Pelatihan Pemilahan Sampah di Duren Seribu, Pemanfaatan Sampah Organik dan Non Organik

RADARDEPOK.COM - Mungkin kebanyakan orang menganggap sampah bekas makanan, minuman, dan lain sebagainya menjadi barang yang tidak berharga. Namun, sampah-sampah yang diangga tidak bermanfaat tersebut nyatanya dapat kembali dimanfaatkan jika cara pemanfaatannya benar.

Sampah yang dianggap kebanyakan orang tidak berguna, pada nyatanya juga memiliki manfaat. Hal itu dapat dilakukan dengan pemilahan sampah yang dilakukan dengan cara yang benar.

Terkait dengan cara yang benar dalam pemilahan sampah, hal itu sudah dikembangkan dalam pelatihan yang dilakukan aparatur Kelurahan Duren Seribu, Kecamatan Bojongsari, yang berlangsung di Bank Sampah RW4 Duren Seribu.

Baca Juga: Tak Cukup Putusan MKMK, Inilah Saran Pakar untuk Membenahi Krisis Demokrasi dan Konstitusi

Pemilhan sampah organik maupun non organik, jika dilakukan dengan benar dapat menjadi alternatif untuk kembali memanfaatkan sampah menjadi suatu hal yang bermanfaat untuk lingkungan.

Pernyatan terkait pemanfaatan sampah itu disampaikan Farida, selaku Ketua Bank Sampah Mawar Bahagia RW4 Duren Seribu, usai mengikuti pelatihan yang berlangsung.

Dalam pelatihan yang berlangsung, warga diharapkan untuk memulai memilah sampahnya. Untuk sampah organik seperti sampah sisa makanan, dapat diolah menjadi pupuk, selain itu bisa juga digunakan sebagai makanan maggot (larva hitam) agar sampah terurai.

Baca Juga: Laki-laki Asal Depok Tewas Terikat di Dalam Mobilnya di Depan Mini Market Sukabumi

“Pengurai sampah organik menggunakan maggot ini berguna untuk mengurangi volume sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) mupun Tempat Pembuangan Sampah (TPS),” ungkap Farida.

Kemudian untuk sampah non organik bisa dikumpulkan ke Bank Sampah Mawar Bahagia RW4 Duren Seribu. Sampah non organik tersebut, bisa dimanfaatkan kader bank sampah setempat dengan menjualnya ke pengepul untuk tabungan.

“Sampah non organik juga bisa kami manfaatkan untuk kerajinan tangan yang memiliki nilai ekonomis. Membuat kreasi, kemudian bisa juga dijual kembali,” tutur Farida.***