RADARDEPOK.COM-Pemerintah Kelurahan Pondok Jaya, Kecamatan Cipayung, Kota Depok, menggelar kegiatan Rembuk Stunting, di aula kelurahan, Selasa (2/9), sebagai wujud komitmen bersama dalam percepatan penanganan stunting di wilayahnya. Kegiatan itu menjadi ajang koordinasi dan evaluasi antarperangkat daerah, kader kesehatan, dan masyarakat untuk memperkuat langkah-langkah pencegahan stunting secara berkelanjutan.
Laporan: Agnesya Wianda
Di aula sederhana Kelurahan Pondokjaya, Kecamatan Cipayung, Kota Depok, kursi-kursi plastik tersusun rapi. Aula tak sekadar menjadi ruang pertemuan, tapi juga tempat bertemunya harapan, kekhawatiran, dan data yang saling bersilang.
Acara tersebut digelar bukan sekadar seremonial. Suasananya cukup khidmat, namun terasa hangat ketika Lurah Pondok Jaya, Denny Ferdian, membuka diskusi dengan gaya yang membumi. Ia tidak hanya membacakan sambutan, tetapi turut menyoroti data dan dinamika penanganan stunting yang masih jadi pekerjaan rumah besar.
"Kita semua hadir di sini untuk memastikan bahwa anak-anak kita tumbuh sehat dan cerdas," kata Denny.
Namun, di balik nada optimisme itu, ada keprihatinan yang tak bisa ditutup-tutupi, disebutkan bahwa lima kelurahan di Kecamatan Cipayung, ditambah satu kelurahan dari Leuwinanggung, saat ini masih menunjukkan kasus stunting dengan tingkat persisten di kisaran 70 hingga 100 persen. Angka itu bukan berarti peningkatan jumlah anak stunting, tetapi lebih pada tidaknya terjadi penurunan kasus secara signifikan.
“Misalnya, jika bulan lalu ada 50 anak yang terindikasi stunting, dan bulan ini jumlahnya masih sama, maka itu dianggap 100 persen. Artinya, belum ada penurunan. Ini menurut paparan Dinkes,” ujar Denny.
Di Kelurahan Pondok Jaya sendiri, tercatat 24 anak masuk dalam kategori stunting. Angka yang tidak berubah selama dua bulan terakhir ini memunculkan kekhawatiran di kalangan kader dan pengelola wilayah.
Lurah Denny mengajak peserta forum melihat persoalan ini dengan jernih. Dia menilai, perlu ada evaluasi menyeluruh terhadap mekanisme pelaporan dan validitas data yang masuk ke Puskesmas maupun Dinas Kesehatan.
"Jangan-jangan, datanya memang belum ter-update. Bisa saja laporan dari kader belum seluruhnya ter-input dengan akurat. Tapi ini tidak bisa jadi alasan untuk mengendurkan upaya," tegas Denny.
Denny menyentil pentingnya menjadikan isu ini sebagai prioritas kerja bersama, bukan sekadar indikator angka yang dibahas setahun sekali. Menurutnya, konsolidasi antara kelurahan, Puskesmas, dan Dinkes perlu diperkuat agar data yang tersaji benar-benar merefleksikan kondisi lapangan.
Baca Juga: Kerjasama Kostrad Cijantung dan Bulog, 110 Karung Beras Ludes di GPM Kelurahan Pondokjaya Depok
Meski diliputi kegelisahan data dan fakta, acara Rembuk Stunting kali ini bukan tanpa harapan. Ada komitmen yang ditegaskan: bahwa setiap anak di Pondok Jaya berhak atas masa depan yang lebih sehat. Dan itu tidak bisa menunggu data yang sempurna.
“Satu anak saja yang stunting, itu jadi tanggung jawab kita semua,” tandas Denny. ***
Artikel Terkait
Mengintip Upaya kelurahan Pondokjaya Depok Wujudkan Lingkungan Sehat : Perketat Kawasan Tanpa Rokok, Lurah Edukasi Pelaku Usaha
Sinergitas Kelurahan Pondokjaya Depok dan Mahasiswa KKN, Bangun Kesadaran Hukum dan Ketahanan Sosial
Kelurahan Pondokjaya Depok Santuni Puluhan Yatim, Beri Bantuan Perlengkapan Sekolah Hingga Alat Tulis
Pondokjaya Depok Bentuk Pusat Kreativitas Anak
Kerjasama Kostrad Cijantung dan Bulog, 110 Karung Beras Ludes di GPM Kelurahan Pondokjaya Depok