Senin, 22 Desember 2025

Ulama Depok Dorong Polisi Usut Tuntas Pesta Bikini, Sebut Coreng Kota Religius

- Rabu, 8 Juni 2022 | 07:50 WIB
Ketua MUI Kota Depok KH A Mahfudz Anwar (Kiri), Sekretaris PCNU Kota Depok, H Ahmad Furqon (Kanan)
Ketua MUI Kota Depok KH A Mahfudz Anwar (Kiri), Sekretaris PCNU Kota Depok, H Ahmad Furqon (Kanan)

RADARDEPOK.COMUlama di Kota Depok bersuara lantang dengan adannya peristiwa pesta bikini, di perumahan Pesona Khayangan 2 Kelurahan Mekarjaya, Sukmajaya Kota Depok, Minggu (2/6) dini hari. Kota religius yang terus gembar-gemborkan, dinilai sudah tercoreng dengan aksi pesta muda-mudi tersebut. Malah ulama mendorong kasus tersebut ditindak sesuai hukum dan undang-undang.

Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Depok, KH A Mahfudz Anwar mengatakan, pengurus MUI Depok sangat prihatin dengan adanya pesta dengan busana minim yang dilakukan sejumlah pemuda. Hingga berujung penggerebekan yang dilakukan Polda Metro Jaya. “Karena ini kasusnya sudah ditangani kepolisian, kami mendorong agar kasus ini ditindak sesuai hukum dan undang – undang yang berlaku,” katanya kepada Harian Radar Depok, Selasa (7/6).

Baca Juga : Membongkar Para Tamu Pesta Bikini di Depok, Ada Anak Bos Bawa Alphard

Dia mengungkapkan, dari segi agama kejadian ini dinilai telah mencoreng nama baik Kota Depok yang punya misi menjadi kota religius. “Apapun agamanya, di Depok ini nilai agamanya kita junjung tinggi. Kejadian ini tentunya sudah melanggar ajaran agama,” ucapnya.

Dia mengaku, dari MUI Kota Depok sudah ada upaya pencegahan supaya hal seperti ini tidak terjadi di Depok. Salah satunya, dengan dibentuknya komisi perempuan dan remaja yang ada di organisasi MUI Kota Depok. “Kami sudah sering melakukan penyuluhan keagamaan yang menyasar ibu–ibu dan remaja, ya tujuannya agar hal seperti ini tidak terjadi,” tuturnya.

Dia meminta pemerintah juga memaksimalkan keberadaan organisasi Islam yang ada di Depok, untuk menggencarkan penyuluhan dan kegiatan positif. Khususnya bagi remaja, agar kejadian seperti ini tidak terulang. “Apalagi yang saya dengar ada ratusan pemuda yang ikut pesta – pesta itu. Ini sudah termasuk tindakan amoral,” bebernya.

https://www.youtube.com/watch?v=wTytAEzyZbA

Seluruh pihak terkait, harus menyelediki dari mana asal pemuda yang melakukan pesta  tersebut, hal ini bertujuan agar mengetahui apakah mereka warga Depok atau bukan. Jangan sampai anak Jakarta mengadakan acara di Depok, yang tercemar jadi nama Kota Depok. “Tapi, kalau itu semua anak Depok Pemerintah perlu mengadakan tindakan preventif. Agar kejadian serupa tidak terulang lagi,” terangnya.

Dia menambahkan, dengan adanya kejadian ini bukan berati dia menganggap Pemerintah Kota Depok belum melakukan upaya pencegahan. Akan tetapi, dia meminta agar  Pemerintah Kota Depok meningkatkan kolaborasi dengan organisasi Islam di Depok untuk meningkatkan aqidah warganya.

“Depok kan sudah ada dinas yang mengurusi masalah remaja, tinggal ditingkatkan lagi saja peran organisasi Islam untuk membantu membimbing remaja untuk terhindar dari hal – hal negatif,” imbuhnya.

Sementara itu, Sekretaris PCNU Kota Depok, H Ahmad Furqon mengaku, prihatin dengan adanya kasus penggerebekan private party di Kota Depok. Sebab, menurutnya kejadian ini sudah mencoreng marwah Kota Depok yang mengusung jargon kota religius. “Saya baik secara pribadi, sebagai warga Depok, atau sebagai Sekretaris PCNU Kota Depok, dan Pengasuh Pondok Pesantren Arrahmaniyah. Tentu sangat prihatin dan merasa sedih adanya kasus ini. Ada pesta bikini yang dilakukan di wilayah kota yang mengusung jargon Kota Religius,” tuturnya.

