RADARDEPOK.COM-Kecamatan Tapos, Kota Depok menjadi wilayah dengan jumlah kasus balita stunting tertinggi di Kota Depok. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Depok, tercatat sekitar 500 balita di kecamatan tersebut mengalami stunting atau gangguan pertumbuhan akibat kekurangan gizi kronis.
Hal itu diungkapkan Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Depok, Mary Liziawati, dalam kegiatan Gerakan Cegah Stunting yang digelar di Kelurahan Cilangkap, Kamis (26/6).
Mary menyebutkan, angka tersebut menjadi perhatian serius karena jauh lebih tinggi dibandingkan kecamatan lain di Depok.
“Berdasarkan data yang ada, Kecamatan Tapos memiliki jumlah balita stunting tertinggi se-Kota Depok,” jelas Mary.
Mary menyebutkan, stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi dalam waktu lama, ditandai dengan tinggi badan yang lebih rendah dibandingkan standar usianya.
“Anak-anak yang terdampak umumnya berusia antara enam bulan hingga lima tahun,” tutur Mary.
Mary mengatakan, Dinas Kesehatan Kota Depok telah melakukan berbagai upaya untuk menekan angka stunting, termasuk edukasi gizi, pemberian makanan tambahan untuk anak dan ibu hamil dengan Kekurangan Energi Kronis (KEK), serta kampanye pemberian ASI eksklusif.
“Kami memberikan edukasi kepada para ibu tentang pentingnya ASI eksklusif, pemberian makanan tambahan, dan pencegahan skipping makan,” kata Mary.
Mary mengajak seluruh elemen masyarakat, baik dari unsur pemerintah maupun swasta, untuk terlibat aktif dalam upaya pencegahan stunting.
Mary mengajak seluruh elemen masyarakat, baik dari unsur pemerintah maupun swasta, untuk terlibat aktif dalam upaya pencegahan stunting.
Melalui program Zero New Stunting, Mrry menuturkan, Pemerintah Kota (Pemkot) Depok berkomitmen mencegah munculnya kasus baru dengan langkah intervensi lebih awal. Salah satu fokus utama adalah memastikan pemenuhan gizi sejak masa kehamilan hingga anak usia dini, guna memutus rantai stunting secara berkelanjutan.
“Pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) juga telah menjadi program nasional sejak 50 tahun lalu, namun prevalensi anemia pada wanita usia subur dan ibu hamil masih saja tinggi,” tutur Mary.
Hal tersebut menunjukkan bahwa pencegahan dan penanggulangan stunting pada ibu hamil, meski dapat memberikan dampak, namun dirasa cukup terlambat. Mengingat perbaikan gizi pada ibu hamil yang diharapkan berdampak pada janin dan anaknya akan membutuhkan waktu yang cukup lama.
“Oleh karena itu, upaya bertujuan untuk menekan bertambahnya kasus stunting baru di masa yang akan datang harus dilakukan lebih ke hulu,” tandas Mary.
Perlu diketahui, secara nasional stunting masih menjadi masalah kesehatan prioritas.
Perlu diketahui, secara nasional stunting masih menjadi masalah kesehatan prioritas.
Berdasarkan data Survei Kesehatan Indonesia tahun 2024, prevalensi stunting nasional mencapai 21,1 persen, meski target penurunan hingga 14 persen belum tercapai. Sementara di Kota Depok sendiri, prevalensi stunting tercatat 14,3 persen pada tahun 2023. ***
Tentang 500 Balita Tapos Kena Stunting
Lokasi :
Kecamatan Tapos, Kota Depok
Jumlah Balita Stunting :
500 balita
Upaya Pemkot :
• Pemberian Makanan Tambahan untuk balita dan ibu hamil dengan KEK.
• Edukasi ASI Eksklusif untuk ibu menyusui.
• Pencegahan Skipping Makan.
• Tablet Tambah Darah (TTD) untuk remaja putri dan ibu hamil.
Fakta Nasional & Depok :
• Prevalensi Nasional (2024): 21,1%
• Target Nasional: 14%
• Prevalensi Kota Depok (2023): 14,3%
Gerakan Zero New Stunting :
• Fokus pada intervensi gizi sejak dini
• Perbaikan kesehatan ibu sebelum dan selama kehamilan.
Catatan:
Intervensi sejak hulu (sebelum kehamilan) dinilai lebih efektif dibanding hanya saat kehamilan
Tentang 500 Balita Tapos Kena Stunting
Lokasi :
Kecamatan Tapos, Kota Depok
Jumlah Balita Stunting :
500 balita
Upaya Pemkot :
• Pemberian Makanan Tambahan untuk balita dan ibu hamil dengan KEK.
• Edukasi ASI Eksklusif untuk ibu menyusui.
• Pencegahan Skipping Makan.
• Tablet Tambah Darah (TTD) untuk remaja putri dan ibu hamil.
Fakta Nasional & Depok :
• Prevalensi Nasional (2024): 21,1%
• Target Nasional: 14%
• Prevalensi Kota Depok (2023): 14,3%
Gerakan Zero New Stunting :
• Fokus pada intervensi gizi sejak dini
• Perbaikan kesehatan ibu sebelum dan selama kehamilan.
Catatan:
Intervensi sejak hulu (sebelum kehamilan) dinilai lebih efektif dibanding hanya saat kehamilan
Artikel Terkait
Pengalaman Warga Tapos Ikuti Pelatihan Desain Grafis Disnaker Depok : Bekal untuk Cari Kerja dan Berbisnis, Punya Banyak Manfaat
Kecamatan Tapos Gelar Sinergitas Tiga Pilar, Dorong Kolaborasi Wujudkan Wilayah Bersih dan Tertib
Gandeng Berbagai Elemen Lakukan Aksi Bebersih, Walikota Depok Supian Suri Inginkan Tapos Jadi Kecamatan Terbersih
Jaga Keamanan Dimulai dari Keluarga, Begini Seruan Kompol Winam Agus Buat Warga Tapos Depok
Walikota Depok Supian Suri Pastikan Perbaikan Rumah Rusak Tapos Berjalan, Dinkes Cek Kesehatan Warga Terdampak yang Alami Gangguan Jiwa