RADARDEPOK.COM – Penutupan akses dari berbagai arah jalan menuju Pondok Pesantren Khoirur Rooziqiin, yang terletak di Kelurahan/Kecamatan Beji, menjadi polemik di Kota Depok.
Akibatnya, para santri dan orang orang tua tidak bisa masuk halaman pondok pesantren tersebut.
Ketua Yayasan Pondok Pesantren Khoirur Rooziqiin, Ali Murtadho menjelaskan, berbagai upaya dilakukan kepada para warga sekitar. Namun, tidak memiliki titik terang dalam menemukan jalan keluar.
“Sehingga per 1 Maret 2024, Pesantren Khoirur Rooziqiin, resmi tertutup dari seluruh arah,” ujar Ali Murtadho kepada Radar Depok, Kamis (1/3).
Padahal, kata Ali Murtadho, akses dari sebelah barat, warga sekitar sudah bersedia tanahnya dibeli, namun belum bersepakat harganya.
“Kami merasa pemilik tanah memberikan harga yang di luar nalar. Tanah rawa yang pantasnya Rp2 juta per meter persegi, ditawarkan Rp6 juta. Kami menawar di angka Rp3,3 juta, namun pemilik masih bertahan di angka Rp4,5 juta. Total luasan tanah sekitar 500 meter persegi, berarti total Rp2,25 miliar,” kata Ali Murtadho.
Menurut Ali Murtadho, pihaknya tidak perlu keluar uang sepeserpun. Namun, jika persoalan utama di sebelah timur bisa diselesaikan. Lanjut Ali Murtadho, persoalan utama tersebut berada di Perumahan Caltex, yang membangun tembok di atas tanah fasum.
“Kami meyakini kami bisa mendapatkan jalan dari Perumahan Caltex. Sebabnya, karena hubungan saling memerlukan. Mereka perlu saluran, kami perlu jalan,” ungkap Ali Murtadho.
Ali Murtadho mengatakan, saluran milik Perumahan Caltex tidak menyambung ke saluran milik pemerintah. Melainkan, melalui tanah pesantren.
Baca Juga: Marak Penipuan Pajak, DJP Minta Masyarakat Crosscheck
“Hal ini tentunya tidak bisa dibenarkan. Semestinya pemerintah menyediakan saluran yang baik untuk warganya. Bukan kami yang dikorbankan utk memberikan tanah untuk saluran secara cuma-Cuma,” tutur Ali Murtadho.
“Sayangnya, warga caltex tidak memahami hal tersebut. Mereka dengan semena mena membuang air ke tanah pesantren. Kami ikhlas saja, jika ada kompensasi. Dan kompensasi yang kami minta adalah, kami diberikan jalan, sebagai hak dasar setiap tanah,” kata Ali Murtadho.
Artikel Terkait
Rektor Nonaktif UP, ETH Melawan! : Selasa Depan Dipanggil dengan Laporan Korban DF
Marak Penipuan Pajak, DJP Minta Masyarakat Crosscheck
Luar Biasa! Film Agak Laen Sentuh 7,8 Juta Penonton, Jadi Film Terlaris Peringkat Kedua
Akhirnya Nemuin Tempat Glamping Ramah Anak, Enggak Perlu Ribet Bawa Tenda, Ada Mini Zoo, Bisa Trekking, Cuma 1,5 Jam dari Jakarta dan Bebas Macet
Sinopsis The Departed, Bioskop Trans TV Tayang Pukul 21.00 Malam Ini
Punya Jerawat Tapi Susah Hilang? Ikuti Tips Ini Untuk Menghilangkan Jerawat Membandel
Sumpah Keindahan Air Terjun ini Bikin Kebayang Terus! Eksplorasi Keunikan Tempat Wisata yang Tiket Masuknya Gak Bikin Dompet Tipis ini
Tempat Camping Family Friendly ini Gokil Banget! Bisa Camping atau Glamping dengan Keindahan City Light yang Menenagkan
Selisih Suara Limo Bikin Panas Rekapitulasi, Begini Kronologisnya
Ternyata Ini Fakta Akses Pondok Pesantren Khoirur Rooziqiin Tertutup, Warga Perumahan Caltex : Tembok Sudah Berdiri Sejak 1970