Senin, 22 Desember 2025

TPA Cipayung Depok Overload, Kelurahan Cilangkap Depok Antisipasi Sampah Menumpuk saat Lebaran 2024

- Rabu, 3 April 2024 | 15:00 WIB
Camat Tapos Abdul Mutolib, Lurah Cilangkap Teguh Santoso beserta Sekertaris  Lurah dan Ketua LPM dalam acara sinergitas RT, RW dan LPM sekelurahan Cilangkap di Aula Kelurahan Cilangkap, Kecamatan Tapos, Selasa (2/4).  (AGNESYA WIANDA/RADAR DEPOK)
Camat Tapos Abdul Mutolib, Lurah Cilangkap Teguh Santoso beserta Sekertaris  Lurah dan Ketua LPM dalam acara sinergitas RT, RW dan LPM sekelurahan Cilangkap di Aula Kelurahan Cilangkap, Kecamatan Tapos, Selasa (2/4). (AGNESYA WIANDA/RADAR DEPOK)

RADARDEPOK.COM-Kelurahan Cilangkap, Kecamatan Tapos, Kota Depok tengah menyoroti persoalan sampah yang diprediksi akan menumpuk jelang hari raya Idul Fitri 1445 hijriah.

Hal itu diungkapkan Lurah Cilangkap, Teguh Santoso dalam sinergitas RT, RW dan LPM se Kelurahan Cilangkap, di Aula Kelurahan Cilangkap, Kecamatan Tapos, Kota Depok, Selasa (2/4).

Baca Juga: Pembangunan Fisik Cipayung Depok Telan Rp11,7 Miliar, Berikut Rinciannya

Teguh Santoso mengatakan, kondisi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Cipayung yang sudah overload, tidak akan mampu menampung sampah saat momentum Idul Fitri nanti.

Dengan begitu, Teguh Santoso mengajak warganya untuk mulai memilah dan memilih sampah organik dan anorganik dari sumbernya. Sehingga, beban TPA Cipayung dapat berkurang.

"Saat seperti ini penting bagi warga memilah sampah dari sumbernya. Memisahkan sampah organik dan non organik agar tidak menimbulkan bau dan kotoran," tutur Teguh Santoso kepada Radar Depok.

Baca Juga: Tips Menyimpan Cookies Agar Tetap Awet, Enak, Renyah, dan Tahan Lama

Menurut Teguh Santoso, sampah sehabis lebaran akan menumpuk, sehingga perlu dilakukan langkah pencegahan. Belum lagi, kendaraan pengangkut sampah saat hari raya cukup terbatas.

"Jadi bagaimana kita RW bisa mengolah sampah. Dengan anggaran Rp30-50 juta untuk mengolah sampah selama setahun, kita olah dan pisahkan sampah antara organik dan non organik. Organik kita jadi kan pupuk, yang non organik bisa daur ulang. Plastik bekas dan lain-lain," kata Teguh Santoso.

Lebih jauh, Teguh Santoso mengatakan, Tahun 2025 pengolahan sampah dengan budidaya maggot dapat dijadikan alternatif.

Baca Juga: Penggunaan Bahan Kualitas Rendah Menjadi Salah Satu Penyebab Kue Nastar Retak dan Tidak Halus, Yuk Ketahui 6 Penyebab Lainnya

Teguh Santoso menerangkan, maggot atau nama lain larva lalat prajurit hitam (black soldier fly/BSF) menjadi booming empat hingga lima tahun terakhir karena menjadi solusi dari masalah sampah

Selain itu, kandungan protein dan asam amino yang tinggi pada maggot bisa menjadi makanan premium untuk berbagai jenis unggas, ikan, hingga hewan peliharaan seperti burung, kucing, anjing, dan ayam.

Berdasarkan data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional diketahui bahwa komposisi jenis sampah sisa makanan di Indonesia memiliki persentase terbesar yaitu 40,26 persen. Karena itu, sampah sisa makanan menjadi tantangan bersama yang perlu ditangani hingga akarnya.

Baca Juga: Tempat Wisata Ini Cocok Banget Buat Liburan Keluarga! Bisa Camping dan Melakukan Aktivitas Luar Ruangan yang Seru Abis

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X