RADARDEPOK.COM - Tim Universitas Al Azhar memberikan pelatihan literasi digital untuk anak-anak pekerja migran, di Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat, 21-22 Juni 2025.
Pelatihan bekerjasama dengan Taiwan Foundation for Democracy dan Unimig Indonesia.
Ketua Tim Pengabdian Masyarakat dari Universitas Al Azhar, Yuherina Gusman mengatakan, pelatihan menyasar anak-anak pekerja migran usia 15-18 tahun , dengan materi terkait apa itu literasi digital, bagaimana cara bersosial media dengan aman.
"Dan juga mengajarkan soft skill dalam memanfaatkan teknologi digital yang ada seperti membuat produk digital dengan Canva dan Capcut," terang Yuherina Gusman, Senin (30/6).
Pelatihan ini juga mengajarkan mindfull journaling sebagai alternatif bagi anak-anak untuk dapat meluapkan emosi mereka melalui menulis dan menghindari oversharing di media sosial.
Lebih lanjut, Yuherina Gusman menegaskan, sejauh ini pemerintah terlalu fokus pada penguatan ekonomi Pekerja Migran Indonesia (PMI) dan PMI Purna, namun tidak memberikan perhatian yang cukup untuk anak-anak PMI.
"Mereka adalah anak-anak yang harus diperhatikan masa depannya sebagai generasi penerus bangsa, generasi emas Indonesia," jelas Yuherina Gusman.
"Kegiatan ini merupakan bentuk konkret menjadi akademisi yang berdampak terhadap permasalahan yang dihadapi bangsa. Anak-anak PMI selama ini kerap kurang mendapatkan perhatian dan kasih sayang dari orangtua dan negara sehingga menghadapi berbagai tantangan sosial, psikologis, dan digital," tutur Yuherina Gusman.
Yuherina Gusman menambahkan, pelatihan ini memiliki makna strategis sebagai bentuk perlindungan preventif terhadap ancaman yang terjadi dalam dunia digital, cyberbullying, eksploitasi daring, tindak pidana pencemaran nama baik, ujaran kebencian, melanggar kesusilaan, berita bohong, pornografi dan lainnya.
"Karena pada pelatihan ini juga menghadirkan Azis Malik, selaku Direktur Paham Jakarta yang berbagi dengan anak-anak PMI tentang UU ITE dan bagaimana cara bersosial media yang aman," ucap Yuherina Gusman.
"Pada pelatihan ini juga ditampilkan berbagai pengaruh negatif media sosial yang kian meningkat di kalangan remaja, khususnya anak-anak PMI," kata Yuherina Gusman.
Yuherina Gusman berharap, pelatihan ini tidak hanya berdampak terhadap 50 anak PMI yang hadir pada pelatihan ini, namun dapat menjadi pilot project, untuk pengembangan program sejenis oleh pemerintah di tingkat nasional dan lokal. Sehingga lebih banyaknya lagi anak-anak PMI yang dapat dilindungi dan diberdayakan.
"Era digital merupakan sebuah tahapan fenomena kehidupan yang tidak terelakkan lagi. Mau tidak mau, siap tidak siap, kita harus bisa menyesuaikan diri dan beradaptasi dengan kecanggihan perkembangan ilmu dan teknologi," terang Yuherina Gusman.
"Bagi anak-anak, era ini memiliki tantangan tersendiri terutama dalam hal kesehatan mental, interaksi sosial, dan perkembangan kognitif. Sebanyak 11,2 juta anak Indonesia kehilangan pendamping dalam menghadapi tantangan tersebut karena orang tua mereka bermigrasi ke luar negeri," tandas Yuherina Gusman. ***
Artikel Terkait
Kolaborasi Perdana dengan Disdik, TP PKK Depok Kumpulkan 700 Liter Minyak Jelantah dari 17 SDN
Gunakan Metode SLC dan Exhibition, Pembagian Rapot SMPIT Arafah Depok Penuh Makna
Meriah! SD Muhammadiyah 3 Depok Lepas 40 Siswa Angkatan 35 : Dirangkai Wisuda Tahfidz
Tinjau Gedung SDN Kemirimuka 2 Depok , Cing Ikah Soroti Kebersihan Lingkungan Sekolah
Setelah 33 SMP Swasta, Pemkot Gratiskan 11 MTs di Depok : Cipayung dan Sumajaya Belum Ada, Ini Daftar Sekolahnya
Pendaftaran Mulai 2 Juli dan Berlangsung Lima Hari, Daya Tampung RSSG 2.500 Siswa
Kemeriahan Pelepasan Siswa Angkatan ke-32 SDN Kedaung : Langkah Awal Menapaki Jejak Ilmu pada Jenjang Lebih Tinggi