TES KORONA : Suasana rapid tes di UPT Puskesma Limo yang dilakukan secara senyap-senyap, Kamis (26/3). FOTO : ISTIMEWA
RADARDEPOK.COM, DEPOK - Jadwal rapid tes yang seharusnya diselenggarakan Kamis (26/3), meleset. Kabarnya baru hari ini (27/3), dilakukan di 11 puskesmas se-Kota Depok. Sekira 624 pasien dari Orang dalam pantauan (ODP) dan Pasien Dalam Oengawasan (PDP), bakal dites. Data tersebut berdasarkan informasi yang dirilis Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid 19, per Kamis (26/3).
Walikota Depok, Mohammad Idris mengatakan, berdasarkan perkembangan data terbaru Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid 19, Kamis (26/3). Positif bertambah menjadi 20 orang, sembuh empat orang dan meninggal satu orang. Sedangkan untuk PDP di Kota Depok terdapat 175 orang, selesai 13 orang dan masih dalam pengawasan, 162 orang. ODP terdapat 649 orang, selesai 187 orang, dan masih dalam pemantauan 462 orang.
Sementara, terdapat sembilan orang PDP yang meninggal, namun PDP yang meninggal belum bisa dinyatakan positif atau negative Covid 19. Karena masih menunggu hasil tes yang datanya hanya dikeluarkan kementrian kesehatan RI.
“Data ini kami sampaikan ke publik agar masyarakat lebih waspada terhadap bahanyanya penyebaran Covid 19 di KOta Depok,” kata pria yang menjabat Ketua Pengarah Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid 19 Kota Depok, Kamis (26/03).
Tentang pelaksanaan rapid tes, di Rumah Sakit telah dilaksanakan mulai Rabu (25/3), sampai selesai, yang diperuntukan bagi PDP dan tenaga kesehatan yang kontak langsung dengan pasien positif tanpa menggunakan alat pelindung diri (APD) lengkap.
Sedangkan rapid tes juga akan dilaksanakan di 11 puskesmas yang meliputi, Puskesmas Depok Jaya, Beji, Abadijaya, Cilodong, Sukatani, Cinere, Pengasinan, Cipayung, Duren seribu, Tugu, dan Puskesmas Limo.
Rapid tes yang dilakukan tersebut diperuntukan bagi PDP yang melakukan Isolasi Mandiri ODP dan tenaga kesehatan, yang kontak dengan pasien positif tanpa menggunakan APD lengkap. Teknisnya, PDP dan ODP diundang oleh petugas Puskesmas. “Pada hari Kamis (26/3) rapid tes baru dilaksanakan di Puskesmas Limo. Sedangkan di 11 puskesmas lainnya baru akan dimulai Jumat (27/3) secara serentak,” jelasnya.
Pemkot juga akan memberikan bantuan logistik dari pemerintah kota Depok. Bantuan logistik akan diperuntukan bagi warga yang melakukan isolasi mandiri, yang terkonfirmasi positif ringan, PDP dan ODP.
Sementara logistik yang diberikan berupa paket sembako, diberikan selama 14 hari, dikirim Gugus tugas, melalui Lurah, RW dan RT, serta kampung siaga Covid 19 yang sudah terbentuk.
Sedangkan berdasarkan SK gubenur Jabar, RSUD telah dijadikan RS Rujukan bagi penderita Covid 19, yang dialokasikan untuk kasus ringan dan sedang. Sedangkan Rumah Sakit Universitas Indonesia didedikasikan untuk kasus sedang dan berat.
Sementara untuk menekan penularan di pasar tradisional dilakukan penyemprotan desinfektan secara rutin, menempatkan hand sanitizer. Dan menambah tempat cuci tangan. Selain itu, dilakukan himbauan secara terus menerus untuk menjaga jarak antara pengunjung.
Terakhir, bagi umat Islam walikota menyerukan kembali agar dapat mengikuti pernyataan Forkopimda, FKUB MUI, pemuka agama. Khusunya Jumat, agar dapat melaksanakan Salat Dzuhur untuk penggati Salat Jumat. “Selain itu kegiatan keagamaan di Kota Depok, agar ditiadakan, untuk menjaga kesehatan masyarakat Kota Depok,” terangnya.
Kepala UPTD Puskesmas Limo, Winarni Naweng Triwulandari mengungkapkan, terkait rapid tes yang telah dilaksanakan di Puskesmas Limo, berdasarkan arahan dari Kepala Dinas (Kadis) jumlah yang mengikuti tes dan hasilnya, nanti dikeluarkan oleh gugus tugas Kota Depok. "Kita memberikan laporan, dan nanti yang akan mengeluarkan kalau untuk jumlah gugus tugas," ucapnya saat dihubungi Radar Depok, Kamis (26/3).
