Senin, 22 Desember 2025

Inovasi Kelurahan Cilangkap Depok Tanggulangi Sampah dengan Maggot dan Biokomposing, Ternyata Begini Cara Pengolahannya

- Sabtu, 4 Januari 2025 | 09:30 WIB
Pegawai Kelurahan Cilangkap menunjukan pengolahan sampah organik menggunakan metode magot.  (ISTIMEWA)
Pegawai Kelurahan Cilangkap menunjukan pengolahan sampah organik menggunakan metode magot. (ISTIMEWA)

RADARDEPOK.COM-Pengelolaan sampah menjadi salah satu prioritas utama di Kelurahan Cilangkap, Kecamatan Tapos, Kota Depok. Untuk mengatasi permasalahan sampah yang terus berkembang, Kelurahan Cilangkap meluncurkan program inovatif dengan mengusung konsep ‘Sampah Habis di Sumbernya’.

Program itu mengintegrasikan penggunaan maggot (larva Black Soldier Fly/BSF) dan biokomposting dalam upaya mendaur ulang sampah organik secara langsung di lokasi sumbernya.

Lurah Cilangkap, Teguh Santoso menjelaskan, metode yang diterapkan ini dirancang untuk menyelesaikan masalah sampah sejak awal, yaitu di tempat asal sampah tersebut berasal.

“Sampah organik seperti sisa makanan dan sayuran, yang seringkali menjadi permasalahan, kini dimanfaatkan untuk pakan maggot,” jelas Teguh Santoso.

Teguh Santoso mengatakan, Maggot yang berkembang biak tersebut akan diproses lebih lanjut, bahkan menjadi sumber protein untuk pakan lele yang nantinya dapat dimanfaatkan masyarakat setempat.

Baca Juga: Upaya DLHK Kota Depok Kurangi Bau Sampah TPA Cipayung : Tabur Pasir Zeolit Seberat 250 Kilogram

“Selain mengurangi sampah, maggot ini dapat dikembangkan menjadi pakan lele. Lele yang dibudidayakan nantinya akan memberi manfaat untuk konsumsi masyarakat,” kata Teguh Santoso.

Menurut Teguh Santoso, pihaknya telah melakukan uji coba dengan menggunakan tiga boks maggot, meskipun saat ini hanya dua yang aktif beroperasi. Sampah organik yang diberikan kepada maggot terdiri dari berbagai bahan, mulai dari sisa sayuran hingga sisa daging.

"Walaupun maggot lebih menyukai sisa daging dan tulang ikan, kami tetap mengolah sampah sayuran untuk memastikan seluruh jenis sampah organik dapat diproses dengan baik," ujar Teguh Santoso.

Teguh Santoso mengungkapkan, pada tahap perkembangan maggot menjadi lalat BSF, proses penjagaan dilakukan agar lalat tidak menyebar dan tetap bertelur didalam boks yang telah disediakan.

"Kami menggunakan metode jebakan sehingga lalat BSF dapat bertelur kembali ke dalam bok," ungkap Teguh Santoso.

Selain maggot, kata Teguh Santoso, Kelurahan Cilangkap juga memanfaatkan teknik biokomposting dengan menggunakan lubang sisa dapur (Losida).

“Sampah organik seperti kulit buah, sayuran, dan pecahan telur dimasukkan ke dalam lubang yang khusus dibuat untuk keperluan tersebut,” kata Teguh Santoso.

Teguh Santoso menuturkan, dalam waktu 30 hingga 40 hari, sampah akan terurai menjadi pupuk kompos yang berguna untuk keperluan pertanian warga, dengan bantuan cairan rendaman gula jawa.

Baca Juga: Malam Tahun Baru di Depok Hasilkan 50 Ton Sampah

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X