RADARDEPOK.COM - Penyalahguna narkoba di Depok terus meningkat setiap tahunnya. Tercatat BNN Kota Depok hingga pertengahan tahun ini sudah menerima 45 pasien rehabilitasi. Dalam kasus ini, penambahan jumlah penyalahguna narkoba masih memungkinkan untuk meningkat hingga akhir tahun nanti.
Kepala BNN Kota Depok, Kombes Raden Mohamad Tohir Hendarsyah menuturkan, salah satu penyebab utama tingginya angka peredaran narkoba di Depok adalah lokasi geografisnya. Dengan akses yang mudah menuju Jakarta, para pelaku kejahatan sering memanfaatkan situasi ini untuk memasok dan mendistribusikan narkoba ke berbagai kalangan.
"Depok ini kan perbatasan, jadi memudahkan pengedar untuk berputar disini. Berbatasan langsung dengan Jakarta, Bekasi bahkan Bogor," tutur Kombes Raden Mohamad Tohir Hendarsyah.
Kombes Raden Mohamad Tohir Hendarsyah mengungkapkan, penyebab lain dari tingginya kasus penyalahguna narkoba di Depok adalah kondisi sosial dan ekonomi yang beragam juga turut mempengaruhi kerentanan warga terhadap penyalahgunaan narkoba.
"Terkadang ada juga yang mengedarkan narkoba itu karena kebutuhan ekonomi, jadi dijual sama dia, dipakai uangnya untuk kebutuhan sehari-hari," tambah Kombes Raden Mohamad Tohir Hendarsyah.
Kendati demikian, BNN Kota Depok telah berupaya melakukan berbagai langkah preventif, termasuk kampanye penyuluhan tentang bahaya narkoba. Namun, upaya tersebut perlu didukung oleh partisipasi aktif masyarakat untuk menciptakan lingkungan yang lebih aman.
"Kita rutin adakan sosialisasi, ke sekolah, ke alun-alun, membagikan brosur, ya pokoknya sebisa dan sebanyak mungkin kita terus edukasi masyarakat agar mereka menjauhi narkoba," ucap Kombes Raden Mohamad Tohir Hendarsyah.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Tim Rehabilitasi, Ela Bestia menuturkan, hingga pertengahan 2024, BNN Kota Depok telah berhasil menangani sebanyak 45 kasus penyalahgunaan narkoba. Kasus-kasus ini melibatkan individu dari berbagai kalangan dan juga usia.
"Iya macam - macam. Ada yang masih pelajar, pekerja kantoran, kurir dan sebagainya," ucap Ela Bestia.
Ela Bestia mengungkapkan, bahwa dari 45 kasus penyalahgunaan narkoba yang telah ditangani, sebanyak 40 di antaranya telah menyelesaikan program pengobatan rawat jalan. Beruntungnya, tahun ini tidak ada pasien yang dirujuk ke Balai Besar Rehabilitasi BNN, Lido untuk perawatan lebih lanjut.
"Alhamdulillah tersisa lima pasien, itupun sebentar lagi selesai dan sudah menunjukan perubahan positiflah dari sebelumnya," kata Ela Bestia.
BNN Kota Depok melaporkan bahwa tren penyalahgunaan narkoba mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, jumlah pasien rehabilitasi yang ditangani BNN hanya mencapai 40 orang pada 2023. Bahkan sebenarnya, untuk target pasien rehabilitasi yang diberikan BNN Pusat untuk kota Depok pada tahun ini hanya sebanyak 10 penyalahguna narkoba.
Artikel Terkait
Memiliki Desain Khas Rumah Jogja yang Kental Membuat Tempat Nongkrong Depok Ini Terasa Homey Seperti di Rumah Nenek!
Tempat Nongkorng Depok Tesembunyi Tapi Ternyata Miliki Area Luas dengan Danau yang Membuat Suasana Syahdu dan Sejuk!
Ide Jualan Unik dan Beda, Singkong Keju Meletus Enak, Gurih, dan Empuk
Bukan Cuma di Bandung, Bogor Juga Punya Bukit Stroberi yang Suasananya Syahdu dan Viewnya Secakep Ini
Anggota DPRD Depok Ini Ragu Rencana Supian Suri Atasi Macet Sawangan : Itu Ranah Nasional, Niatnya Hanya Memojokkan Pemkot!
Pesantren Al Wafi Islamic Boarding School Depok Tuan Rumah Multaqo ke 14 PULDAPII : Sinergi Jalankan Ajaran Islam
Warga Kelurahan Mekarsari Tentukan Sikap di Pilkada Depok 2024 : 15 RW dan 110 RT Pilih Supian Suri dan Chandra Rahmansyah
Mengenal Sarta Dipa, Pemilik Chiboy Management Depok, Dari Cilok ke Musik, Industri Potensial : Bagian 3