Senin, 22 Desember 2025

600 Rumah di Duren Mekar Terdampak Banjir, Ketua RW1 Sebut Pemkot Depok dan Dewan Tutup Mata

- Minggu, 10 Agustus 2025 | 20:25 WIB
BANJIR : Potret kondisi air yang menggenangi di wilayah RW1 Duren Mekar, Kecamatan Bojongsari, Kota Depok, Minggu (10/8) dini hari. (ALDY RAMA/RADAR DEPOK)
BANJIR : Potret kondisi air yang menggenangi di wilayah RW1 Duren Mekar, Kecamatan Bojongsari, Kota Depok, Minggu (10/8) dini hari. (ALDY RAMA/RADAR DEPOK)

RADARDEPOK.COM-Sedikitnya ada 600 rumah di Kelurahan Duren Mekar, Kecamatan Bojongsari, Kota Depok, yang terdampak banjir dengan ketinggian hingga 1 meter pada Minggu (10/8) dini hari. Ini disebabkan karena intensitas hujan tinggi serta tanggul yang jebol di Ragamukti, Kabupaten Bogor.

Namun sayanganya, adanya peristiwa ini hanya Pelaksana Tugas (Plt) Lurah Duren Mekar, Supriyadi yang turun langsung meninjau lokasi.

Sementara itu tidak ada pimpinan pejabat Pemkot Depok hingga anggota dewan yang hadir, untuk meninjau langsung atau memberikan bantuan logistik terhadap korban yang terdampak.

Ketua RW1 Duren Mekar, Abdul Wahid mengungkapkan, wilayah di Duren Mekar yang terdampak banjir meliputi lingkungan RW1, RW5 dan RW7 dengan ketinggian bervariasi. Dari 70 sentimeter hingga 1 meter.

“Dari informasi yang kami dapat. Di wilayah saya (RW1) yang terdampak banjir itu ada sekitar 100 rumah. RW5 sekitar 300 rumah, dan RW7 sekitar 200 rumah. Artinya ada kurang lebih 600 rumah yang terdampak banjir dari tiga RW tersebut,” ungkap Abdul Wahid saat dikonfirmasi Radar Depok, Minggu (10/8).

Baca Juga: Pedagang Sayur Terima Bantuan dari GPS Bojongsari, Lurah Dumek Tambahkan Rp200 Ribu

Air mulai naik ke permukaan sekitar pukul 01:00 hingga 02:00 WIB, ungkap Abdul Wahid, dengan ketinggian bervariasi. Di RW5 ada yang 70 sentimeter atau sepaha orang dewasa, begitupun dengan RW1 dan RW7.

"Bahkan banjir bisa mencapai 1 meter atau sepinggang orang dewasa" beber Abdul Wahid.

Akhirnya, sambung Abdul Wahid, para pengurus lingkungan menginstruksikan kepada warganya untuk mengungsi ke posko banjir di kantor sekretariat dan dataran yang lebih tinggi, serta membawa barang-barang berharga.

“Air mulai surut sekitar pukul 06:00 WIB. Tinggal merapikan sisa-sisa kotoran pasca banjir itu terjadi,” kata Abdul Wahid.

Penyebab banjir karena jebolnya tanggul yang berada di Ragamukti, Kabupaten bogor, ungkap Abdul Wahid. Padahal, tanggul itu sudah berkali-kali diperbaiki namun setiap intensitas hujan tinggi selalu jebol.

Adanya insiden tanggul yang jebol tersebut, Abdul Wahid meminta kepada Pemprov Jawa Barat untuk campur tangan dalam hal ini, termasuk perbaikan turap yang berbatasan dengan Kota Depok dan Kabupaten Bogor.

“Pertama, tanggul di Ragamukti itu jebol setiap hujan deras. Maka, kami meminta Pemprov Jawa Barat agar dibuatkan tanggul yang kuat. Karena setiap diperbaiki dan dihantam hujan deras selalu jebol,” beber Abdul Wahid.

Kedua, lanjutnya, turap yang sudh hancur atau rusak di wilayah RW1, RW5 dan RW7 sudah berkali kali diajukan perbaikan tetapi tidak direalisasikan. Untuk itu Abdul Wahid meminta agar Pemkot Depok memperhatikan soal ajuan tersebut.

“Ketiga, turap yang ada di bantaran kali wilayah perbatasan Depok dan Kabupaten Bogor juga tidak pernah diperhatikan. Sehingga air mudah meluap dan menyebabkan banjir,” ujar Abdul Wahid.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X