Minggu, 21 Desember 2025

Harga Bensin Eceran Tak Normal di Tapanuli Selatan, Perliter Dibandrol Rp30 Ribu

Fahmi Akbar
- Jumat, 5 Desember 2025 | 06:30 WIB
Penjual bensin eceran di Tapanuli Selatan, sedang mengisi ke dalam tangki mobil. Harga yang dijual cukup mahal, Rp30 ribu perliter. (INDRA/METROPOLITAN )
Penjual bensin eceran di Tapanuli Selatan, sedang mengisi ke dalam tangki mobil. Harga yang dijual cukup mahal, Rp30 ribu perliter. (INDRA/METROPOLITAN )

RADARDEPOK.COM - Kelangkaan bahan bakar minyak masih menjadi momok bagi warga terdampak bencana di Kabupaten Tapanuli Selatan, tepatnya di Kecamatan Batang Toru, sejak hampir dua pekan terakhir ini.

Laporan : Wahyu Syahidan, Tapanuli Selatan

Langkanya stok BBM akibat banjir bandang, jelas dimanfaatkan sebagian orang untuk menjual dengan harga yang tak normal di pedagang eceran. Rp30 ribu perliter.

Padahal biasanya, harga BBM berkisar diharga Rp13 ribu per liternya. Warga pun terpaksa membeli, lantaran jarang ditemukan BBM di SPBU maupun POM mini.

Baca Juga: Kisah Muhammad Bakri Lolos dari Maut Banjir Bandang: Pelepah Sawit jadi Penyelamat

Salah seorang penjual bensin eceran, Borutupang mengatakan, kelangkaan BBM sudah hampir dua pekan lalu. Dan dirinya baru bisa menjual eceran pada hari Rabu (4/12). Itu pun dengan harga di luar kebiasaannya menjual.

"Kita baru jual hari ini. Kita jual Rp30 ribu perliter. Tapi beberapa hari pasca bencana, harga minyak (BBM) ada yang jual sampai Rp50 ribu perliter," akunya.

Biasanya jika tidak ada kelangkaan BBM, ia biasa menjual dengan harga Rp13 ribu perliter. Namun, sejak bencana melanda, BBM menjadi langka dan harganya pun mulai tinggi.

Baca Juga: Mengenal Andi Tatang Supriyadi, Pengusaha Muda sekaligus Pengacara Berani yang Kerap Bela Masyarakat Tak Mampu!

Untuk mendapatkan BBM, dirinya sudah ada yang mengirim. Adapun untuk harga yang ditawarkan dari pengepul sebesar Rp26 ribu perliter. "Disana Rp26 ribu perliter dan kita jual Rp30 ribu. Ambil untung Rp4 ribu saja," tambahnya.

Adapun untuk pasokan dijatah sebanyak tiga jerigen dalam satu pengiriman. "Katanya sih, kiriman dari Kota Dumai sana. Jadi harganya mahal, mungkin karena ada ongkos kirimnya," tambahnya.

Relawan Gerakan Anak Negeri pun terpaksa membeli BBM dengan harga yang tak wajar tersebut. Hal itu terpaksa dilakukan untuk kebutuhan mobilisasi para relawan, terutama tim kesehatan yang menjamah setiap pelosok perkampungan.

Baca Juga: Melihat Kolaborasi Disdik Depok dengan LSF RI : Dorong Pendidikan Karakter Berbasis Literasi Digital dan Budaya Sensor Mandiri

"Ya mau bagaimana lagi. Kondisinya seperti ini, kita terpaksa beli untuk kebutuhan mobilisasi," pungkas Ketua Tim Advance GAN, Iqbal Muhammad.***

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X