RADARDEPOK.COM – Ini sudah tidak bisa dianggap remeh. Nyamuk Aedes Aegepty diam-diam sudah membunuh warga di Kota Depok. Sebarannya penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) juga tidak main-main. Rabu (3/8), berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Depok dari Januari hingga Juni 2022 terdapat 1.287 kasus DBD dan 10 diantaranya dinyatakan meninggal.
“Sejak awal Januari sampai Juni sudah ditemukan 1.287 kasus DBD di kalangan masyarakat,” ujar Kepala Dinkes Kota Depok, Mary Liziawati kepada Harian Radar Depok, Rabu (3/8).
Mary menyebut, data pasien DBD perbulanya mulai dari Januari ada 397 pasien, Februari ada 161 pasien, Maret ada 167 pasien, April ada 161 pasien, Mei ada 224 pasien dan Juni ada 177 pasien. “Itu data rincian pasien DBD yang di Kota Depok selama Januari sampai Juni,” tuturnya.
Baca Juga : Beres Sudah, Interpelasi Ditarik, Kartu Depok Sejahtera Pakai Warna Putih
Mary juga menyebut, pasien yang meninggal di karenakan DBD mulai dari Januari sampai Juni ada 10 jiwa. Rinciannya, Januari ada 3 jiwa, Februari ada 1 jiwa, Maret ada 1 jiwa, untuk April tidak ada yang meninggal, Mei ada 3 jiwa dan Juni 2 jiwa. Untuk di Juli belum menerima data, karena data tersebut di dapatkan setelah tanggal tiga awal bulan. “Biasanya tanggal tiga laporan baru masuk,” ucapnya.
Demi mencegah DBD, Mary meminta, masyarakat untuk terus lakukan gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan 3M plus.
Sementara, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Depok mencatat angka penderita DBD yang menjalani perawatan mengalami turun naik sepanjang Januari sampai Juli 2022.
Direktur RSUD Kota Depok, Devi Maryori mengatakan, mulai Januari ada 83 pasien yang di rawat, Februari ada 20 pasien, Maret 27 pasien, April 27 pasien, Mei 43 pasien, Juni 34 pasien dan Juli ada 60 pasien.
Devi Maryori pun mengatakan, masyarakat mesti waspada penyebaran DBD dengan cara melakukan 3M plus, seperti menguras, merupakan kegiatan membersihkan/menguras tempat yang sering menjadi penampungan air seperti bak mandi, kendi, toren air, drum dan tempat penampungan air lainnya. Dinding bak maupun penampungan air juga harus digosok untuk membersihkan dan membuang telur nyamuk yang menempel erat pada dinding tersebut.
https://www.youtube.com/watch?v=nHSv8XNWZmI
“Saat musim hujan maupun pancaroba, kegiatan ini harus dilakukan setiap hari untuk memutus siklus hidup nyamuk, yang dapat bertahan di tempat kering selama 6 bulan,” ucapnya.
Lanjutnya, Menutup, merupakan kegiatan menutup rapat tempat-tempat penampungan air seperti bak mandi maupun drum. Menutup juga dapat diartikan sebagai kegiatan mengubur barang bekas di dalam tanah. “Agar tidak membuat lingkungan semakin kotor dan dapat berpotensi menjadi sarang nyamuk,” ucapnya.
Selanjutnya, bisa memanfaatkan kembali limbah barang bekas yang bernilai ekonomis (daur ulang). “Yang bisa berpotensi menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk demam berdarah,” tuturnya.
Menurut Devi, yang dimaksudkan Plus-nya adalah bentuk upaya pencegahan tambahan seperti memelihara ikan pemakan jentik nyamuk, menggunakan obat anti nyamuk, memasang kawat kasa pada jendela, ventilasi gotong-royong membersihkan lingkungan dan periksa tempat tempat penampungan air.
“Serta meletakkan pakaian bekas pakai dalam wadah tertutup, memberikan larvasida pada penampungan air yang susah dikuras, memperbaiki saluran dan talang air yang tidak lancar dan menanam tanaman pengusir nyamuk,”tutupnya.(ana/rd)
Tentang DBD di Kota Depok :
Periode :
- Januari hingga Juni 2022
Total Kasus DBD :
- 287 jiwa
Rincian :
- Januari 397 pasien
- Februari 161 pasien
- Maret 167 pasien
- April 161 pasien
- Mei 224 pasien
- Juni 177 pasien
Meninggal Akibat DBD :
- 10 jiwa
Rincian :
- Januari 3 jiwa
- Februari 1 jiwa
- Maret 1 jiwa
- April tidak ada yang meninggal
- Mei 3 jiwa
- Juni 2 jiwa
Total DBD Ditangani RSUD :
- 294 pasien
Jurnalis : Andika Eka
Editor : Fahmi Akbar