Apalagi, lanjut dia,  setelah penggerebekan Polda Metro Jaya didapatkan pemuda sedang asik berpesta mabuk-mabukkan. Dan didapatkan pula kondom. Serta anehnya ini sebagaimana rumor yang dia dengar kejadian yang keempat kalinya. “Depok adalah kota pluralistis, berbagai budaya nusantara ada kedekatan warga Depok dengan pemahaman ajaran agama, juga terbilang sangat kuat. Bahkan dapat dibilang fanatik. Hingga pemerintah kota bahkan berani ingin menjadi sebuah jargon sebagai kota relegius,” ucapnya.

Dari segi kehidupan politik, katanya, Kota Depok pun dipimpin selama beberapa dekade oleh parpol berbasis massa Islam. Ada apa dengan kota ini, hingga berani melakukan kegiatan yang bahkan kedengerannya saja aneh. “Pesta bikini, nama dan kedengerannya saja sudah memprihatinkan, namanya saja sudah (mohon maaf) tak bermoral, tak ada lagi sekat-sekat yang bernama ajaran agama,” sesalnya.

Menurutnya, kejadian ini adalah sebuah dekadensi moral di kalangan generasi muda, cermin ketidak tahuan dan acuh terhadap ajaran agama. Semua ajaran agama, apapun agama tersebut. Tidak pernah mengajarkan perbuatan jelek dan hina. “Apalagi kita sebagai bangsa yang menjunjung moral, nilai dan budaya bangsa. Maka tentu bisa dilihat, acara yang seperti ini (pesta bikini) bisa terjadi. Adalah tanda putusnya simpul-simpul ajaran agama. Adalah tanda bolongnya jaring-jaring moral, nilai dan budaya bangsa,” bebernya.

Maka dari kasus ini, dia  mendorong kepada semua warga masyarakat, keluarga, orang tua, dan khususnya pemerintah Kota Depok. Baik dari unsur yang terendah maupun yang tertinggi. Memberikan perhatian yang lebih besar kepada satuan–satuan pendidikan, yang bukanlah pendidikan formal.

“Sesungguhnya benteng dari dekadensi moral generasi muda, merekalah penjaga yang tak pernah kenal lelah. Merekalah guru-guru ngaji kampung, majelis-majelis ta'lim pemuda, ormas-ormas Islam, ormas-ormas kepedulian dan pondok-Pondok pesantren. Perhatian yang terus menumbuhkan semangat generasi muda menjunjung tinggi akhlak, semangat untuk terus menumbuhkan generasi muda yang menjadi harapan bangsa,” katanya.

Dia  berharap, kepada pihak kepolisian untuk bisa menuntaskan kasus ini serta mengusut secara mendalam  penyelenggaranya. “Kita harus tahu motifnya, dan bisa membuatnya jera, agar acara tersebut tidak dapat tempat di kota ini, bahkan di negara ini,” tegasnya.

Terpisah, polisi saat ini masih menyelidiki adanya dugaan pelanggaran pidana dari kasus tersebut. "Nanti unsur pidananya di mana nanti penyidik yang mendalaminya," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes E Zulpan kepada wartawan, Selasa (7/6).

Polisi belum membeberkan proses pemeriksaan yang saat ini tengah berjalan. Zulpan baru menyebut pihak panitia acara tersebut telah diperiksa. "Yang jelas berapa orang sudah diambil keterangan termasuk penyelenggara," ujar Zulpan.

Dia menambahkan, hasil pemeriksaan panitia itu dipastikan tidak pernah izin penyelenggaraan acara tersebut. "Ini masih didalami penyidik Polres Depok kan yang menangani. Yang jelas kegiatan itu tidak memiliki izin," tandasnya.(dra/rd)

Jurnalis : Indra Abertnego Siregar 

Editor : Fahmi Akbar

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

Jangan Malas! Ayah di Depok Diminta Ambil Rapor Anak

Jumat, 19 Desember 2025 | 06:30 WIB

Buruh di Depok Ingin UMK Naik 6,5 Persen

Kamis, 18 Desember 2025 | 07:30 WIB

BPN Depok Sematkan Pin Emas Kepada Kejari

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:30 WIB
X