Senin, 22 Desember 2025

RW2 Pangkalanjati Depok Dapat 150 Paralon Lubang Biopori, Ampuh Atasi Banjir dan Kurangi Sampah

- Jumat, 24 Januari 2025 | 09:45 WIB
SERAHKAN: Lurah Pangkalanjati, Tarmuji (Dua dari kiri) secara simbolis menyerahkan 150 paralon lubang biopori kepada Ketua RW2 Maman Suherman (Dua dari kanan), yang didampingi sekel dan kasi, Kamis (23/1). (RADAR DEPOK)
SERAHKAN: Lurah Pangkalanjati, Tarmuji (Dua dari kiri) secara simbolis menyerahkan 150 paralon lubang biopori kepada Ketua RW2 Maman Suherman (Dua dari kanan), yang didampingi sekel dan kasi, Kamis (23/1). (RADAR DEPOK)

RADARDEPOK.COM – Kelurahan Pangkalanjati, Cinere, Depok terus meminimalisir titik banjir dan pengelolaan sampah organik di lingkungan.

Kamis (23/1), 150 paralon buat lubang biopori diserahkan Kelurahan Pangkalanjati untuk RW2. Nantinya paralon tersebut dibagikan rata ke 5 RT di RW2 untuk segera memanfaatkan alat tersebut.

Lurah Pangkalanjati, Tarmuji mengatakan, paralon lubang biopori ini diberikan untuk mekasimalkan lubang yang sudah dibuat. Lubang biopori tersebut manfaatnya banyak.

Baca Juga: Petugas UPTD TPU Berjibaku Makamkan Wartawan Senior di TPU Bedahan Depok : Terjang Hujan Deras dan Gelap Malam, Tuai Apresiasi

Bisa untuk mengurai banjir, dan bisa juga sebagai upaya pengelolaan sampah organik dari rumah warga.

Langkah konkret ini, kata Lurah Tarmuji, sejalan dengan arahan Pemkot Depok untuk mengurangi sampah dari sumbernya. Hari ini (Kemarin) RW2 mendapatkan 150 paralon lubang biopori.

Nantinya 150 paralon tersebut akan dibagi secara rata untuk 5 RT. Bila program ini berjalan, sudah pasti sampah di RW tersebut akan berkurang.

Baca Juga: Alhamdulillah, Pekka Bojongsari Depok Dapat Tenda dan Kontainer

“Saya berharap pak RW2 bisa memanfaatkan paralon lubang biopori ini sebaik mungkin. Karena ini sudah menjadi program Pemkot Depok,” jelas Lurah Tarmuji, kepada Radar Depok, Kamis (23/1).

Ketua RW2 Kelurahan Pangkalanjati, Maman Suherman menyebut, adanya bantuan ini pastinya akan membantu mengurangi genangan air dilingkungan dan sampah di rumah tangga.

"Kami sudah menyosialisasikan. Kami juga mendorong setiap rumah untuk membuat minimal empat lubang biopori. Ketika satu lubang penuh, warga bisa beralih ke lubang berikutnya, dan saat lubang keempat penuh, lubang pertama sudah bisa diisi kembali," ujar Maman Suherman.

Sampah rumah tangga, seperti sisa makanan dan daun-daun kering, dimasukkan ke dalam lubang-lubang tersebut, sehingga diharapkan tidak ada lagi sampah organik yang terbuang ke TPS. “Mudah-mudahan program ini bisa berjalan,” jelas dia***

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X