RADARDEPOK.COM-Kehadiran insinerator di TPS Merdeka 1 membantu mengatasi masalah sampah di Sukmajaya. Kini, Sukmajaya memiliki tiga sistem pengolahan sampah yakni komposter, budidaya maggot, dan incinerator. Pemilahan sampah juga terus digaungkan untuk mengurangi beban pembuangan sampah ke TPA Cipayung.
Laporan : Agnesya Wianda
Pagi di Kecamatan Sukmajaya dimulai dengan suasana yang tenang, meskipun aktivitas sudah mulai terasa. Udara pagi yang segar menyelimuti wilayah ini, memberi semangat bagi warga yang beraktivitas.
Jalan-jalan utama di sekitar kawasan terlihat ramai dengan kendaraan yang berlalu-lalang, namun tetap terjaga dengan rapi, mencerminkan kedisiplinan masyarakat setempat dalam menjaga kebersihan.
Di balik keindahan dan kedamaian, ada kesadaran yang semakin tumbuh di kalangan masyarakat akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan. Di setiap rumah, banyak yang sudah mulai menerapkan pemilahan sampah, berusaha untuk mengurangi beban sampah yang akan dibuang ke tempat pembuangan akhir. Aktivitas pemilahan sampah ini menjadi pemandangan yang umum di beberapa area, di mana warga dengan telaten memisahkan sampah organik dan anorganik.
Kehadiran insinerator di TPS Merdeka 1 membawa angin segar bagi warga Sukmajaya. Dari pagi hingga sore, insinerator yang baru saja dioperasikan dengan kapasitas 20 ton per hari, bekerja dengan giat. Suara mesin yang menggerus sampah menjadi tanda bahwa ada perubahan besar dalam cara mereka mengelola sampah.
Tidak hanya itu, keberadaan sistem komposter di TPS Merdeka 1 dan budidaya maggot di TPS Merdeka II, memberikan solusi yang ramah lingkungan dan semakin memperkaya pilihan cara pengolahan sampah di Kecamatan Sukmajaya.
Camat Sukmajaya, Wiyana sering terlihat berkeliling menyapa warganya, begitu aktif mengedukasi masyarakat tentang pentingnya kesadaran lingkungan. Dia mengingatkan agar pemilahan sampah tetap dilakukan secara konsisten.
"Jangan hanya mengandalkan teknologi, namun kebiasaan baik dari rumah tetap yang utama," ujar Wiyana
Beberapa kelompok ibu rumah tangga tampak sedang membuat kerajinan dari sampah plastik dan barang bekas lainnya. Mereka terkumpul dalam komunitas Bank Sampah, yang menghasilkan kerajinan tangan. Tidak hanya bernilai ekonomi, tetapi juga memberi rasa bangga karena mereka bisa memanfaatkan barang yang sebelumnya dianggap sampah menjadi sesuatu yang bermanfaat. ***
Artikel Terkait
Urusan Sampah Beres! Pemkot Siapkan Rp2,7 Miliar untuk Operasional TPST Depok
Ditegur KLH, Cabup Bogor Rudy Susmanto Bakal Benahi Persoalan Sampah Mulai dari Tingkat Desa
Menteri LH Wajibkan Produsen FMCG, Retail dan Jasa Makanan Susun Peta Jalan Pengurangan Sampah
Tumpukan Sampah di TPS Mandala Krida, Menteri Lingkungan Hidup Sebut Pemkot Yogyakarta tak Serius
Menteri LH Hanif Faisol Apresiasi Langkah Pemkab Sleman dalam Pengelolaan Sampah