RADARDEPOK.COM – Anggota Komisi I DPRD Kabupaten Bogor, Slamet Mulyadi, mendesak pemerintah daerah hingga pusat untuk mengembalikan pemanfaatan perkebunan teh di Puncak seperti dulu.
Menurutnya, banyaknya pembangunan di kawasan ini telah merusak ekosistem dan mengurangi daya serap air, yang akhirnya memicu banjir bandang.
Slamet meminta agar izin bangunan di kawasan serapan air segera dievaluasi dan dicabut. Ia menyoroti bencana banjir bandang yang melanda Kampung Pensiunan Pondok 10, Desa Tugu Selatan, Kecamatan Cisarua pada Minggu (2/3/2025) malam sebagai bukti nyata dampak dari alih fungsi lahan perkebunan teh.
Baca Juga: Situ Cikaret Cibinong Meluap, Warga: Airnya Makin Tinggi
"Dulu, kebun teh masih mampu menyerap air hujan, tapi sekarang air langsung turun ke permukiman, menyebabkan banjir bandang yang merusak lebih dari 100 rumah warga," ujarnya pada Selasa (4/3).
Bencana ini terjadi setelah hujan deras mengguyur wilayah Puncak, menyebabkan Sungai Ciliwung meluap.
Selain rumah warga, banjir juga merusak dua jembatan utama dan menelan korban jiwa, yakni seorang warga bernama Asep Mulyana, yang ditemukan meninggal di Bendungan Ciawi.
Baca Juga: Video Detik detik Jalan Batutulis Bogor Longsor, Warga Diminta Cari Jalur Alternatif
Slamet menegaskan bahwa perlu ada tindakan cepat untuk memulihkan kembali fungsi kawasan Puncak sebagai perkebunan teh dan daerah resapan air, demi mencegah bencana serupa di masa mendatang.***
Jurnalis: Achmad Kurniawan
Artikel Terkait
Tinjau Bencana, Bupati Bogor Rudy Susmanto Pastikan Korban Tak Kekurangan Kebutuhan
Jaro Ade Jamin Perbaikan Rumah Warga Terdampak Bencana di Bogor
Puncak : Dulu Lestari Kini Ngeri
Awal Puasa, Pasien RSUD Leuwiliang Meningkat : Wakil Bupati Jaro Ade Puji Kualitas Pelayanan
Ketua DPRD Kabupaten Bogor Sastra Winara: Segera Bangun Jembatan Darurat di Cisarua!
Wakil Ketua DPRD Kabupaten Bogor Dukung Pemekaran Bogor Selatan, Ini Alasanya!
Jalan Amblas, Underpass Batutulis Ditutup Total