pemain yang akan dibawanya menuju Liga 3. Pada saat seleksi, ia tidak memandang negatif pemain yang sudah ada di tim sebelumnya. Karena itu, ada juga pemain yang tidak dipanggil lagi untuk membela Bogor FC. “Ada beberapa pemain yang berasal dari tim sebelumnya. Kami mix juga pemain dari berbagai daerah, seperti dari Papua, Ternate, Bali, Medan, Bogor, dan kota di sekitarnya,” terang Jan. Diketahui, saat ini pemain Bogor FC sedang menjalankan Training Camp (TC) di Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian Tentara Nasional Indonesia (PMPP TNI) Hambalang, Kabupaten Bogor. Jan berharap, tim yang di arsitekinya bisa bermarkas di Stadion Pajajaran Kota Bogor. “Target kami berupaya naik level, bahkan hingga Liga 1. Tapi kami tidak memungkiri, dan akan berupaya lebih baik dan terus berbenah,” pungkas Jan. (rub/irw/dic)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

Jangan Malas! Ayah di Depok Diminta Ambil Rapor Anak

Jumat, 19 Desember 2025 | 06:30 WIB

Buruh di Depok Ingin UMK Naik 6,5 Persen

Kamis, 18 Desember 2025 | 07:30 WIB

BPN Depok Sematkan Pin Emas Kepada Kejari

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:30 WIB
X