RADARDEPOK.COM-Bisnis usaha penginapan menjelang libur natal 2025 dan tahun baru 2026 berjalan lesu. Badan Pimpinan Cabang (BPC) Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Bogor mencatat tingkat pemesanan kamar untuk menginap masih di bawah 50 persen.
Sekretaris BPC PHRI Kabupaten Bogor, Boboy Ruswanto mengatakan, tingkat okupansi hotel pada musim libur nataru sekarang menurun signifikan dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.
Baca Juga: Momen Yang Tak Bisa Dilupakan Aipda Jhon Kennedy di Banjir Batang Toru Sumatera Utara
Dijelaskannya, pada musim libur nataru 2024 tingkat keterisian sekitar 60-70 persen dari sebanyak 7.000 kamar yang terdapat di 90 hotel anggota BPC PHRI Kabupaten Bogor.
"Sementara untuk libur nataru tahun ini, hingga dua minggu menjelang tahun baru tingkat okupansi belum sampai 50 persen,” ujarnya.
Boboy Ruswanto menyebut, situasi pada saat ini merupakan yang paling tidak menguntungkan bagi pelaku usaha perhotelan di Kabupaten Bogor pascapandemi Covid-19.
“Ketika pandemi Covid-19 kondisi hotel sepi itu wajar karena konteksnya berbeda. Tapi setelah pandemi, justru keterisian kamar lebih anjlok,” jelasnya.
Sekretaris BPC PHRI Kabupaten Bogor pun menjelaskan, terdapat beberapa faktor yang menjadi penyebab lesunya sewa hotel di musim libur nataru.
Mulai dari kebijakan efisiensi anggaran, hingga pergeseran preferensi wisatawan yang kini lebih memilih menginap di vila, homestay, maupun glamping.
"Contohnya di kawasan Puncak, para wisatawan cenderung memilih vila, homestay, atau glamping dibanding menginap hotel,” katanya.
Kemudian, hotel tidak lagi mengadakan promo atau menyiapkan acara perayaan tahun baruan. Padahal itu biasanya dilakukan untuk menarik wisatawan. "Kalaupun ada yang mengadakan event, mungkin hanya beberapa hotel saja," ucapnya.
Manager Marketing Hotel Gerbera, Lenti mengatakan, tingkat pemesanan kamar hotel untuk libur tahun baru masih jauh dari harapan.