Dia mengungkapkan, proses pemeriksaan berlangsung tertutup demi menjaga kerahasiaan pasien. Karena pemeriksaan ini, merupakan salah satu hal yang sensitif, dalam artian akan memastikan pasien tersebut positif covid-19 atau tidak. “Yang kita tau covid-19 ini juga di kalangan masyarakat sangat sensitif, jadi kita juga melakukannya di dalam gedung puskesmas," tuturnya.
Dia pun menuturkan, hasil dari rapid tes tersebut sudah diberikan langsung ke masing-masing pasien. "Untuk hasil, kami tidak akan beritahu khalayak karena itu merupakan haknya pasien, tetapi malam ini hasil dari tes tersebut sudah diberikan," jelasnya.
Dia pun berpesan, kepada masyarakat bahwa pasien covid-19, ODP maupun PDP itu tidak perlu ditakuti, serta menyebarkan berita melalui whatsApp yang membuat masyarakat semakin panik. "Lebih baik jaga supan gizi seimbang, minum air hangat 8 sampai 10 gelas perhari, jangan stres, serta istirahat yang cukup," terangnya.
Menimpali hal ini, Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Depok, Hardiono mengatakan, salah satu langkah yang bisa dilakukan gugus tugas adalah dengan melakukan rapid tes. Caranya, bukan di kumpulkan di puskesmas tapi dengan melakukan home visit. “Kalau ODP dan PDP ke tempat pemeriksaan massal, maka saya khawatir terjadi penyebaran virus tersebut,” katanya kepada Radar Depok, Kamis (26/03).
Memang dalam situasi yang seperti ini, pilihan tepat untuk mengendalikan wabah dan virus. Adalah tetap diam di rumah dan isolasi diri guna penyembuhan dan menekan angka penularan virus. “Dengan door to door lebih efektif meminimalisir pemularan ketimbang ditempatkan kesatu lokasi,” tegasnya.
Terpisah, Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat dapil Depok-Bekasi, Hasbullah Rahmad menyebut, jika dilakukan di suatu titik atau Puskesmas maka pilihannya dilematis. Sebab, orang dengan pemantauan itu memang belum positif korona. Tidak ada yang jamin juga orang tersebut belum tertular.
“Lebih aman kalau ada data ODP dilakukan cek di rumah, bukan di puskesmas, tapi petugas yang aktif. Kalau ada kerawanan tidak akan menyebar, karena 14 hari bisa sembuh. Ke Puskesmas pakai transportasi masal maka makin besar,” kata dia.
Hasbullah juga mengatakan, cara jemput bola merupakan cara yang paling efektif dalam menekan penyebaran korona. ”Pemerintah harus bijak, niat baik, tapi kalau tidak tepat teknis maka akan nambah pasiennya. Caranya jangan konvensional, perkecamatanya sudah benar tapi mata rantai penyebaran harus di hentikan,” tandasnya. (rd)
Data Covid 19 di Kota Depok
Konfirmasi Positif: 20 (+1)
Sembuh: 4
Meninggal : 1
Pasien Dalam Pengawasan: 175 (+2)
Selesai : 13
Dalam Pengawasan: 162 (+2)
Orang Dalam Pemantauan: 649 (+81)
Selesai: 187
Masih Dalam Pemantauan: 462 (+81)
Meninggal Status PDP :
- 9 orang
Puskesmas Tes Korona :
- Depok Jaya
- Beji
- Abadijaya
- Cilodong
- Sukatani
- Cinere
- Pengasinan
- Cipayung
- Duren Seribu
- Tugu
- Limo
Tanggal :
- Jumat (27/3)
Rumah Sakit Rujukan :
- RSUD Depok
- RSUI direncanakan
- RSUP Persahabatan
- RSPI Sulianti Saroso
- RSPAD Gatot Subroto
- RSUP Fatmawati
- RSUD Pasar Minggu
- RS Umum Bhayangkara
Jurnalis : Tim Radar Depok
Editor : Fahmi Akbar (IG : @akbar.fahmi.71), Pebri Mulya
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.
Terkini
Senin, 22 Desember 2025 | 06:30 WIB
Minggu, 21 Desember 2025 | 20:27 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 13:41 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 07:00 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 06:30 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 06:00 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 18:26 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 18:06 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 07:30 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 07:00 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 06:30 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 06:00 WIB
Rabu, 17 Desember 2025 | 22:41 WIB
Rabu, 17 Desember 2025 | 15:10 WIB
Rabu, 17 Desember 2025 | 08:30 WIB
Rabu, 17 Desember 2025 | 08:00 WIB
Rabu, 17 Desember 2025 | 07:30 WIB
Rabu, 17 Desember 2025 | 07:00 WIB
Rabu, 17 Desember 2025 | 06:30 WIB
Rabu, 17 Desember 2025 | 06:00 WIB