RADARDEPOK.COM-Berdiri sejak 2016, Jakmania Jatijajar kini genap berusia sembilan tahun pada Kamis (3/7). Momen penting ini dirayakan anggota dan pengurus di Warkop Pohon Ceri (WPC), Kelurahan Jatiajar, Kecamatan Cimanggis.
Laporan : Gerard Soeharly
Beberapa waktu lalu, sekelompok pemuda dengan dominasi baju oranye melintas di sekitaran Situ Jatijajar, Kecamatan Tapos. Mereka datang berbondong bondong menuju WKP.
Satu per satu mulai melangkahkan kakinya masuk ke warung kopi tersebut, untuk merayakan hari jadi komunitas mereka yang merupakan pendukung klub bola Persija Jakarta.
Sebelum bergabung dengan Koordinator Wilayah (Korwil) Cimanggis, Jakmania Jatijajar sempat menginduk di Cikini, Jakarta saat awal pembentukan.
Di usianya yang ke sembilan, Jakmania Jatijajar melakukan syukuran dan mengevaluasi kinerja para badan pengurus harian maupun jajarannya.
"Kita nggak cuma harus untuk nonton melulu dan dapat tiket di setiap pertandingan yang ada, tetapi kita juga kedepankan kekeluargaan," kata Kasub Jakmania Jatijajar, Ikbal kepada Radar Depok.
Menurut Ikbal, Jakmania Jatijajar kini diperkuat 106 anggota, namun tak seluruhnya pernah bertatap muka. Padahal, mereka sering melakukan berbagai kegiatan, selain menonton pertandingan di tribun.
"Namun, memang mungkin terkendala oleh waktu dan keluarga yang tidak bisa mengharuskan untuk kita selalu bersama, namun coba diupayakan. Karena kita juga perlu saling mengenal satu dan lainya," tutur Ikbal.
Wakil Ketua I Jakmania Jatijajar, Sisco meminta anggotanya mencintai Persija Jakarta dengan sepenuh hati, bukan formalitas.
Baca Juga: Pelayanan Loket Terminal Jatijajar Depok Dipindah, Akibat Plafon Ambruk Dihempas Puting Beliung
"Terlebih lagi kita didukung oleh Djarum Super yang mau mensuport kegiatan-kegiatab positif kita," tutur Sisco.
Wakil Ketua II Jakmania Jatijajar, Febrian mengimbau anggotanya untuk tidak rasis atau membenci pendukung klub bola lainnya.
"Baik itu Persib, Persebaya, atau manapun itu. Kalau bisa kita menjalin silaturahmi, jangan adanya kita berbeda dukungan, lalu memecahbelahkan kita sebagai sesama bangsa Indonesia yang cinta akan Bhineka Tunggal Ika," tandas Febrian. ***